Pengharapan Yang Hidup Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M.Th

1 Petrus 1:3-5, Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”

          Kita akan sama-sama melihat tema “Pengharapan Yang Hidup” dari 1 Petrus 1:3-5 dan kita akan konsentrasi pada ayat yang ke 3 saja: Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Terjemahan ayat ke-3c oleh LAI yaitu “hidup yang penuh pengharapan.” Namun terjemahan LAI ini kurang tepat. Harusnya “dalam hidup pengharapan yang baru.” Karena itulah saya sempurnakan menjadi tema “Pengharapan Yang Hidup”. Yang mana dikaitkan juga dengan Amsal 11 : 7, Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia. Dan Yeremia 17 : 13, Ya Pengharapan Israel, TUHAN, semua orang yang meninggalkan Engkau akan menjadi malu; orang-orang yang menyimpang dari pada-Mu akan dilenyapkan di negeri, sebab mereka telah meninggalkan sumber air yang hidup, yakni TUHAN.

Saudara yang terkasih dalam nama Tuhan, apakah setiap manusia yang hidup pasti memiliki pengharapan? Ya, setiap kita hidup selalu memiliki pengharapan. Pada waktu kita mandi dan mempersiapkan diri datang ke Gereja ini, kita memiliki pengharapan. Pada waktu kita mempersiapkan nilai kerja dan studi, kita punya pengharapan yang selalu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah. Kita akan melihat bagaimana pengharapan yang bersifat lahiriah harusnya berkaitan dengan pengharapan yang bersifat mulia dan kekal. Seharusnya kita mengerti pengharapan yang kekal dan sementara supaya kita menjadi orang Kristen memiliki satu nilai energi hidup untuk membuat satu nilai pengharapan – pengharapan yang Tuhan berikan untuk dikaitkan dengan pengharapan – pengharapan yang kekal. Bagaimana kita tahu bahwa pengharapan yang kita miliki itu bersifat mulia dan kekal adanya? Apa yang menjadi dasar atau jaminan dari pengharapan kita yang mulia itu?

Dalam ayat ke-3a dijelaskan oleh rasul Petrus agar setiap kita harus senantiasa memuji Tuhan. Mengapa kita memuji Tuhan? Alasan yang paling hakiki kita memuji Tuhan Yesus Kristus adalah karena Tuhan Yesus yang menyelamatkan kita. Orang biasanya memuji akan Tuhan karena alasan lahiriah. Punya kesehatan, karier yang baik, kekayaan dan kenikmatan maka kita menganggap hal itu memang biasa terjadi. Apakah kita menolak itu semua? Tidak. Segala sesuatu yang ingin Tuhan lihat adalah sampai sejauh mana kita bisa bersyukur dengan apa yang kita dapat, bukan memuji berdasarkan apa yang kita dapat. Maka di dalam bagian ini kita percaya apa yang kita terima daripada Tuhan selalu ada pengujian. Waktu kita diberi banyak, Tuhan akan uji sampai sejauh mana kita melihat ini. Kalau akhirnya kita terikat dengan yang kita miliki dan akhirnya menyombongkan diri di depan Tuhan, Tuhan tidak akan memberkati kita kembali. Karena level kita belum siap untuk hidup diberkati mendapatkan sesuatu yang lebih banyak. Jemaat di Smirna diizinkan Tuhan selalu miskin, tapi Tuhan menonjolkan jemaat Smirna memiliki kekayaan rohani yang sangat luar biasa. Sehingga jemaat Smirna disebut setia sampai mati walaupun banyak mengalami penderitaan demi penderitaan. Bahkan mereka disiksa sampai mati pun tetap setia sampai mati. Tapi sebaliknya jemaat Laodikia yang dipenuhi kekayaan tidak lagi hidup mengutamakan Tuhan tapi memanjakan diri dan terus mencari kepuasan-kepuasan diri yang tidak henti-hentinya akhirnya dihina dan dibuang oleh Tuhan. Kita percaya ketika jemaat-jemaat di Kapadokia, Galatia, Bitinia dan semua yang di Asia Kecil yang dilayani oleh Petrus mengalami penderitaan, kesulitan, himpitan bukan berarti mereka adalah orang yang dibuang Tuhan. Justru di dalam semua itulah akan muncul nilai kemuliaan Tuhan melalui seluruh kehidupan mereka. Disini kita belajar bagaimana seharusnya kita menjadi orang Kristen yang selalu melihat apa yang kita terima secara lahiriah sebagai ucapan syukur dan tidak jatuh dalam kesombongan. Malahan dalam kesulitan, penderitaan dan himpitan pun kita bersyukur karena berarti memang Tuhan melihat kita waktunya belum tiba.

Kenapa disini kita kaitkan memuji Tuhan berkaitan dengan keselamatan? karena kita percaya sekali anugerah yang terbesar yang Tuhan berikan kepada kita yaitu keselamatan. Keselamatan yang kita terima bersifat anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita yang sifatnya pasti dan tidak bisa hilang. Maka didalam bagian inilah kita harus senantiasa memuji nama Tuhan untuk keselamatan yang diberikan kepada kita. Bagaimanakah Tuhan menyelamatkan kita? Di dalam bagian ini rasul Petrus langsung mengatakan Tuhan menyelamatkan kita melalui rahmatnya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Jadi disini kita percaya bagaimana kita diselamatkan yang bersifat anugerah melalui daripada kelahiran kembali oleh kebangkitan Yesus Kritus dari antara orang mati. Ini menjelaskan kepada kita kuasa keselamatan adalah kuasa yang selalu bekerja dalam ruang dan waktu sampai Kristus datang kembali. Disini dikatakan juga dalam Roma 5:2-5, bahwa pengharapan kita itu adalah satu pengharapan yang pasti dalam Kristus. Kenapa kita selalu punya pengharapan? Karena di dalam pengharapan itu ada kuasa untuk semakin lama kita semakin tahan dalam ujian. Ini berarti menjelaskan kepada kita orang yang sudah hidup didalam Tuhan, selalu bisa dilatih oleh Tuhan melalui ujian lepas ujian, akhirnya dia punya pengharapan demi pengharapan.

Apa arti kelahiran kembali? Di sini kita melihat kelahiran kembali itu diberikan oleh Tuhan dari atas ke bawah secara spiritual sehingga kita bukan lahir baru secara lahiriah. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita disebut seorang kristen bukan karena kita lahir dalam keluarga Kristen. Kita disebut Kristen yang sejati bukan karena kita yang memilih Kekristenan cocok atau tidak cocok. Kekristenan karena kita menyadari siapa Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Kita menyadari keberdosaan kita, kehinaan kita, anugerah Tuhan yang besar yang menyelamatkan kita dan mengampuni seluruh keberdosaan kita. Kita punya aspek surrender (menaklukan diri) dan mengakui Yesuslah Tuhan dan Juruselamat. Peristiwa itu adalah peristiwa kelahiran kembali yang dikerjakan dari atas ke bawah melalui pekerjaan Allah Roh Kudus. Kadang-kadang kita tidak tahu kapan karya kelahiran kembali oleh Roh Kudus itu terjadi pada kita.

Untuk apa kita dilahirkan kembali? Di dalam bagian ini jelas sekali dikatakan kita harus mengalami kelahiran kembali untuk kita boleh berelasi dengan Tuhan untuk menikmati setiap kesulitan demi kesulitan, kelimpahan demi kelimpahan, kelancaran demi kelancaran, tantangan demi tantangan dalam Tuhan. Tapi lebih jauh Alkitab mengatakan kita dilahirkan kembali untuk menghidupkan kita kembali. Kita lahir secara lahiriah maka kita punya hidup secara lahiriah. Kita bisa makan, minum dan melihat dan segala sesuatu. Tapi Alkitab dengan jelas mengatakan dahulu kita adalah orang yang mati rohani, budak dosa, hidup dalam kedagingan, dan tunduk kepada penguasa-penguasa kerajaan angkasa yaitu setan. Dahulu kita adalah orang yang hidup dimurkai oleh Tuhan seperti dalam Efesus 2:1-3, Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” Tetapi dalam Efesus 2:4-5 dengan jelas mengatakan melalui kebangkitan Kristus kita dihidupkan kembali. Artinya kita diubahkan statusnya: tidak lagi mati rohani, namun kita memiliki status yang baru, gairah yang baru, dan tujuan yang baru. Yakobus 1:18 mengingatkan kepada kita tentang pengharapan yang baru yang tidak kelihatan tapi pengharapan itu adalah sesuatu yang bersifat kekal dan agung adanya.

Untuk apa kita dilahirkan kembali? Supaya kita memiliki satu pengharapan yang hidup. Jadi didalam Tuhan Yesus Kristus kita mendapatkan pengharapan yang hidup. Tadi kita membaca bagaimana Alkitab menjelaskan kepada kita, bahwa pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya. Orang fasik tidak akan mendapatkan keselamatan, karena kematian mereka adalah kematian kebinasaan total dan mendapatkan penghukuman kekal. Dan kematian orang fasik yang ketiga mereka akan mendapatkan penderitaan-penderitaan yang bersifat terus menerus dan harapan orang jahat selalu akan menjadi sia-sia. Didalam Yeremia 17:13 mengingatkan kepada kita bagaimana nabi Yeremia mengingatkan orang-orang di Israel supaya mereka senantiasa punya pengharapan yang terus menerus kepada Tuhan.

                Jadi disini kita belajar jikalau kita terus punya pengharapan kepada Tuhan dan kita tidak pernah meninggalkan Tuhan, kita tidak mau menyimpang daripada jalan yang sudah ditetapkan Tuhan, maka Tuhan akan selalu memberikan kepada kita pengharapan-pengharapan yang baru seperti air hidup. Jadi anak-anak Tuhan tidak pernah seperti mengalami kekeringan rohani. Seperti jemaat di Asia Kecil, Galatia, Pontus, Kapadokia, Bitinia, mereka adalah jemaat Tuhan yang tidak mungkin jatuh sepanjang mereka hidup benar, tidak akan lenyap imannya sepanjang mereka terus mengandalkan Tuhan. Di dalam Efesus 2:12, bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.  Dikatakan dengan jelas bagaimana pengharapan yang tidak kelihatan tapi selalu bisa bekerja mendorong kita untuk senantiasa memiliki satu pengharapan yang hidup dalam situasi apapun juga. Apa jaminan dari pengharapan yang hidup ini? Melalui kebangkitan Yesus Kristus kita mendapatkan jaminan memiliki pengharapan yang kekal. Pengharapan yang hidup adalah pengharapan yang bersifat kekal. 1 Korintus 15:14, 17, 18 dengan jelas mengatakan di dalam Kristus melalui kebangkitan-Nya kita memiliki satu pengharapan. Kristus bangkit pada hari yang ketiga membuktikan Dia tidak kalah, Dia menang atas kematian. Dan pengharapan yang sama kepada Kristus yang memiliki hidup kita. Selayaklah kita harus bersyukur karena jaminan pengharapan hidup kekal ternyata diberikan oleh Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan yang menebus akan dosa-dosa kita. Kita percaya Kristus menjamin pengharapan kita dan Kristus tidak mungkin ingkar janj. Apa yang dikatakan Tuhan semua digenapi. Kebangkitan Kristus membuktikan satu nilai loyalitas bahwa Dia layak disebut Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi. Tidak ada pemuka agama di dunia yang bangkit kecuali Yesus Kristus. Dalam 1 Korintus 15:14&17 mengatakan: “Jikalau Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah kepercayaan kita”. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan: “Dia bangkit membuktikan Dia hidup”.

                Kalau begitu apa itu pengharapan yang hidup yang mulia dan yang kekal? Pertama, pengharapan yang hidup adalah energy hidup untuk mencapai apa yang baik, benar, mulia, adil, suci, manis dan sedap didengar. Standar moral semua agama adalah hidup yang baik. Apa yang benar berkaitan dengan nilai daripada etika. Kedua, Etika kita harus punya kandungan kebenaran. Ketiga mencapai apa yang mulia berkaitan dengan dignity kita, integritas kita dan nama baik kita.  Jangan kita hancurkan diri hanya karena ingin mencapai sesuatu bisnis dengan untung besar dan kepopuleran dimana menghancurkan dignity kita. Keempat, energi hidup spiritualitas daripada pengharapan itu akan memampukan kita mengambil akan setiap putusan yang bersifat adil. Kelima, energi hidup itu akan memampukan kita punya standar kesucian dalam nilai hati kita. Jadi disini kita belajar bagaimana dalam situasi apapun juga kita membutuhkan pengharapan yang hidup itu sebagaimana yang dialami oleh jemaat di Asia Kecil, Kapadokia, Pontus, Galatia, Filipi, dan Bitinia. Pengharapan yang hidup itu memampukan mereka ditengah-tengah kesulitan tidak menista Tuhan. Maka disinilah kita belajar ditengah-tengah situasi apapun juga yang terjadi, jangan lupa Tuhan kita Tuhan yang ajaib dan Firman Tuhan menjadi sumber kekuatan iman kita. Semua itu menjadi sumber pengharapan kita yang baru yang memampukan kita untuk menghadapi segala sesuatu.

Di sini bisa kita simpulkan ayat ketiga ini sangat penting untuk jemaat di perantauan yang sedang menderita, karena ayat ini menunjuk kepada pengharapan yang hidup. Hal yang sama dalam konteks murid-murid dan para pengikut Yesus yang mengalami kesedihan dan kehancuran hati karena mengetahui bahwa Tuhan Yesus mati. Maka murid-murid mengunci pintu, bahkan mereka menutup jendela karena ketakutan, kesedihan, dan kehancuran hati. Tetapi pada waktu mereka mengunci pintu Kristus hadir ditengah mereka dan berkata “damai beserta dengan engkau”. Kehadiran Kristus langsung mengagetkan mereka. Kehadiran Kristus juga menimbulkan sukacita dan pengharapan yang pasti bahwa pada waktu Tuhan mengatakan Dia akan bangkit pada hari yang ketiga ternyata terbukti Dia bangkit. Dan murid-murid langsung memiliki satu pengharapan yang luar biasa, memiliki satu semangat yang luar biasa, memiliki keberanian yang luar biasa untuk melayani Yerusalem dan sekitarnya. Kristus Tuhan dan Juruselamat kita, Dia layak menjadi sumber daripada seluruh daripada pengharapan kita. Dalam Roma 12:12, dikatakan: “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”. Dan 1 Petrus 3:15 dikatakan “tetapi kuduskanlah Kristus didalam hatimu sebagai Tuhan dan siap sedialah pada setiap waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban daripada kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. Setiap orang akan bertanya kepada kita ketika kita selalu punya pengharapan didalam penderitaan. Kenapa dalam kesulitan dan penderitaan kita masih bisa tetap tersenyum, punya kesabaran dan ketekunan? Disitulah kesempatan kita untuk menyaksikan Kristus sebagai sumber kekuatan kita.

                Jemaat di Asia Kecil, jemaat di Kapadokia, Filipi, Galatia, Pontus dan Bitinia yang kebanyakan orang-orang Yahudi yang sedang menderita dan mengalami kesulitan demi kesulitan. Saya percaya sekali Tuhan akan pakai semuanya itu untuk menyaksikan Tuhan yang hidup yang bisa menghidupkan mereka. Mereka bisa menyaksikan Tuhan yang kuat, yang bisa menguatkan mereka menghadapi penderitaan dan kesulitan itu. jadi kita harus bersyukur jikalau kita dikasih sakit penyakit dan penderitaan. Kalau Tuhan mau dan Tuhan ijinkan dalam kedaulatan Tuhan ternyata melalui kekayaan mungkin kita bisa memuliakan Tuhan. Tapi melalui kemiskinan kita juga bisa memuliakan Tuhan. Siapa bilang Fanny Crosby orang kaya. Fanny Crosby tidak punya rumah, harus mengontrak dari rumah ke rumah. Setiap hari dia berjalan 60 – 70 mil dengan suaminya yang sama-sama buta untuk melayani Tuhan. Bayangkan 2 orang buta pergi melayani Tuhan mengabarkan Injil sembari bernyanyi. Setelah pulang ke rumah, ternyata banyak orang berteriak-teriak minta dilayani dengan Firman dan nyanyian serta ada juga minta makan. Dia miskin tapi membuat banyak orang kaya, dia kekurangan tetapi membuat orang-orang lain akhirnya menemukan siapa Tuhan Yesus. Melalui kebutaan dia diijinkan Tuhan untuk dipakai memuliakan Tuhan. Mencapai pengharapan kita secara lahiriah itu baik. Tapi ingat hal-hal yang lahiriah harus dikaitkan dengan pengharapan spiritualitas yang bersifat mulia dan kekal. Jangan kita membangun satu pengharapan hanya untuk kemuliaan diri, itu dosa. Biarlah melalui usaha kita nama Tuhan dipermuliakan. Melalui uang yang kita dapat, kita boleh sisihkan untuk pekerjaan Tuhan. Melalui studi kita Tuhan dipermuliakan. Kepintaran kita bukan karena hebatnya kita, tapi karena motivasi dan semangat kita. Disitulah kita akan mengerti aspek Soli Deo Gloria. Roma 11 : 36 dikatakan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Itu yang disebut segala kemuliaan hanya bagi Allah.

Maka marilah kita bangun pengharapan kita yang hidup, yang mana nilai-nilai lahiriah dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat spiritualitas yang mulia dan kekal. Dan disitulah kita belajar bagaimana Tuhan akan pakai kita dalam situasi apapun juga. Jadi inilah penghiburan yang luar biasa daripada surat Petrus untuk jemaat-jemaat di Galatia, di Filipi, di Kapadokia, di Pontus, di Bitinia, dan ditempat-tempat Asia Kecil lainnya sehingga mereka bersyukur atas segala keadaan mereka. Ternyata mereka bukan saja disebut umat pilihan Tuhan karena mereka dipilih Tuhan, ternyata mereka bahagia dan dijamin pengharapannya dalam Yesus Kristus.

Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – L.S

Peperangan Rohani Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M. Th

Efesus 6:10-20

Paulus memberikan satu nilai realita mengenai peperangan rohani yaitu suatu perjuangan dimana kita bisa mempertahankan iman kita dengan benar di tengah tengah zaman yang mungkin bisa merusak iman. Kuat di dalam Tuhan berdasarkan kuasa firmannya, dan kita diminta untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tapi melawan penguasa-penguasa, pemerintah – pemerintah, melawan penghulu-penghulu di udara, melawan roh-roh jahat di udara. Yoh 8:44, Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Iblis ada karena melawan Tuhan. Kenapa dia melawan Tuhan? karena dia sombong. Iblis ingin sama seperti Tuhan. Iblis selalu mau menjatuhkan anak Tuhan dan menjauhkan relasi anak Tuhan. Iblis berhasil menjatuhkan adam dan hawa sehingga akhirnya relasi manusia dengan Tuhan menjadi rusak. Manusia berdosa mengalami kematian rohani. Orang yang berada diluar Tuhan Yesus bisa dimatikan oleh iblis. Tapi iblis tidak mungkin mengganggu jiwa orang percaya kepada Kristus. Ini menunjukan kepada kita bahwa iblis tidak berkuasa atas jiwa kita. Hal ini juga sama, ketika iblis diizinkan untuk mencobai Ayub tapi tidak diizinkan mengambil jiwanya. Inilah yang membedakan hidup kita dalam anugerah Tuhan.

Kita bersyukur melalui Efesus 1-6, kita belajar betapa pentingnya setiap orang Kristen memiliki fondasi iman, mengenal siapa Kristus dan memiliki struktur iman yang dibangun berdasarkan nilai-nilai Kristus. Dalam Efesus 6, Paulus mengajarkan kepada kita dalam menjalankan keluarga sesuai dengan kehendak Tuhan dalam firmanNya. Semua bisa konsisten dijalankan kalau kita hidup senantiasa dalam peperangan iman. Dalam bagian ini kita akan diberitahu oleh Rasul Paulus, ada oknum yang disebut setan yang tidak suka jikalau melihat anak-anak Tuhan konsisten menjalankan imannya. Setan tidak suka kalau hidup kita memiliki kuasa sebagai anak-anak Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Setan tidak suka kalau hidup kita mengekspresikan hidup sebagai warga kerajaan surga. Setan juga tidak suka kalau hidup kita dipimpin oleh Kristus. Semua orang Kristen harus mentuhankan Kristus, bukan hanya secara rasio tapi juga secara nilai kehidupan.

Disini kita melihat dalam ayat yang 10-20, kita akan belajar perlahan-perlahan bagaimana kunci kita bisa berdiri teguh di tengah-tengah godaan setan, tawaran dunia dan segala kesulitan demi kesulitan. Ternyata tidak lain adalah anugerah Tuhan di dalam Firman-Nya. Orang Kristen harus sadar bahwa hidup adalah peperangan rohani. Hidup ini tidak boleh dinikmati sampai kita terlepas dari kewaspadaan atas peperangan rohani ini. Kita melihat ada tiga hal:

  1. Rancangan Tuhan “Hidup Baru didalam Kristus” VS Rancanang Setan “Hidup Lama Didalam Dunia”. Kenapa kita perlu hidup baru? Karena kita telah mengalami keberdosaan, maka dosa mempengaruhi cara berpikir, perasaan, kehendak dan sikap kita yang bersifat duniawi. Efesus mengingatkan kita, dahulu kita adalah orang yang mati rohani maka kita adalah budak-budak dosa. Hidup kita senantiasa diikat oleh kedagingan dan dimurkai oleh Tuhan. Tapi di dalam Kristus kita menerima hidup yang baru. Umat Tuhan di dalam Kristus akan mendapat pola pikir, rasa, serta desire yang baru dalam seluruh sikapnya. Bisa konsisten di dalam Kristus jikalau hidup kita terus berpusat pada kristus dalam peperangan rohani ini. Kita juga melihat bahwa rancangan setan adalah kita dihisap kembali dalam kehidupan lama di dalam hal dunia. Setan paling mengerti kelemahan-kelemahan kita. Setan akan terus menyerang kelemahan-kelemahan kita sampai kita kembali jauh dari Tuhan.
  • Rancanangan Tuhan “Hidup Dalam Kesatuan sebagai Tubuh Kristus” VS “ Hidup Didalam Tembok-Tembok Pemisah (Suku, Ras, Pendidikan, Status). Union with Christ (Kesatuan dengan Kristus) karena kita sudah diperdamaikan dengan Kristus. Kita bukan musuh-musuh Allah, melainkan kita sudah dijadikan sahabat-sahabat Allah. Ketika Union with Christ menjadi Unity in Christ, maka hidup kita bersatu untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Kesatuan kita akan mengalami kesatuan yang kuat dalam melakukan pekerjaan yang bersifat kekal seperti yaitu penginjilan. Kesatuan orang Kristen yang tertinggi adalah bagaimana mereka bersatu untuk memuliakan nama Tuhan. Bukan bersatu untuk menikmati makan bersama. Makan bersama itu hanyalah alat untuk membangun keakraban kita, tapi setelah kita akrab kita harus semakin bersatu untuk memenangi jiwa-jiwa.
  • Rancangan Allah “Hidup didalam Damai Sejahtera dan Harmonis (tabur dengan Firman Tuhan)” VS Rancangan Setan “Hidup di dalam dosa, perselisihan, iri hati (tabur : benih-benih dosa)”. Rancangan Tuhan adalah keharmonisan hidup kita dengan sesama, dengan diri, dengan Tuhan dan dengan alam. Maka siapa yang hidupnya beres dengan Tuhan, ia akan menerima diri. Siapa yang menerima diri, dia akan senantiasa berdamai dengan sesama dan mencintai damai dengan alam. Dalam pekerjaan Allah Roh Kudus, Tuhan akan memampukan kita membaca dan menghidupi Firman Tuhan. Dalam 2 Timotius 3:16 berkata Firman Tuhan itu baik untuk mengajar kita, menyatakan kesalahan kita, memperbaiki hal-hal yang salah dalam diri kita, mendidik kita untuk melakukan pekerjaan yang baik (Efesus 2:10). Pekerjaan yang bersifat kekal di dalam Tuhan. Ini adalah hal yang mulia. Sebaliknya setan akan menabur dosa dalam diri kita agar kita terus hidup dalam dosa. Kiranya rancangan Tuhan Allah nyata dalam hidup kita bukan rancangan Setan.

Perkembangan Dunia Modern dan Kehancuran Akhlak.

Kita lihat perkembangan-perkembangan dunia begitu luar biasa. Dunia punya tv, internet, dvd, film, music semuanya sekarang sudah terangkum dalam satu alat yaitu di handphone. Yang harus kita sama-sama renungkan adalah bagaimana melalui iman Kristen kita menebus dan memanfaatkan semua perkembangan yang ada untuk pelayanan. Harusnya budaya modern kita tebus untuk hal-hal yang mempermuliakan Tuhan. Di sisi lain mungkinkah karena perkembangan budaya ini kita hancur? Mungkin. Beberapa waktu yang lalu kita membaca surat kabar, kita sangat kaget ada anak umur 5 tahun masuk penjara karena memperkosa anak umur 4 tahun. Ada anak kecil sudah mengerti homoseksual. Anak bisa menjadi kreatif karena teknologi tapi anak rusak juga karena teknologi. Ada anak yang umur 14 tahun sudah beberapa kali aborsi. Padahal ada wanita yang mau punya anak tapi begitu susah. Tapi ini masih kecil sudah beberapa kali aborsi. Ternyata kehancuran akhlak juga ada dalam orang yang berpolitik. Ingin dapat kekayaan, kekuasaan dan kepopuleran. Banyak politikus yang hancur akhlkaknya. Ada yang baik tapi sedikit. Mereka akhirnya juga terjebak dalam narkoba, amoralitas dan segala sesuatu. Disinilah tugas gereja untuk merebut mereka dari keberdosaan melalui penginjilan untuk mereka kembali hidup dalam Kristus. John Owen (tokoh Puritan) terus berteriak tentang pentingnya kita mengetahui bahwa ada dosa yang  bersembunyi (musuh yang bersembunyi / indwelling sins). Setiap kita harus sadar kita punya potensi untuk jatuh dalam dosa, dan ini harus terus diperangi supaya tidak jatuh dalam dosa.

Asal Mula Setan dan Kejatuhannya

Firman Tuhan tadi mengingatkan kepada kita untuk kita berdiri teguh dan kembali kepada Firman dan memakai semua senjata Allah untuk melawan tipu muslihat iblis. Maka darimana setan datang? Apakah setan dicipta memang setan? Alkitab mengatakan Tuhan mencipta segala makhluk termasuk malaikat. Jadi malaikat dicipta Tuhan untuk melayani Tuhan. Tapi ada beberapa malaikat yang ingin menyaingi Tuhan, mereka jatuh dalam kekekalan, itulah yang disebut iblis. Banyak orang yang mengatakan iblis disebut bintang timur, Lucifer. Iblis terus ingin menyamai Allah. Pada waktu iblis mencobai Adam dan Hawa, iblis juga bilang makan saja maka adam hawa akan seperti Allah. Bisa kita simpulkan, setan jatuh karena kesombongannya. Setan jatuh karena hikmatnya sendiri. Setan tidak lagi diwakili dengan wajah yang seram, setan itu wajahnya seperti malaikat terang. Kalau Alkitab berkata, hati-hati ada rasul palsu, setan mengambil rupa seperti malaikat terang. Jadi zaman sekarang pun orang-orang yang dikuasai setan itu wajahya tidak seperti setan. Itu setan yang ketinggalan zaman. Sekarang mukanya bagus-bagus. Mereka tampil sebagai artis, figure-figur yang dihormati. Banyak artis yang suaranya bagus, tapi mereka tidak hanya jual suaranya tapi satu paket juga jual tubuhnya. Disitu kita baru tahu mereka orang-orang sombong.

Pekerjaan Penyesat dan Siasat Setan diantaranya:

  1. Siasat Pemutarbalikan Firman Tuhan (Kej. 3:1-5; 2 Kor. 11:3). Setan selalu menanamkan satu hal yang membuat kita meragukan firman Tuhan dan menyangkalinya bahkan memutarbalikkan kebenaran dengan tipu muslihat. Bagaimana kita bisa membedakan suara Tuhan melalui Allah Roh Kudus dengan suara setan? Ini jelas beda, suara Tuhan melalui Allah Roh Kudus membuat kita mencintai kebenaran dan mau hidup dalam kebenaran. Suara Roh Kudus akan menggerakan kita untuk hidup bagi Tuhan dan mencintai kesucian. Tapi suara orang lain, bersifat otorier, hanya bisa menguatkan berdasarkan apa kata orang itu. Kalau orang itu berbicara berdasarkan Firman maka itu bisa membantu kita untuk mengerti Firman. Mungkin saja iblis menanamkan keraguan dalam diri kita tentang Firman Tuhan. Apakah benar Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat? Ah, ada keselamatan dari tempat lain. Aku jadi orang Kristen tidak cocok, karena orang Kristen itu monogami aku cocoknya pindah agama ke yang dukung poligami. Siapa yang menyangkal Firman Tuhan, itu dosanya seperti Roma 1:18-19, yang mengaku mengenal Tuhan tapi menjadi orang yang lalim dan menekan kebenaran. Orang itu akan dibuang dalam dosa, dan akhirnya dosa itu akan menghancurkan diri kita sendiri. Hidup kita harus senantiasa di dalam Kristus, dan terus memikirkan firman Tuhan yang suci, benar, adil, bijak, mulia.
  • Setan Mengelabui dengan Tawaran yang Indah (Mat. 4:1-11; Kis. 5:3). Dalam pencobaan di padang gurun yang dialami oleh Tuhan Yesus (Matius 4:1-11), Setan mengatakan sembahlah aku supaya bisa dapat seluruh kerajaan dunia. Tapi Tuhan Yesus bilang tidak, kita hanya boleh menyembah Tuhan. Berarti setan bisa beri kekayaan, kekuasaan dan kenikmatan dunia. Berdoalah semoga setiap anak Tuhan bisa berdiri teguh tidak termakan tawaran – tawaran indah. Paulus mengajak jemaat Efesus, jangan terjebak dengan dewa Artemis, dewi Diana, penyembahan Yunani dan tawaran seksualitas dari pelacur bakti maupun tawaran pengobatan dari dewa-dewa. Pada saat itulah mereka harus kembali kepada Tuhan.

Setan adalah bapa segala dusta. Siapa yang suka bohong dia bukan dipenuhi Roh Kudus, tapi dipenuhi spirit setan. Setan mempunyai pendekatan Phenomena dan Neumena. Phenomena, yaitu menyesatkan dengan tidak memakai sifat aslinya.  Dia bisa memunculkan orang Kristen palsu, buah-buah roh yang palsu. Berapa kali saya bertemu dengan orang yang menyesal karena mengetahui sikap suaminya padahal dulu waktu pacaran begitu rohani sekali. Sudah menikah dan segala sesuatu topengnya baru kelihatan. Pendekatan setan yang selanjutnya adalah Neumena, yaitu memalsukan injil. Setan memberi injil palsu (Gal. 1:8), Kebenaran palsu (Roma 10:3), ajaran setan (1 Tim 4:1). Gereja pun bisa disisipin hal-hal ini. Ingatlah bahwa hidup adalah peperangan rohani. Maka ketika Paulus mengatakan berdirilah teguh, lawanlah tipu muslihat iblis.

  • Mengganggu atau Merusak Tubuh Manusia (1 Petrus 5:8). Mungkinkah kita sakit karena setan? Mungkin. Lihat Ayub, setan bisa mendatangkan sakit penyakit ketika Tuhan mengizinkan. Tubuh kita itu bisa diganggu oleh setan karena tubuh kita adalah bait allah (1 Kor 6:19-20 ; Fil 1:20), alat Allah (Rom 6:12-13). Makanya dengan tubuh kita bisa memuliakan Allah. Ada kesaksian dari orang di cina, mereka terus bermain piano untuk memuji Tuhan. Lalu dilarang oleh pemerintah, tangannya dipukul sampai bengkak, tapi setelah bengkak hilang mereka main lagi. Satu kali mereka ketahuan nyanyi buat Tuhan, lalu mulutnya dikasi paku biar tidak nyanyi lagi. Dalam keajaiban Tuhan, berhari-hari dia harus kesakitan tapi akhirnya sembuh dan dia nyanyi lagi buat Tuhan. Tubuh kita juga adalah Harta Allah (2 Kor 4-7), tempat pengujian Allah (1 Kor 9:27). Kita harus mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1).
  • Membuat Buta terhadap Injil / Kehendak Allah (2 Kor 4:4 ; band Ef 5:17 ; Kol 1:9 ; Ef 6:6). Kita harus berdoa supaya kita punya mata yang terang dan tidak pakai kacamata abu-abu. Yang paling berat adalah jikalau seseorang dibutakan mata rohaninya. Hati nurani dibutakan tidak bisa melihat injil, tidak bisa melihat kehendak Allah. Kalau sampai buta orang Kristen tidak mungkin karena sudah ada Roh Kudus. Tapi inilah yang membuat kita susah memberitakan injil karena orang sudah dibutahkan oleh ilah zaman. Tapi kita harus terus berusaha memberitakan injil.
  • Mengacaukan Kehidupan dan usaha anak-anak Tuhan.
  • Mengirim / menggerakan orang jahat (ay 1:12-19)
  • Menumbuhkan orang jahat (Mat 13:38-39)
  • Merampas Firman Allah (Mat 13:19)
  • Menghancurkan kehidupan para janda / duda (1 Tim 5:15)
  • Penderitaan Hidup (Ayub ; Luk 22:31-32 ; Wah 2:10a)

Kita harus sadar itulah pekerjaan setan. Firman Tuhan berkata berdirilah teguh dan lawanlah semua tipu muslihat setan.

Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – L.S

Seni Mendisiplinkan Anak dalam Terang Firman Tuhan Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M. Th

Efesus 6:1-4

Disiplinkanlah anak-anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Ini adalah prinsip FT dan saya percaya Paulus memahami prinsip-prinsip dalam perjanjian lama. Bagaimana kita tahu anak kita taat dan menghormati kita? yaitu mereka segan dengan kita sehingga anak tidak berani melanggar perintah orangtua (1 Tim. 3:4). Amsal 13:2 mengatakan: “Kebodohan melekat pada hati orang muda.” Jadi pada waktu kita memberikan disiplin adalah karena anak-anak kita sejak dia lahir sudah punya benih dosa, jiwa pemberontakan, melawan dan mengecewakan kita. Maka Firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak itu kurang hikmat. Firman Tuhan mengatakan “tetapi tongkat didikan akan mengusir itu daripadanya”. Tongkat adalah gambaran disiplin. Ini menunjukan kepada kita bagaimana pentingnya kita untuk mempunyai program yang jelas, anak kita tiga tahun mau jadi apa, lima tahun mau jadi apa, semuanya harus kita desain dengan baik dan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan saja. Firman Tuhan mengatakan bagaimana kita mengasihi anak kita, apakah harus dengan memberi semua fasilitas? Bukan. Yang paling utama adalah dengan memberikan kepada anak kita pengajaran Firman Tuhan. Inilah yang sering hilang pada zaman ini. Banyak orang tua yang ingin menjadi orangtua yang baik, akhirnya apapun (materi) yang diinginkan anak diberikan. Orang tua lupa memberi sesuatu yang bersifat spiritual. Ulangan 6 mengajarkan kepada kita, “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakmu” (ay.7). Ini adalah hadiah yang terbesar untuk anak kita yaitu pengajaran akan firman Tuhan. Mazmur 78:7, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya,”  mengingatkan kepada kita bagaimana kita harus mengajarkan perbuatan Tuhan yang ajaib. Supaya anak kita menyadari bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak akan membiarkan kita mengalami kesulitan jikalau kita sungguh-sungguh hidup bagi Dia. Tuhan akan senantiasa menolong. Berdoa adalah hal yang kecil, tapi pada saat itulah kita mendemontrasikan Tuhan akan memampukan mereka di tengah kelemahan dan kesulitan yang dialami. Sebagai orangtua kita harus bisa mengajarkan kepada anak-anak, sehingga mereka menyadari bahwa Tuhan itu layak dipercayai, dihadirkan, dan kita boleh bergantung dalam segala hal. Firman Tuhan mengingatkan, bicarakanlah itu di rumah pada waktu duduk.

 “Haruslah engkau mengikatnya sebagai tanda menjadi lambang di dahimu” (Ulangan 6:8) inilah orang Yahudi, tapi yang penting adalah komitmen bukan perlunya tanda. Untuk mengingatkan keluarga kita adalah keluarga yang melayani Tuhan. Untuk mengingatkan keluarga kita adalah keluarga yang beribadah, tidak perlu dengan simbol yang penting adalah komitmen. “Haruslah engkau menuliskan pada tiang-tiang pintu rumahmu dan daripada pintu gerbangmu” yaitu hal-hal firman, pekerjaan Tuhan.

“Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya” (Amsal 6:23). Di dalam kita mendidik anak kita, kita perlu adanya pelita hidup yaitu dari Firman Tuhan. Kapan diberikan? Sejak dini untuk anak-anak. Pada waktu kita mengajarkan Firman kepada anak-anak kita, itulah pelita dan cahaya hidupnya. Mau dibawa kemana mereka, itulah menentukan kualitas pengajaran kita.

“Teguran yang mendidik itulah jalan kehidupan” (Amsal 6:23.b). Teguran yang mendidik, bukan teguran yang merusak. Kita dalam menegur anak tidak boleh menghina. Kita dalam menegur anak harus membangunkan supaya dia punya kesadaran untuk kembali kepada jalan yang benar.  Amsal 12:1 dikatakan, siapa mencintai didikan mencintai pengetahuan. Artinya kita mendidik berdasarkan pengetahuan daripada Firman. Siapa menolak didikan adalah dungu. Ini mengingatkan bahwa anak-anak pada intinya tidak suka ditegur. Anak-anak tidak suka diajar tapi kita harus ajar dia untuk mau diajar.

“Siapa yang tidak menggunakan tongkat benci kepada anaknya” (Amsal 13:24). Banyak orang filosofinya mengatakan jangan pukul anak. Kalau anak kita sudah melanggar beberapa kali sampai menghina Tuhan, haruskah kita pukul dia? Pukul! Tuhan berikan disiplin kasih sebelum jatuh dalam dosa. Sesudah jatuh dalam dosa, Tuhan beri disiplin keadilan. Kita melihat dalam Alkitab, Tuhan berkata kepada Adam bahwa seluruh pohon di dalam taman boleh dimakan buahnya. Tuhan memberi kebebasan, tapi Tuhan menuntut tanggung jawab:  “Tetapi pohon yang baik dan jahat, jangan kamu makan, kalau kamu makan nanti kamu mati”. Di dalam kasih diberikan kebebasan ternyata kebebasan yang terbatas. Kalau kita beri anak kebebasan yang tidak punya batas, namanya kebebasan yang kebablasan, tidak ada peringatan. Tuhan beri peringatan. Kita harus jelas, bahwa ketika kita mendisiplinkan anak kita adalah bedasarkan nilai kasih. Beri kebebasan tapi beri batasan. Kasih kepada anak dalam disiplin, justru membuat anak kita tidak jatuh dalam dosa. Kasih yang berbobot, justru punya nilai edukasi dan membawa anak kita supaya dia takut akan Tuhan dan dia menghargai hidup. Kita melihat setelah Adam jatuh dalam dosa, baru kita melihat Tuhan memberikan nilai disiplin dalam keadilan. Diusir dari Taman Eden. Dihilangkan anugerah akhirnya mereka bisa mati, alam tidak lagi bersahabat dengan mereka. Tumbuhan tidak lagi memberikan pertumbuhan kepada mereka, mereka harus berjuang. Binatang bisa membunuh mereka. Semua anugerah ditarik. Mereka dituntut punya tanggung jawab dan kemandirian.

Amsal 23:13-14, “Jangan menolak didikan dari anakmu”. Mungkinkah kita punya anak supaya kita bisa lebih baik di hadapan Tuhan? Mungkin. Makin banyak punya anak, seharusnya orang Kristen makin bijaksana. Anak adalah penguji kesabaran, penguasaan diri dan ketangguhan kita. Anak bisa dipakai Tuhan untuk mendidik kita. Dalam kita berkeluarga ada peperangan rohani yang sangat kuat. Di dalam kita berkeluarga kita punya program misi bagaimana anak kita bisa mengenal Yesus Kristus, dan anak kita sampai mengakui Kristus itu Tuhan dan mengutamakan Tuhan dan melayani Tuhan. Maka program yang paling mulia untuk anak kita bukanlah supaya anak kita dapat S1, S2, S3, itu bisa dicapai, tapi program yang paling mulia adalah supaya anak kita percaya kepada Kristus dan mereka melayani Tuhan. Berapa keluarga yang saya kenal, memprogram anaknya sejak SMP sampai S2 di luar negeri, pulang membawa bencana. Kenapa? mereka hanya punya program secara edukasi, mereka lupa program secara rohani. Anak-anak ada yang jadi ateis, ada yang islam, ada yang homo / lesbi. Mereka tidak disiapkan imannya. Jangan programkan anak hanya berdasarkan standar dunia dalam edukasi. Tuhan berkata kalau anak kita sungguh beriman, hidup takut akan Tuhan, dengan sendirinya Roh Kudus mendorong dirinya punya nilai tanggung jawab.

Baru-baru ini di Sukabumi, pelaku pemerkosaan adalah anak SD kelas 6. Jangan dipikir anak SD lugu dan tidak tahu apa-apa. Mereka sudah matang karena teknologi, internet dan segala sesuatu. Kita sebagai orangtua harus memberikan tongkat kasih dan disiplin keadilan untuk dia tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya. Pada waktu dia menghadapi dunia dalam pencobaan, dia berani berkata tidak.  Anak-anak sekarang harus dididik hati-hati karena setan bisa memakai teknologi untuk merusak mereka. Teknologi baik, tapi teknologi juga bisa menjadi rusak. Teknologi penting, harus diikuti tapi harus hati-hati dengan serangan dan bahayanya. Itu adalah cara setan mencuri waktu efektif kita, dan kita mendapat kesenangan padahal saat itu kita menjadi orang yang tidak produktif.

“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15). Ini harus kita pegang, anak itu harus mendapat tongkat dan teguran yang mendatangkan hikmat sehingga ia tidak mempermalukan kita. “Jika orang fasik bertambah bertambah pulalah pelanggaran, tapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka” (Amsal 29:16). Tongkat dan teguran (disiplin dalam kasih dan keadilan) kalau kita berikan baik-baik kepada anak kita, anak kita makin berkurang pelanggarannya. Kalau makin bertambah pelanggarannya, coba koreksi diri. Lihat nilai hati kita, jangan-jangan hidup kita tidak lagi menyenangkan mereka. Mereka berontak karena kita sering mengecewakan mereka dalam hubungan suami istri, pendekatan dengan anak, dan lain-lain.

“Didiklah anakmu maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan akan mendatangkan sukacita kepadamu” (Amsal 29:17). Jikalau kita mendidik anak kita dengan benar, dikatakan dia akan memberikan kepada kita ketentraman. Sebaliknya anak yang tidak pernah mendapat didikan, ke depan akan mendatangkan masalah. Anak yang mendapat didikan dan teguran akan mendatangkan sukacita bagi kita. Kalau tidak, nanti akan terus merongrong. Kalau datang pasti mau minta uang, minta apalah. Akhirnya waktu kita sudah tua, anak datang kita sedih karena selalu saja bawa masalah. Saya bilang kepada anak saya, di rumah ini tidak boleh ada dosa. Dosa dalam bentuk apapun, entah pikiran, atau perbuatan, semua harus dibuang. Di rumah harus mendatangkan damai.

Kenapa kita perlu beri disiplin? 1) Karena anak kita itu memang suka memberontak. Kalau anak tidak diberi disiplin dan pengertian, nanti dia tidak mengerti bagaimana dia harus berjuang. Dia akan suka memberontak, gampang mengeluh dan malas. 2) Anak tidak akan belajar menghormati otoritas orangtua. 3) Anak akan sulit belajar rendah hati. 4) Mereka tidak akan tunduk kepada Firman.

Mengapa Disiplin itu penting? Untuk anak mengerti bahwa itu sangat penting. Berikan alasan kepada mereka.

1) Untuk mengoreksi dan membentuk sikapnya. Bentuk pendisiplinan adalah untuk membentuk sikap anak. Kalau sikap pikiran, tingkah laku tidak baik coba beri disiplin. Inilah yang disebut manner of life. Sebagai orangtua kita harus tahu standar sikap yang baik itu seperti apa.

2) Untuk mengkoreksi dan membentuk karakter.  Puji Tuhan, acara Bible And Tracking kita membahas tema-tema karakter: penguasaan diri, kesabaran, sukacita, dll. Semua dibahas supaya kita punya karakter yang baik selama Bible & Tracking ini. Disiplin untuk membentuk karakter anak sebagaimana yang alkitab ajarkan. Bukan hanya disiplin untuk kegoisan kita.

3) Untuk membangun hikmat. Ketika kita disiplin yaitu supaya anak kita lebih punya bobot dalam kebijaksanaannya. Dia punya hikmat untuk mengatur waktu. Anak sekarang waktunya banyak terkuras untuk main game dan segala sesuatu. Kita harus mendidik anak-anak untuk memiliki hikmat dalam menggunakan waktu, belajar dan mengatasi kesulitan-kesulitan.

4) Untuk mengembangkan talentanya. Talenta kalian yang paling mulia, kaitkan itu untuk melayani Tuhan. Misalnya dalam hal bermusik, hal tersebut sampai tua pun masih bisa berguna dan masih bisa untuk melayani Tuhan.

5) Untuk memimpin pada jalan Tuhan yang benar. Disiplin adalah supaya kita kembali kepada jalan Tuhan. Disiplin bisa dipakai untuk melatih kepekaan anak karena menggunakan standar yang benar. Kalau anak kita sudah diajarkan yang penting, nanti kalau ada temannya ajak ini/ itu yang buruk dia akan punya kepekaan dan langsung lawan. Dia tahu mana yang benar dan yang jahat. Firman Tuhan begitu penting untuk dijadikan ajaran nilai disiplin supaya anak kita punya kepekaan berani menolak dosa. Biarlah Firman Tuhan mengingatkan kita pentingnya disiplin. Soli Deo Gloria.

Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – L.S

Sikap Seorang Tuan atau Atasan kepada Bawahan Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M. Th

Efesus 6:9 ; Kolose 4:1 ; Roma 2:1

Seorang bekerja harus berpusat pada Kristus. Dia mementingkan suatu kewajiban dengan nilai untuk mempermuliakan Kristus, maka pekerjaannya akan baik. Ini berarti ketika kita bekerja dan menjadi pekerja yang handal, berkualitas, itu bukanlah karena kita melainkan karena anugerah Tuhan. Seorang pekerja kristiani harus memiliki satu nilai ketaatan dalam nilai kerja untuk memuliakan Tuhan. Dia harus punya motivasi bagaimana waktu dia bekerja untuk menggenapkan rencana Allah. Mereka juga mempunyai sikap kerelaan sehingga tidak bersunggut-sunggut. Pekerja Kristiani mempunyai satu tujuan bahwa bagaimana nilai kerja kita semua bias menghasilkan yang terbaik dan mempermuliakan Tuhan.

Kita melihat bagaimana Yusuf yang tidak memiliki latar belakang pendidikan, dijual oleh keluarga ke Potifar dan bekerja sebagai pembantu, tapi akhirnya dia bisa menjadi kepala / manager rumah tangga yang mengelola seluruh usaha Potifar. Alkitab pun mencatat apapun yang dikerjakan Yusuf itu berhasil. Ini menunjukan kepada kita bahwa keberhasilan Yusuf karena Tuhan menyertai. Bahkan ketika di penjara dia bisa menjadi kepercayaan kepala penjara dan semua yang dilakukannya berhasil. Dari sini kita percaya bahwa nilai dari sekolah kita hanyalah alat, title kita hanyalah alat, yang membuat kita berhasil adalah aspek X dari anugerah Tuhan.

Orang yang berkerja untuk Tuhan akan memiliki sikap merendahkan diri. Jadi seorang pekerja kristiani mungkinkah sombong karena jabatan tinggi? Mungkin saja kalau ia hidup jauh dari Tuhan. Mungkin juga dia jatuh karena bergaji besar atau fasilitasnya besar, juga bisa karena dia merasa diri masih muda tapi karirnya sudah baik. Dalam Alkitab ada kisah anak Nebukadnezar, yaitu Beltsazar yang sombong. Ketika Babel mengepung Media Persia dibawah pemerintahan Darius, Beltsazar bukannya membuat strategi perang tapi justru mengadakan pesta. Dia mengundang semua orang pentingnya untuk menikmati hidup, dia ingin menunjukan bahwa dewa Belt yang mereka sembah jauh lebih besar dari dewa-dewa bangsa lain. Beltsazar memakai perkakas Bait Suci orang Yehuda, gelas anggur dipakai minum, kaki dian dipakai untuk penerang. Dia terus menyombongkan diri, yakin bahwa media Persia tidak mungkin mengalahkannya. Saat itulah dia melihat sebuah punggung tangan yang menulis sesuatu di tembok, dia meminta semua orang pintar dan cendikiawannya untuk mengartikan tapi tidak ada yang tahu. Baru ketika Daniel dipanggil, Daniel yang mampu untuk membaca dan menerjemahkan arti tulisan kuno ibrani (akad) tersebut. Mene Mene Tekel ufarsin (Daniel 5:25-28), dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia. Malam itu juga tentara-tentara Darius masuk lewat lubang air dan menyerang mereka, Beltsazar pun mati dibunuh. Jadi, jangan kita menjadi sombong. Perhatikan empat hal yang membuat kita menjadi sombong dalam bekerja : jabatan tinggi, bergaji tinggi, fasilitas besar dan merasa umur masih produktif untuk mencapai karir yang lebih tinggi.

Kita akan melihat empat hal prinsip alkitab khususnya bagi para atasan (Efesus 6:9 ; Kolose 4:1; Roma 2:11) :

  1. Karateristik Keteladanan

Seorang atasan / pimpinan harus memiliki nilai keteladanan. Dalam satu buku yang saya baca tentang sejarah tiongkok, dikatakan bahwa nilai kerja yang membuktikan adalah pimpinan. Di dalam perjuangan, keteladanan, kerja keras yang membuktikan adalah pemimpin. Semangat kerja orang Tiongkok dulu mempengaruhi jepang, tapi mereka belum punya banyak pengetahuan dan menguasai teknologi maka akhirnya Asia ketinggalan Eropa dan Amerika karena merekalah yang punya pengetahuan dan teknologi. Tapi setelah Eropa dan Amerika terlalu mentuhankan pengetahuan dan teknologi, mereka lupa menjadi pekerja keras, akhirnya sekarang semua terbalik. Asia bangkit dalam ekonomi karena mereka punya mental pekerja keras dan selalu bersungguh-sungguh, bahkan sampai 10 jam efektif bekerja. Sebagai orang Kristen kalau kita diminta masuk jam 8, maka kita harus sudah tiba di kantor minimal jam setengah 8. Seorang pemimpin dihormati karena nilai kerjanya. Seorang pemimpin harus punya teladan sehingga waktu dia berhadapan dengan bawahannya dan rekan kerjanya. Setiap bos biasanya minta dihormati dan dilayani tapi Firman Tuhan (Efesus 6:5) mengingatkan kita sebelum kita minta dihormati / dilayani kita harus melakukan itu lebih dulu. Ini menunjukan bahwa rekan kerja / bawahan kita adalah tim sehingga kita tidak menghina atau memperalat mereka. Menghormati / melayani anak buah ini ditunjukan dengan etos kerja yang baik, bukan berarti ketika anak buah kita datang kita menyambut mereka dengan minuman. Kita melayani mereka yaitu ketika mereka membutuhkan saran / strategi / pengetahuan kita, kita mau melayani mereka.  Dalam buku Maxwell, dikatakan bahwa manager handal adalah mereka yang bisa menerjemahkan ide atasannya. Kalau seorang direktur punya ide, tapi managernya tidak bisa menerjemahkan ide tersebut menjadi sebuah system ekonomi yang kuat yang menguntungkan, maka dia bukanlah manager. Setiap kita harus belajar untuk punya nilai penghormatan dan melayani supaya bisa mengerti apa yang mau kita capai, apa yang mau kita kerjakan, strateginya apa. Tapi semua ini ada batasannya. Paradigmanya, pada waktu kita mempunyai keteladanan yaitu karena melalui nilai jabatan dan nilai kerja kita, kita sedang menyaksikan Kristus, bukan menyaksikan diri kita atau pengalaman hebat kita.

  • Karateristik Pendidik

“Jauhkanlah ancaman” (Efesus 6:9), dalam bahasa aslinya juga mengandung arti jangan menggunakan bahasa yang mengandung ancaman/hukuman. Ini mengajarkan kepada kita, menjadi seorang atasan karateristiknya adalah pendidik. Bagaimana kita sebagai atasan menjadikan orang yang ada di bawah kita itu lebih pintar dan lebih pintar lagi. Kalau bawahan kita menjadi lebih pintar, semua nilai kerja akan menjadi lebih cepat pergerakannya karena mereka sudah mengerti dan karena kita sudah berhasil menerjemahkan perintah dengan nilai yang mendidik mereka. Maka sikap kita dengan penuh kasih selalu mau mengajari mereka, bagaimana supaya mereka mengerti apa strategi yang tepat untuk menjalankan dan menyelesaikan dengan tepat. Maka disitu dibutuhkan bahasa penebusan bukan bahasa ancaman. Ketika kita mendapat kesempatan untuk training, pimpin rapat, dsb kita memakai bahasa-bahasa penebusan yang ujung-ujungnya memperkenalkan nama Yesus. Ketika kita mendapat kesempatan untuk berbicara berarti itu adalah kesempatan untuk kita mendemonstrasikan siapa Yesus. Seharusnya kita bisa membuktikan bahwa ketika kita diberkati menjadi seorang pengusaha, kita membuat orang semakin sejahtera. Kita jangan segan untuk mengajarkan ilmu yang kita miliki karena kita memang dipanggil untuk menjadi pendidik.

  • Karakteristik Sahabat

Karateristik sebagai seorang sahabat harus mempunyai nilai kejujuran. Dalam hal apa? Dalam nilai kerja. Kerjamu apa, kerjaku apa. Harus jelas, jangan ada kongkalikong. Dalam perusahaan ada tim audit, tim audit tidak boleh kenal dan tidak boleh banyak ngomong dengan semua orang. Tugasnya audit, tidak boleh tukar kartu nama dan tidak boleh banyak kenal orang di perusahaan itu. Dia seperti polisi di perusahaan. Kalau ada data yang tidak lengkap, dia harus kejar sampai dapat. Tugas auditor itu mengurangi spekulasi orang-orang yang curang dalam perusahaan. Dibayar untuk menemukan orang yang tidak jujur. Jujur untuk nilai kerja itu mahal, maka orang jujur itu diberkati Tuhan. Jujur aspek yang kedua adalah, berkata jujur kalau rekan kerja tidak beres. Kejujuran itu mahal. Kita dituntut untuk jujur dalam nilai kerja kita dan berani mengevaluasi nilai kerja anak buah untuk memperbaiki kualitas kerjanya lebih baik lagi. Kita jujur supaya orang yang kita didik itu memperbaiki diri. Kalau kita sebagai seorang pemimpin Kristen tidak berani jujur untuk nilai kerja, evaluasi kerja, nilai masukan–masukan yang terbaik untuk orang itu berubah, berarti kita gagal. Karena kita adalah kawan sekerja di dalam Kerajaan Surga. Kita harus punya nilai kejujuran. Orang yang terlalu blak-blakan dan tidak ada seni bicara (terlalu to the point) kadang-kadang bisa baik kadang bisa tidak baik. Jujur perlu diatur dan tunggu waktunya. Kalau orang tidak mau dididik, dievaluasi, kita biarkan saja kita sudah habis kata-kata. Seperti apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepada Yudas, lakukan saja apa yang mau engkau lakukan. Itu langsung menunjukan kepada kita pembiaran. Kita harus berdoa ketika mendapat rekan kerja seiman, jujurlah untuk mengakui nilai kerjanya, jujurlah untuk evaluasinya, jujurlah untuk memberikan masukan kepada mereka. Banyak para pengusaha Kristen yang saya kenal, memilih orang Kristen untuk posisi-posisi yang kunci, pemimpin-pemimpin strategisnya orang Kristen. Ketika saya diundang untuk berbicara juga enak karena mereka semua orang Kristen, jadi bisa pakai bahasa Firman. Mereka punya standart yang sama. Ketika kita diberi kesempatan untuk punya usaha, jangan lupa untuk merekrut orang-orang Kristen yang benar-benar takut Tuhan, punya kapasitas dan integritas.

  • Karakteristik Takut Tuhan

Kita diajarkan untuk punya nilai takut akan Tuhan. Imamat 25:43, dalam bagian ini Musa mengingatkan bahwa orang Israel tidak boleh menjadi batu sandungan ketika mereka memperlakukan orang yang bekerja kepada mereka, melainkan dikatakan kita harus memerintah dengan takut akan Allah. Sikap kita sebagai seorang atasan/pemimpin harus punya keadilan dan kasih. Mungkinkah seorang pemimpin Kristen kejam? Mungkin. Kenapa menjadi atasan yang kejam, karena kita tidak mengerti konsep keadilan dan kasih. Dalam bagian ini konteksnya jelas, rasul Paulus melihat sendiri, orang-orang Romawi memakai kekerasan untuk menaklukan budak-budaknya. Itulah senjata mereka. Tapi bagian ini rasul Paulus mengingatkan supaya orang Kristen tidak seperti mereka. Kita harus punya hati yang takut akan Tuhan, karena Allah tidak memandang bulu (Roma 2:11) untuk menghukum setiap orang. Setiap kita harus punya nilai keadilan. Jangan kaget bahwa Tuhan bisa membangkitkan pemimpin-pemimpin yang bukan orang Kristen. Ini menunjukan kepada kita bahwa Tuhan punya keadilan, dan Tuhan memberikan anugerah umum kepada mereka. Pemimpin di Indonesia, presiden tidak pernah orang Kristen. Berarti Tuhan memberi mereka anugerah umum. Orang yang diberi anugerah umum belum tentu dapat anugerah khusus, yaitu keselamatan. Inilah keadilan Tuhan. Dulu pemimpin bank Indonesia selalu orang Kristen, menteri keuangan itu orang Kristen, menteri perdagangan pun orang kristen. Itulah yang diinginkan Negara eropa-amerika, bahwa transaksi perdagangan itu selalu diminta kalau bisa orang Kristen. Tapi pertanyaannya, kenapa sekarang orang Kristen tidak dipercaya lagi? Yaitu karena anugerah umumnya saja sudah tidak ada. Maka pada bagian ini seolah-olah kaki dian sudah dicabut untuk orang Kristen menduduki satu jabatan dengan kejujuran yang tinggi, yaitu bidang keuangan. Lihat Ulangan 10:17, Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.” Di sini menunjukan kepada kita bahwa Allah akan menunjukan bahwa Ia adalah Allah yang sejati. Orang yang bermain dengan suap akan mendapat balasannya. Dalam Alkitab dikatakan, orang yang mendapat anugerah umum adalah mereka menjadi berkat untuk mensejahterakan manusia. Tapi kalau kita sudah mendapat anugerah khusus, yaitu keselamatan. Lalu kita diberi anugerah untuk memberkati orang dengan pekerjaan kita, maka kita bisa membawa orang untuk bertobat kepada Tuhan. Melalui uang / jabatan kita, kita bisa membawa orang bertobat. Tapi orang yang mendapat anugerah umum, belum bisa sampai kepada level ini. Orang hanya bisa lihat hebatnya orang itu saja. Setelah itu tidak tercatat di surga. Tapi kita yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan, melalui pekerjaan / jabatan kita, fasilitas, produktifitas, akhirnya kita bisa membawa jiwa satu per satu kembali kepada Tuhan. Kita membuat mereka melihat kemuliaan Tuhan.

Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – L.S

MUSA PANGGILAN HIDUP DAN PENEGUHAN-NYA Pdt.Tumpal H.Hutahaean,M.Th.

Kita akan membahas tentang tokoh Musa sebanyak dua bagian. Hari ini kita membahas tentang panggilan hidup Musa dan peneguhannya, inilah bagian yang pertama. Minggu depan kita akan membahas bagaimana Musa menolak panggilan Tuhan dan cara Tuhan menjawab seluruh janji melalui seluruh penyertaan-Nya untuk meneguhkan nilai panggilannya. Pada bagian yang pertama ini, saya mengajak kita untuk membaca firman Tuhan Keluaran 3:1-10 dan Matius 22:31-32. Di dalam Matius 22:31-32,konteksnya adalah ketika Yesus harus menjelaskan kepada orang-orang Saduki yang tidak percaya akan konsep kebangkitan setelah kematian. Orang-orang Yudaisme tidak bisa lagi berdebat dengan orang-orang Saduki, maka di sini kita bisa melihat mereka akhirnya tidak bisa lagi melawan Yesus, karena orang-orang Saduki sangat menghargai Taurat, tetapi mereka tidak mengerti esensi kuasa dari Taurat yang berkaitan dengan kebangkitan. (Ayat 31-32) Tuhan mengaitkan dengan Allah yang hidup. Tidak perlu berpikir bahwa harus melihat dulu orang yang mati dan bangkit. Perhatikanlah Allah Abraham yang engkau percaya, Allah Ishak yang engkau percaya, Allah Yakub yang engkau percaya. Dia membuktikan Allah yang hidup dan nanti akan kita akan membahas mengapa kalimat ini penting. Melalui beberapa khotbah saya di dalam tokoh ini pasti saudara akan mengerti di balik ini semua bahwa Allah menyatakan Diri-Nya mahatahu kepada Abraham, kepada Ishak menyatakan bahwa Allah adalah mahahadir, dan setelah itu Dia berbicara kepada Yakub sebagai Allah yang mahakuasa.

PENDAHULUAN

Setiap hidup kita harus memiliki “kairos” panggilan. Jikalau engkau hidup tidak memiliki kairos untuk panggilan profesimu, maka hidupmu akan datar. Jikalau engkau hidup tidak mengaitkan seluruh hidupmu dengan Tuhan, maka hidupmu penuh dengan kebosanan. Jikalau hidupmu melimpah dengan harta, melimpah dengan segala sesuatu yang engkau dapatkan, tetapi tidak dikaitkan dengan kemuliaan Tuhan, maka semuanya akan memberikan kepada kita kekosongan hati. Di sinilah kita mengerti apa kairos itu Tuhan. Apa yang membedakan kairos dengan kronos? Kronos mengikat kita di dalam setiap rutinitas waktu kita dalam bekerja, setiap waktu mungkin kita bisa mengurus rumah tangga, setiap waktu kita harus studi, setiap waktu kita melakukan yang bersifat rutin dan sudah terukur dan sudah terikat dengan waktu. Tetapi kairos adalah waktu Tuhan, momentum Tuhan supaya Tuhan melihat dinamika hidup di dalam satu pimpinan Tuhan, bukan dinnamika hidup dalam pimpinan yang bersifat rutinitas, maka segala sesuatu yang rutinitas bisa mendatangkan kejemuan kepada kita. Dan sesuatu yang bersifat rutinitas, tanpa momentum, tanpa kairos, akan membuat kita kehilangan dinamika dan tidak lagi melihat Tuhan yang besar dalam seluruh kehidupan kita. Jadi kairos itu penting di dalam seluruh hidup kita agar ada nilai momentum. Dan kita tahu toko buku kita bernama Momentum. Momentum melampaui yang kronos, momentum adalah yang bersifat sekali-sekali tetapi menyegarkan kita begitu luar biasa. Jika engkau rutin bekerja 30 hari dan engkau mendapat kairos Tuhan dan momentum menyegarkan engkau selama 30 hari engkau sudah bekerja, maka engkau akan mempunyai energi untuk bisa bekerja lagi. Ini yang dinamakan momentum. Maka di sini kita merindukan hidup kita punya kairos-kairos itu, supaya kita mempunyai momentum di dalam penyertaan Tuhan.

Mengapa Tuhan memanggil Musa di saat umur sudah 80 tahun? Bukankan ini umur yang sudah tua? 40 tahun Musa tinggal di istana Firaun, 40 tahun dia banyak menikmati sarana dan prasarana dan setelah dia rela tidak membela perkaranya kepada mama angkatnya dia lebih baik menderita untuk sama dengan orang orang Ibrani denganiman dia menolak disebut putra dari putri Firauin dan 40 tahun selanjutnya kita tahu dia harus menjadi gembala kambing domba.

Mengapa Tuhan mengizinkan Musa 40 tahun tinggal di istana Firaun dan 40 menjadi gembala ternak? Supaya dia belajar tentang kepemimpinan. 40 tahun di padang, 40 tahun dia menjadi gembala dia belajar tentang nilai hati, dia belajar tentang manajemen hati, dia belajar kepekaan hati, dia belajar bagaimana mengemas nilai kasih. Di dalam penelitian cara kita melatih nilai kasih anak kita, perhatian anak kita, kita belajar akan setiap konsep bagaimana anak kita belajar menghargai segala sesuatu. Ternyata latihannya sangat sederhana; berikan kepada anak kita satu binatang yang hidup supaya bisa mendemonstrasikan kasihnya. Berikan untuk dia pelihara, tetapi jangan berikan binatang yang bisa mendatangkan kecelakaan. Kasihlah seekor ikan yang murah meriah. Perhatikan apakah dia bisa terus merawat sampai besar? Proses demi proses maka anak kita belajar bertanggung jawab nilai hati nurani, tanggung jawab kepekaan hati sehingga pada waktu ikan yang dia sayangi itu mati, maka dia akan sedih. Maka di sini kita mengerti bahwa Musa sekolah selama 40 tahun, sekolah kepemimpinan dan sekolah hati, Musa menjadi gembala kambing domba. Tuhan juga menjadi gembala dan Tuhan mengatakan “Akulah gembala yang baik dan domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku akan memimpin mereka selalu agar mereka mendapatkan rumput yang hijau. Jikalau ada satu domba-Ku yang terhilang maka akan Aku cari. Di sini mengajarkan kepada kita Musa juga dididik Tuhan. Dia harus sekolah memperhatikan kambing domba selama 40 tahun.

Apakah panggilan Allah ini langsung di iyakan oleh Musa? Tidak, di sini pertanyaan kita timbul. Mengapa Musa tidak langsung menjawab panggilan Tuhan yang luar biasa, yang melalui panggilan mukjizat melalui suara yang jelas, mata dipuaskan, telinga dipuaskan? Ternyata tetap tidak mudah dia mengiyakan panggilan Tuhan. Mengapa demikian? Karena Musa melihat diri sudah tua, bukan melihat diri dalam kerendahan hati tetapi melihat diri dalam kerendahan diri. Banyak sekali tembok-tembok yang membuat Musa tidak melihat Tuhan yang memanggil itu besar, tetapi dia melihat diri yang ada banyak titik kelemahan.

Berapa kali Musa menolak panggilan Allah? Secara detail adalah lima kali. Dia mencoba untuk terus menolak panggilan itu, karena dia merasa sudah tua, dan dia punya isteri dan anak. Aku punya nilai kenikmatan dan aku punya nilai kerutinan dan aku punya nilai jaminan hidup, jikalau Musa tiba-tiba bertemu Firaun yang begitu sangat kejam, siapa aku? Dan aku sudah tua untuk memimpin Israel yang begitu sangat keras.

PEMBAHASAN

Mengapa Allah memanggil Musa melalui sarana bara api dari semak-semak? Bagi Musa, dia sebagai kepala kambing dan domba, seperti Tuhan Yesus menjadi gembala dari setiap domba-domba-Nya, dia sudah terbiasa melihat di musim panas semak berduri jikalau terkena panas terus menerus maka akan mengalami kebakaran secara alami. Pada waktu semak itu terbakar, Musa mulai mencium bau daun yang terbakar, mulai biasa dilihat oleh Musa dari yang kuning berubah menjadi yang hitam, dari yang hitam mengeluarkan api yang merah, dan mulai memendek. Bagi Musa itu hal yang biasa, tetapi pada saat itu dia bisa melihat sesuatu yang terbakar, semak duri yang terbakar, tetapi tidak ada bau yang tercium dari daun yang terbakar itu. Dia tidak melihat esensi semak yang terbakar itu. Pemandangan ini bagi Musa adalah pemandangan yang sangat luar biasa. Maka ini suatu hal yang harus Musa lihat. Di situlah kita melihat Musa berencana untuk bagaimana mendekati nilai itu dari sisi yang berbeda. Mengapa Musa menyebut gunung Horeb sebagai gunung Allah? Saat itu gunung Horeb masih disebut gunung Horeb. Setelah peristiwa Musa mengalami panggilan Tuhan, saat itulah Musa menyebut itu gunung Allah karena Tuhan sendiri yang berkata ‘Musa jangan dekati tempat itu, tanah yang engkau pijak adalah tanah yang kudus, lepaskanlah kasut dari kakimu.’ Maka Musa pun taat. Siapa Malaikat yang berbicara kepada Musa? Apakah dia malaikat biasa? bukan. Ternyata malaikat itu adalah Allah Tritunggal itu sendiri. Bagaimana kita tahu? Di dalam tulisan bahasa Inggris dikatakan messenger of Yahweh. Di dalam bahasa Ibrani kata Yahweh menunjukkan Allah yang jamak. Ini menunjukkan kepada kita Allah yang jamak sama seperti Kejadian 1:26-28, dikatakan mari Kita menciptakan manusia. Maka di sini malaikat yang menemui Musa adalah Allah Tritunggal. Di dalam dialog itu tidak dikatakan malaikat berbicara kepada Musa tetapi Tuhan yang berkata kepada Musa; jangan dekati tempat itu. Ada berapa Malaikat itu? Tiga. Di dalam Perjanjian Lama ada tipologi keadaan Yesus dalam bentuk malaikat dan salah satu tokoh yang langsung dikunjungi oleh Kritus adalah Gideon. Jadi malaikat yang bertemu dengan Gideon dan makan juga dengan Gideon adalah tipologi Kristus yang hadir di dalam Perjanjian Lama. Di sini kita belajar Allah Tritunggal sudah hadir di dalam Perjanjian Lama, salah satunya melalui penciptaan dan salah satu yang kita pelajari melalui panggilan Musa untuk melayani Tuhan.

Mengapa butuh Allah Tritunggal yang mengkonfirmasi? Melalui penciptaan, Allah Tritunggal berkata ‘mari Kita menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita.’ Pada waktu memanggil dan mengutus, Ia membuktikan bahwa Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub adalah Allah Tritunggal. Dalam nilai penebusan manusia, Allah Bapa merancang semua keselamatan dan Yesus melaksanakan dan Roh Kudus menggenapkan semua keselamatan itu, itu pun Allah Tritunggal. Pada waktu kita dibaptis, baptislah di dalam nama Bapa, Putra, dan Roh kudus. Waktu kita menikah, kita diberkati di dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Inilah yang melambangkan sesuatu yang sah secara otoritas Ilahi, sesuatu yang bersifat benar, di atas seluruh kebenaran hukum manusia.

Di sini kita melihat Allah Tritunggal itu yang hadir, sehingga pada waktu Musa ingin memeriksa akan penglihatan yang hebat itu, di situ bukan lagi malaikat yang berkata tetapi Tuhan-lah yang langsung berbicara. Musa diminta Tuhan untuk melepaskan kasut kaki. Ada yang menafsir Musa diminta melepaskan seluruh dosanya untuk bertemu dengan Tuhan yang suci, maka Musa dikatakan pada waktu dia bertemu dengan Tuhan, dia tidak berani membuka matanya. Dia menutup matannya dengan sikap yang takut, dengan sikap yang beribadah kepada Tuhan. Di dalam bagian inilah kita mengerti Tuhan mau kasut kakinya dilepaskan untuk menghormati Allah yangsedang hadir. Hormatilah Allah yang sedang memimpin dan memanggil engkau karena ini yang disebut tanah yang kudus. Musa diminta untuk bersikap ibadah di gunung. Maka bagi Reformed, tidak ada istilah holy land. Yerusalem direbutkan tiga agama; Yudaisme, Kristen, dan Islam. Saat kita tiba di kota Yerusalem, dan mulai masuk bus yang memang disiapkan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan tour, mereka memperkenalkan setiap peraturan untuk para turis. Kami pernah datang ke sana dan kami melakukan study tour. Jadi kita para dosen dan hamba Tuhan sedang mau belajar, tetapi semuanya sama welcoming nya dan memperdengarkan lagu tentang Yerusalem. Lagu itu mengingatkan panggilan untuk setiap orang, merindukan kembali Yerusalem yang baru, itulah tanah yang suci, tanahnya Tuhan.

Tetapi bagi kita itu yang disebut tanah suci adalah waktu Tuhan hadir di sana. Di sini kita belajar dari Perjanjian Lama pun, Tuhan tidak diikat kesucian-Nya dengan gedung. Tuhan tidak diikat kesucian-Nya karena disucikan melalui ibadah. Maka Tuhan memerintahkan Musa untuk menanggalkan kasut kakinya. Tanah dimana Musa berada itulah tanah kudus. Tanah itu kudus karena Allah itu hadir. Bukan rumah itu dikuduskan lalu akhirnya rumah itu yang mengisi adalah orang pendosa besar maka pasti Allah tidak ada di sini, tidak demikian. Maka ketika kami bible camp bulan depan, kita bible camp ke Gunung Slamet. Di sana ada pos bernama Samarantu, karena hantunya samar-samar. Dan di pos itu tidak ada orang yang berani untuk berkemah. Di tempat kita naik gunung ada tempat-tempat yang dianggap mistik, dikasih makan, dikasih bunga-bunga, bahkan pohonnya diikat dengan pakaian, dengan kain putih dan kain belang-belang, dan itu tidak boleh disentuh karena katanya bisa kerasukan. Tetapi selama kami pergi, tujuan kami adalah bible camp, kami mendengarkan firman, kami merenungkan firman Tuhan, tidak ada satu orang pun yang kerasukan. Jadi mengapa demikian? Karena Alkitab berkata, Roh yang diberikan kepada kita lebih besar daripada roh manapun juga. Roh Kudus yang memeteraikan kita menjadi anak Allah adalah Roh yang lebih besar, maka kita tidak bisa disantet, diguna-guna sampai hilang kesadaran kita, karena Roh Kudus di dalam hati kita lebih besar. Jadi kita tidak perlu takut karena kita anak-anak Allah yang punya kuasa. Kita pergi ke sana dengan niat suci, kita pergi dengan niat benar, kita pergi niatnya adalah untuk menikmati Tuhan, maka kita tidak perlu takut dengan serangan Setan, malah sebaliknya Setan yang harus takut dengan kita yang disebut anak-anak Tuhan.

Musa sudah biasa melihat semak duri terbakar, tetapi sesuatu yang rutin menjadi tidak rutin karena Tuhan menyatakan mukjizat-Nya dan melalui mukjizat itulah Tuhan meminta Musa beribadah di dalam konsep lama; lepaskanlah kasut kakimu, berlututlah. Di sinilah kita melihat sesuatu yang berbeda. Maksud Musa melihat mukjizat itu adalah untuk memuaskan matanya, tetapi ternyata ‘Tuhan sekarang menyucikan matamu, jangan engkau hanya melihat yang rutinitas, sekarang engkau melihat sesuatu yang tidak rutin dimana matamu sekarang melihat kemuliaan Tuhan, matamu sekarang melihat mukjizat Tuhan dan engkau dipanggil.’ Jadi Musa matanya diberikan untuk Tuhan. Maka nanti kita melihat ‘Aku sudah melihat umat-Ku sengsara dan disiksa oleh orang-orang Firaun.’ Kita melihat 40 tahun Musa menjadi gembala kambing domba, terlalu menikmati semuanya itu. Dia lupa dia pernah rela membunuh orang Mesir dan dia rela tidak disebut sebagai putra dari putri orang Firaun, dia rela untuk tidak menikmati semua kekayaan kelimpahan dan semua hal yang ditawarkan oleh Firaun karena iman, dia lupa akan penggilan itu. Kairos Tuhan selalu punya nilai kontemplasi dengan hidup kita. Mata Musa bukan lagi melihat penderitaan bangsa Ibrani, telinga Musa tidak lagi mendengar seruan mereka karena menjadi tenaga paksa Mesir. Di sinilah Tuhan meminta Musa beribadah, tundukkanlah dirimu. Jadi mukjizat Tuhan membuat kita semakin melihat Tuhan dan kita semakin beribadah kepada Tuhan dengan hormat.

Mengapa Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub? (Mat 22:31-32). Kita sudah membahas ini, Allah Abraham memberitahu kepada kita Allah yang mahatahu. Abraham pernah berbohong berkata ‘ini bukan isteriku, inilah adikku, ini saudaraku.’ Semua ini karena Abraham tidak melihat Tuhan, dia tidak mengerti bahwa Tuhan itu mahatahu. Di sini kita melihat bagaimana cara Tuhan membangun konsep Abraham mengerti Allah Yahweh yang mahatahu. Setelah itu Allah Ishak yaitu Allah mahahadir, Allah yang menyatakan Allah itu omnipresent, mengatakan kepada kita bahwa bagaimana Ishak harus terus melihat Tuhan yang hadir, dimana harus beribadah dan harus berelasi. Sedangkan Allah Yakub mengatakan Allah yang omnipotent, Allah yang mahakuasa. Maka Yakub tidak boleh tipu-menipu lagi. Dia harus melihat Tuhan melampaui seluruh dirinya, seluruh pengalaman dia. Di sini kita bisa simpulkan bahwa Tuhan tidak memperkenalkan diri dalam satu nama, tetapi Tuhan memperkenalkan diri di dalam satu sejarah. Tuhan memakai nenek moyang Musa; Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub adalah Allah yang hidup. Allah yang hidup adalah Allah yang memimpin Abraham, Ishak, dan Yakub. ‘Aku sudah membuktikkan bahwa Aku adalah Allah yang hidup.’ Beberapa lama setelah Yusuf mati, Israel tinggal di Mesir 430 tahun lamanya. Bangsa Israel tinggal di Mesir dan mereka dijajah setelah Yusuf mati. Tetapi di sinilah Tuhan berkata ‘Aku sekarang turun, mau memerdekakan mereka.’ Jadi bagi Musa tidak mudah untuk Musa cepat berkata iya kepada panggilan Tuhan, karena dia pernah mengalami hidup yang seperti tanda tanya; ‘mengapa Tuhan tidak langsung menyatakan kuasa-Nya ketika dia mau membela orang-orang Ibrani yang disiksa orang-orang Mesir?’

Bagaimana kita tahu bahwa Allah kita hidup? Di dalam lagu himne ada lagu yang dikatakan bahwa Allah itu hidup. Lagu ini menceritakan kepada kita bagaimana tahun 1978 – 1982 dan waktu puncaknya adalah 1984, Amerika dilanda oleh Teologi Liberal yang menyatakan Allah itu tidak hidup, Allah itu mati. Lagu itu dicipta untuk menyatakan Allah itu hidup. Jadi di sinilah kita tahu melalui iman yang benar akhirnya lagu itu dicipta untuk memberi konfirmasi kepada orang-orang Amerika bahwa Allah itu hidup. Apa buktinya? Lihatlah iman kami hidup. Bagaimana Musa tahu bahwa Allah itu hidup? Musa tahu nenek moyangnya menjadi budak. Allah perlu mengkonfirmasi kepada Musa bahwa dia adalah Allah yang hidup.

Di dalam Alkitab dikatakan Allah melihat penderitaan orang Israel. Orang yang hidup salah satunya bisa melihat. Tuhan menyatakan semua tanda-tanda motorik yang menunjukkan bahwa Dia hidup. Aku melihat penderitaan orang Israel. Tuhan melihat bahwa Musa sekarang adalah orang yang sangat rutin, tersistem, engkau sudah menikmati hidupmu menjadi gembala kambing, hidupmu terlalu enak. Dimana matamu melihat, dimana engkau dulu pernah membela orang-orang Ibrani, membunuh orang Mesir itu, Tuhan melihat. Aku adalah Allah yang hidup, Aku melihat penderitaan mereka. Allah mendengar seruan orang Israel. 400 tahun terlalu lama bagi Musa. Bangsa Israel tidak pernah bertobat di tanah Mesir. Mental mereka adalah mental pengemis. Bagaimana kita tahu? Ketika ada sedikit kesulitan untuk menuju tanah Kanaan, mereka sudah menyerah, mereka ingin kembali ke Mesir dan hidup dengan bebas. Mental mereka adalah mental pengemis, mental yang tidak lagi melihat Tuhan, tidak kuat mengalami penderitaan dan kesulitan, dan gampang menggerutu. Kita tahu di dalam Bilangan 26 bahwa satu suku akhirnya ditelan oleh tanah karena protes terus terhadap Musa. Di sini kita tahu bahwa mereka sudah dinantikan Tuhan untuk bertobat, ‘janganlah sekedar engkau berseru tetapi buktikan engkau beribadah kepada-Ku, buktikan engkau mengalami perubahan sikap terhadap sikap masa lalumu yang salah, dan buktikan engkau hidup dalam nilai keimananmu.’ Dalam bagian inilah kita tahu Tuhan memakai pemimpin dan Musa-lah yang menjadi pemimpin bangsa Israel, pemimpin yang berasal dari Tuhan, utusan Tuhan. Allah turun untuk memerdekakan bangsa Israel. Allah memimpin dan menggunakan Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju Kanaan dan Tuhan akan memberikan Tanah kepada bangsa Israel. Ini membuktikan bahwa Allah kita hidup, Allah yang berinisiatif, Allah yang menyertai Musa.

Setelah itu Tuhan memberitahu bahwa Allah melihat dosa orang Mesir. Mereka semakin luar biasa menyiksa orang-orang Israel, dosa mereka sudah terlalu luar

biasa. Maka di sinilah Tuhan memanggil Musa dan meneguhkan semua panggilan itu. Minggu depan kita akan melihat bagaimana Musa menolak Tuhan. Apa yang kita bisa pelajari di dalam bagian ini? Kita bisa mempelajari bahwa seluruh panggilan Tuhan untuk kairos hidup kita punya nilai konfirmasi yang mempunyai nilai isi. Kita bisa memperhatikan bahwa bagaimana orang-orang yang menangkap segala sesuatu profesi hidupnya yang berkaitan dengan kairos untuk Tuhan, orang itu akan mendapat penyertaan Tuhan. Jadi mari kita berpikir apapun yang kita kerjakan, pikirkan, kaitkan dengan Tuhan, apakah bisa untuk kita memuliakan Tuhan. Jangan kita berpikir supaya kita menjadi kaya, supaya menjadi terkenal. Itu bukan panggilan seorang Kristen yang baik. Engkau bisa mendapatkan uang, engkau bisa mendapatkan kepopuleran, tetapi tidak disertai Tuhan, maka engkau akan menjadi orang yang sengsara. Dalam bagian inilah kita belajar, kenapa Tuhan membiarkan musa selama 40 tahun menjadi gembala kambing domba? Seandainya Musa tidak dipanggil Tuhan, apakah dia mengalami kenyamanan menjadi gembala domba? Ya, nyaman, karena dia memiliki mertua yang terkenal, tetapi kenyamanan itu bukan identitas Musa, kenyamanan itu bukan nilai panggilan Musa. Dia harus meninggalkan semua kenyamanan itu dan mengaitkan hidup dia kembali dengan Tuhan. Di sini kita melihat Tuhan selalu mempunyai nilai kairos.

Setiap kita diutus dan utusan itu mempunyai nilai konfirmasi dan utusan itu jelas berkaitan dengan nilai profesimu. Maka setiap kita harus berdoa supaya kita mendapatkan kembali kairos itu. Ingatlah konfirmasimu yang engkau dapat dari Tuhan, supaya melalui konfirmasi itulah engkau melihat Tuhan, melihat pekerjaan Tuhan melalui profesimu. Jikalau engkau menjalankan profesimu tanpa engkau kaitkan dengan Tuhan, maka engkau tidak akan ada penyertaan Tuhan, engkau akan hidup biasa-biasa saja. Tetapi jika engkau mendapatkan konfirmasi dan engkau kaitkan dengan Tuhan maka hidupmu akan menjadi orang yang luar biasa. Jikalau Musa tidak dipanggil keluar dan menjadi gembala kambing domba maka dia akan mati menjadi orang yang biasa-biasa saja. Tetapi Musa akhirnya taat dan beberapa minggu ke depan kita akan membahas itu semua. Musa belajar bagaimana menjadi pemimpin yang besar karena dipimpin oleh Allah yang besar. Di sini kita belajar bagaimana nilai pengutusan kita, bagaimana nilai panggilan kita secara pribadi di dalam nilai profesi kita, keluarga kita, supaya kita jelas dalam pimpinan dan penyertaan Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh pengkhotbah – TS)