Musik dari lagu ini diambil dari Now thank we all our God. Martin Rinkart menuliskan choral “Now thank we all our God” pada tahun 1636. Ia adalah seorang hamba Tuhan Lutheran. Ia hidup dimana waktu itu terjadi ‘Perang Tiga Puluh Tahun’. Akibat dari perang yaitu banyaknya penderitaan dan kematian. Selain itu muncul juga suatu wabah yang mematikan. Setiap harinya seorang hamba Tuhan harus memimpin upacara penguburan sebanyak 12 kali bahkan sampai 50 kali, salah satunya adalah istrinya sendiri. Banyak hamba Tuhan yang meninggal atau memilih untuk ikut lari dari tempat tersebut, tetapi Rinkart memilih untuk tinggal melayani yang tersisa.
Salah satu bagian yang terkenal sepanjang masa adalah ketika datang sepasukan prajurit tentara untuk meminta upeti kepada masyarakat di situ. Mereka tidak mampu membayar sesuai dengan jumlah yang diminta dan memohon untuk keringanan. Sang komandan menolak dan Rinkart selaku perwakilan masyarakat berbalik menghadap rakyat dan berteriak, “Marilah, anak-anakku, kita tidak dapat menemukan belas kasihan dari manusia; marilah kita mendapatkan perlindungan dari Tuhan.” Dengan berlutut, Rinkart memimpin mereka berdoa dan menyanyi hymn-hymn yang mereka kenal. Sang komandan sangat tergerak sehingga ia menurunkan pembayarannya. Tak berapa lama kemudian, perang tersebut berhenti.
Rinkart adalah salah seorang yang ikut berbagian juga dalam pelayanan ini. Kemudian suatu masa dimana perang berhenti demikian juga segala penderitaan akibat dari perang berhenti. Sebagai ucapan syukurnya Rinkart menuliskan puisi lagu ini. Lagu ini menyadarkan bahwa Allah yang berkarya menyatakan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Kita patut untuk menyatakan syukur kita karena Ia sudah memimpin kita dalam segala perjuangan dan penderitaan yang kita alami sebagai seorang Kristen.