Efesus 5:18-21; Kis. 2:4
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus (Kis 2:4), ini bukan berbicara tentang bukan bahasa roh. Different of tongue. Di situ dikatakan bahasa-bahasa lain, bukan glosolalia tapi eksolalia. Apa eksolalia? Eks artinya sesuatu yang keluar dari kualitas pembicaraan. Jadi saya berbahasa Indonesia, ternyata orang Biak dengarnya dengan bahasa Biak, orang Merauke dengarnya dengan bahasa Merauke. Jadi disini ketika Petrus berkhotbah, di dalam kuasa kepenuhan Roh Kudus ternyata terjadi eksolalia. Berkhotbah dengan kepenuhan Roh Kudus dengan satu tujuan, bagaimana orang-orang Mesopotamia, Asia Kecil akhirnya semua bisa bertobat. Pada bagian ini kita lanjutkan mengenai apa yang dikatakan Paulus yaitu “Janganlah kamu mabuk oleh anggur karena anggur menimbulkan hawa nafsu tapi hendaklah kamu penuh dengan roh.” Ini menjadi pertanyaan kita, mengapa Paulus mengambil bagian ini? Banyak penafsir yang mengatakan orang-orang Efesus kalau sudah menjelang senja mereka suka mabuk-mabukan. Mereka sudah terbiasa hidup dalam penyembahan dewa-dewi (seperti Medusa, Diana, Arthemis). Jadi pesta anggur lalu diikuti dengan perzinahan itu biasa. Paulus tahu, orang yang mabuk itu akan kehilangan penguasaan diri dan tidak bisa berpikir jernih karena saraf otaknya dipengaruhi gas dari alcohol. Setan bisa menggunakan minum-minuman untuk merusak orang. Di Indonesia apalagi di kantong-kantong Kristen, juga dirusak oleh minuman.
Di Papua, minuman mereka bukan hanya anggur obat dan bukan hanya sekedar tuak. Mereka sudah minum buatan Australia (luar negeri). Bisnis minuman di sana paling laku dan dilegalkan. Mereka pegang botol-botol minuman dari luar negeri, bagi mereka itulah kebanggaan. Supir yang membawa saya selama perjalanan KPIN di Papua bercerita kepada kami bahwa nanti di jalan kalau ada gerombolan pemabuk langsung ditabrak saja. Menurutnya kalau kita tidak menabrak mereka, kita yang akan dirampok bahkan dibunuh. Teman-teman dari supir itu sudah sering menabrak para pemabuk itu, tapi tidak dikejar polisi karena polisi sudah tahu kalau para pemabuk itu memang bisa merampok dan membahayakan. Supir juga mengingatkan kalau nanti lewat sini jam 5 pagi, kita harus jalan pelan-pelan karena bisa ada tangan para pemabuk. Badannya di pasir, tangannya di jalan. Mereka tidak sadar karena mabuk. Gambaran ini seperti di Efesus.
Paulus mengingatkan kita untuk tidak boleh dimabukkan oleh anggur, tapi harus dipenuhi Roh Kudus. Ternyata dalam bagian ini kita belajar bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus itu mempunyai empat hal. Ini berbeda dengan apa yang dikatakan gereja-gereja sekarang bahwa dipenuhi Roh Kudus artinya berbahasa roh.
Apa tanda orang yang dipenuhi Roh Kudus ?
(1) Kualitas Persekutuan atau berelasi dengan Tuhan dengan kata-kata mengandung : mazmur , kidung puji-pujian (hyme), dan nyanyian rohani (ay. 19.a). Ini artinya orang yang dipenuhi Roh Kudus senang beribadah di kepada Tuhan secara ikatan tubuh Kristus. Orang yang tidak mempunyai kerinduan untuk berbakti di hari minggu atau tidak mempunyai kerinduan untuk berbakti secara umum, adalah orang-orang yang justru tidak dipenuhi Roh Kudus. Dalam konteks ini, kalau kita melihat jemaat Efesus, masuk pintu pertama langsung melihat penyembahan pelacur bakti. Di tengah jalan ada penyembahan Medusa. Lalu ada Artemis, juga ada Diana. Jadi kalau ada orang yang mau beribadah di gereja St. Mary, lebih aman dari pintu belakang. Ketika mereka mau beribadah, baru lewat depan pun sudah peperangan iman. Tempat tinggal mereka (jemaat Efesus)
biasanya di bukit-bukit, tapi setiap hari minggu mereka tetap beribadah. Ini mengajarkan kepada kita bahwa jika dipenuhi Roh Kudus, kita tidak akan hitung-hitungan capek. Rumah Maria, ibu Yesus sendiri terletak di atas bukit batu, dengan menempuh perjalanan sekitar 45 menit menggunakan mobil. Sedangkan dulu mereka masih jalan kaki beribadah. Paulus mengingatkan kepada kita, ketika kita mau bertemu dengan Tuhan kita akan menyiapkan Mazmur dan kata-kata yang indah untuk menyatakan kebesaran Tuhan. Pusat ibadah adalah Kristus itu sendiri. Kerinduan mereka untuk bertemu dengan anggota tubuh Kristus untuk memuji dan memuliakan nama Kristus. Tuhan menggarap nilai kerinduan kita. Orang mabuk tidak tahu kapan dia bangun, baru setelah semua kadar alkoholnya hilang dia bisa bangun. Sebaliknya, kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus kita semua punya penguasaan diri. Di sini kita belajar, orang yang dipenuhi Roh Kudus pasti beribadah. Ibrani 9 mengingatkan kita bahwa keberanian kita adalah untuk betemu dengan Tuhan didasari iman, kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Ibadah berkaitan dengan Roh Kudus, yang jadi pertanyaan mungkin tidak orang beribadah, memuji Tuhan tanpa dipenuhi Roh Kudus? Jawabannya mungkin. Dalam Hosea 4, 5 dan 6 dicatat, banyak orang binasa karena tidak mengenal Tuhan dan tidak beribadah dengan benar. Ini berarti menunjukan bahwa tidak semua orang yang bermazmur, menaikan hymne maupun nyanyian rohani didasari oleh pimpinan Roh Kudus. Dasarnya bisa karena senang bernyanyi. Ada kesaksian dari seseorang di Manado, ketika datang seorang pendeta besar dan pemuda ini melayani sebagai gitaris dalam ibadah tersebut. Namun pendeta ini bilang mereka tidak diurapi sehingga puji-pujian yang dinaikkan tidak mengangkat suasana. Padahal mereka sudah persiapan 3 bulan, akhirnya dia frustasi. Ditengah sedang frustasi dia minum-minuman keras (cap tikus), dan hari kedua KKR itu dia bermain gitar sambil minum cap tikus. Setelah main, pendeta puji-puji dan bilang mereka melayani dengan dipenuhi Roh Kudus. Orang yang nyanyi karena senang, ingin menunjukan dirinya hebat dan wujud aktualisasi diri. Tapi kalau kita dipenuhi Roh Kudus, kita nyanyi untuk menyenangkan diri dan menunjukan aktualisasi Tuhan. Bernyanyi dalam kepenuhan Roh Kudus bisa membuat orang bertobat. Bernyanyi karena kita senang dan menunjukan kita hebat, orang hanya bisa kagum.
(2) Kualitas Dalam Persekutuan Pribadi dengan Tuhan (ay. 19b). LAI mengatakan bagaimana orang bernyanyi dan bersorak dengan segenap hati. Ternyata terjemahan yang lebih tepat adalah bernyanyi dan lebih bersorak dengan melodi hati. Paulus ingin membedakan bahwa orang yang mabuk dipengaruhi musik yang gaduh, sedangkan kita tidak perlu dipengaruhi musik karena di dalam hati kita ada iman dan nyanyian yang diberikan Tuhan. Kata dipenuhi Roh Kudus ini adalah perintah, tapi sifatnya pasif . Artinya kita bisa dipenuhi Roh Kudus jikalau kita terbuka dan Roh Kudus yang aktif bekerja. Semuanya tergantung kedaulatan Roh Kudus, bukan kita yang mengatur. Sekarang nyanyian ibadah dipimpin MC, MC berhenti bernyanyi semua berhenti, berbahasa roh juga berhenti, akhirnya Roh Kudus yang mengatur MC. Orang Kristen bukan saja merindukan ibadah secara umum, jikalau saja mereka dipenuhi Roh Kudus, dia akan senantiasa menikmati persekutuan dengan Tuhan di dalam hati. Orang Kristen sejati kalau dia dipenuhi Roh Kudus, dia tidak akan kalah dengan masalah. Masalah akan dikalahkan karena kita punya kekuatan, kita punya penghiburan sejati dari Roh Kudus. Penghibur sejati itu akan memberikan nyanyian baru bagi kita untuk kita memuji dan memuliakan nama Tuhan. Kita harus senantiasa bisa menikmati Tuhan. Sebelum tidur kita sharing dan kita berdoa, setelah kita bersyukur untuk apa yang Tuhan sudah kerjakan dan kita berdoa untuk apa yang akan Tuhan kerjakan di depan. Dalam hati kita sudah ada syukur maka kita akan tidur dengan tenang. Orang Kristen harus senantiasa punya nyanyian rohani. Inilah yang membedakan, orang yang mabuk itu dikuasai music tapi kita tanpa music pun masih bisa sukacita, karena kita sudah punya musik dalam hati kita. Dimanapun kita bisa memuji Tuhan, tidak perlu disituasikan untuk kita beribadah. Dalam situasi apapun, karena kita punya nyanyian rohani dan nyanyian rohani itu mengandung kidung dan Roh Kudus akan mendorong kita memuji dan memuliakan nama Tuhan. Roh Kudus akan menolong kita untuk menikmati Tuhan secara pribadi.
(3) Mengucap Syukur Senantiasa Dalam Segala
Sesuatu Kepada Tuhan (ay. 20)
Ada tiga bagian penting dalam hal ini. Apa yang harus kita ucapkan syukur, dalam konteks jauh dikatakan kita bisa mengucap syukur untuk (a) Anugerah Tuhan yang sudah kita terima. Dalam Lukas dikatakan Yesus pun mengucap syukur atas keselamatan yang diberikan kepada orang-orang kecil yang namanya tercatat di surga (Luk 10:21). Ini menunjukan kepada kita Yesus pun bisa bergembira di dalam Roh Kudus karena terjadinya keselamatan. Jadi kenapa akhir KKR kita berdoa mengucap syukur? Karena Tuhan sudah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang kembali kepada Tuhan. Jadi ucapan syukur kita yang tertinggi adalah jikalau kehidupan kita dipakai Tuhan untuk menyelamatkan orang untuk kembali kepada Tuhan. Kita mengucap syukur untuk gereja ini, jikalau gereja ini boleh dipakai Tuhan untuk memberitakan injil. Ucapan syukur kita bukan karena gedung besar dan fasilitas besar.
Kita juga mengucap syukur untuk (b) Iman yang Tuhan berikan kepada kita melalui firman-Nya (Roma 1:8, Rom 1:21). Orang yang mengucap syukur akan pertumbuhan iman, orang itu diselamatkan. Orang yang mengucap syukur karena buah iman dinyatakan, orang itu diselamatkan. Orang yang di gereja, mengaku mengenal Tuhan, tetapi tidak pernah mengucap syukur, itu menandakan iman mereka tidak ada keselamatan. Kita harus bersyukur kalau Tuhan mengingatkan kita membaca firman. Kita bersyukur bahwa melalui tv, radio maupun buku, iman kita digerakkan makin lama makin dekat dengan Tuhan. Saya berbicara dengan beberapa pendeta, saya diizinkan Tuhan memimpin dua kali seminar. Dalam kesempatan itu saya sampaikan, kebanggaan hamba Tuhan itu dipakai Tuhan untuk mempertumbuhkan iman jemaat bukan menghancurkan imannya. Kenapa saya sampaikan demikian, karena saya mendapat data banyak pendeta disana yang hidupnya tidak menjadi teladan. Mereka harus kita doakan. Kita harus mengucap syukur kalau iman kita boleh bertumbuh dan kita dapat makanan Firman.
(c) Kita mengucap syukur untuk apapun yang sudah Tuhan berikan (Fil 4:6). Dalam Filipi dikatakan kamu kalau sudah meminta, sudah dapat atau tidak dapat tetap mengucap syukur. Orang Kristen mengucap syukur untuk keberadaan kita. Kita tidak boleh mengeluh sebagai orang Indonesia. Sebaliknya setelah kita bekerja dengan keras, berjuang dengan keras dan kita dipimpin sampai saat ini, kita bisa mengatakan Eben Haezer (sampai disini Tuhan memimpin kita).
(4) Tanda terakhir hidup kita sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus, kita rendah hati di dalam takut akan Kristus (ay. 21, band Luk 18:11).
Ada orang yang kelihatannya rendah hati, sebenarnya dia justru sedang menyombongkan diri. Dia sedang berdoa tapi justru menunjukan hebatnya, dia bukan pembunuh, penzinah, bukan pemungut cukai, dia memberi perpuluhan, tapi ketika pulang orang ini menjadi orang yang sesungguhnya direndahkan. Pemungut cukai berdoa dengan hati yang hancur, tapi pulang sebagai orang yang ditinggikan. Ini mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus, dirinya mati untuk mempunyai potensi congkak / sombong.
Firman Tuhan berkata : “Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati” (Yak 4:6, 1 Pet 5:5). Yakobus menekankan pentingnya tanda bahwa kita mengasihi Tuhan adalah kerendahan hati. 1 Petrus 5 mengajarkan bahwa kita sebagai yang muda harus menghormati yang tua dan memiliki aspek kerendahan hati.
Kesimpulan dari keempat ciri tersebut adalah : Kerohanian yang hidup adalah seperti naskah khotbah yang berkuasa menjelaskan dengan benar antara apa yang kita percayai dengan kehidupan sehari-hari (2 Korintus 3:3). Bersyukur bahwa ternyata kerohanian kita itu seperti naskah khotbah. Disinilah kita harus bisa menyatakan bahwa jika kita sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus, hidup kita akan semakin serupa dengan Tuhan Yesus.