Kutipan oleh R. C. Sproul yang diambil dari buku “Mendambakan Makna Diri” (Surabaya: Momentum, 2005) halaman 48-9.
Kasih yang langgeng [adalah] jenis kasih yang telah diproses dalam cawan pemurnian melalui penderitaan dan kesesakan, dibangun di atas landasan batu karang kepercayaan. Kepercayaan adalah sesuatu yang mudah goyah, rapuh. Bisa dibutuhkan bertahun-tahun untuk memperkuatnya, dan beberapa menit saja sudah cukup untuk menghancurkannya. Jadi kasih yang langgeng harus sanggup menanggung kekecewaan dan perasaan diabaikan oleh orang-orang yang kita andalkan. Bukan berarti kepercayaan membabi buta yang timbul dari keluguan. Kita tahu bahwa manusia itu berdosa, dan karena itu kita tidak memandang pada dunia dan manusia melalui kacamata merah jambu yang membuat semuanya tampak indah.