Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10b).
Uang dipercaya dapat memberikan kebahagiaan, atau lebih tepatnya dapat membeli barang atau jasa yang berpotensi memberikan kebahagiaan. Inilah salah satu alasan mengapa manusia secara umum memburu uang. Namun dengan memburu uang, menurut Alkitab, ada 2 hal yang terjadi yaitu orang itu menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Apa yang terjadi ketika seseorang menyimpang dari imannya karena memburu uang? Orang itu pasti akan kehilangan sukacita dan damai sejahtera surgawi karena ia lebih memercayakan dirinya pada perlindungan dan kuasa uang. Selama ia belum mendapatkan banyak uang yang diburunya itu, ia akan merasa khawatir atau gelisah di dalam hidupnya. Kalaupun ia berhasil mendapatkan banyak uang, ia tetap bisa khawatir karena uang yang diraihnya dengan susah payah itu bisa pergi dari genggamannya dengan mudah.
Duka seperti apa yang mungkin dialami oleh orang yang memburu uang? Kompetisi yang begitu ketat dan mengerikan di kota-kota besar (di mana segala cara dihalakan untuk memenangkan kompetisi) mengakibatkan tingginya tingkat frustrasi dan tingkat depresi di kota-kota besar. Ini juga merupakan salah satu alasan mengapa tingkat kriminalitas itu begitu tinggi di kota-kota besar. Kemalangan yang besar adalah ketika orang itu berhasil memburu uang sehingga ia menjadi orang kaya namun ia kemudian sadar bahwa kekayaan yang ia sangat dambakan itu ternyata tidak menjanjikan kebahagiaan yang kekal dan sejati.
Pertanyaan renungan: apakah kita lebih percaya kepada Allah atau kepada uang? Apakah hati kita masih mendambakan uang lebih daripada Allah? Sudahkah kita yakin bahwa Allah jauh lebih berharga daripada uang?