“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.” (Lukas 21:3-4)
Seorang Kristen pernah berkata ‘gereja A itu munafik. Setiap kali orang yang miskin atau biasa-biasa saja lewat, penyambut tamu tersebut hanya memberikan salam sekedarnya tanpa memberi muka, namun ketika orang kaya lewat, penyambut tamu tersebut tiba-tiba menjadi sangat ramah bukan main.’ Yakobus menegur jemaatnya agar tidak berfokus pada jemaat yang kaya dan mengabaikan jemaat yang miskin. Ini adalah isu serius yang dialami oleh banyak megachurch, baik di Indonesia maupun luar negeri.
Tuhan Yesus dalam Injil Lukas memberikan penegasan tersendiri. Setelah orang-orang kaya dan janda miskin telah memberikan persembahannya, Tuhan Yesus berkesimpulan bahwa janda miskin itu telah memberikan lebih banyak daripada orang-orang kaya tersebut. Apakah orang-orang kaya tersebut pelit? Tidak. Tuhan Yesus menyatakan bahwa para orang kaya itu memberi dari kelimpahan mereka, tetapi janda miskin itu memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. Tuhan tidak melihat jumlah uang yang diberikan semata, tetapi Tuhan melihat orang tersebut memberi seberapa banyak dari seluruh harta yang ia miliki. Memberi persembahan 1 juta Rupiah adalah mudah bagi konglemerat, namun memberi persembahan 10 ribu Rupiah adalah sulit bagi seorang pemulung.
Manusia berdosa hanya melihat jumlah uang dan tidak melihat persentase. Bagi manusia berdosa, nominal-lah yang penting. Namun bagi Tuhan, persentase-lah yang berarti. Mereka yang memiliki 1 talenta hanya dituntut untuk menghasilkan 1 talenta, namun mereka yang memiliki 10 talenta harus bisa menghasilkan 10 talenta. Jika keduanya berhasil, maka keduanya akan menerima pujian yang sama. Ia yang memiliki 10 talenta tidak akan mendapatkan lebih banyak pujian, juga ia yang memiliki 1 talenta tidak akan mendapatkan lebih sedikit pujian. Semua harus memberikan sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Mari kita memberi, bukan berdasarkan berapa banyak pemberian orang lain, tetapi berdasarkan kapasitas yang Tuhan anugerahkan kepada kita.