Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri (Hagai 1:9).
Salahkah membangun rumah? Tidak. Salahkah mengurus urusan sendiri? Tidak. Dalam 1 Tesalonika 4:11 Paulus mengajarkan jemaat untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri. Dalam kitab Hagai, Israel dipersalahkan bukan karena mereka membangun rumah atau mengurus urusan masing-masing tetapi karena mereka mendahulukan urusan mereka sendiri dan mengabaikan panggilan yang sudah jelas Tuhan berikan untuk mereka.
Melalui Koresh, Tuhan memerintahkan Israel untuk pulang ke Yerusalem dari Babel, tempat mereka dibuang. Melalui Koresh, Tuhan juga memerintahkan Israel untuk membawa banyak harta benda dari Babel dan menggunakan itu semua untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Saat mereka tiba di Yerusalem, mereka memang mengerjakan pembangunan tersebut, namun setelah ada perlawanan dari pihak musuh yang menghasut pemerintah, mereka berhenti membangun bait Allah selama belasan tahun.
Mengapa Allah mempersalahkan Israel yang tidak melanjutkan pembangunan Bait Allah? Bukankah ini kesalahan dari musuh-musuh Israel? Allah mempersalahkan Israel karena mereka begitu mudah mengabaikan panggilan untuk membangun Bait Allah. Satu tantangan sudah membuat mereka mundur, melupakan panggilan itu, dan berfokus pada urusan mereka sendiri. Itulah mengapa Allah membangkitkan nabi Hagai dan mengingatkan mereka akan panggilan itu.
Tuhan memberikan panggilan untuk kita dan di dalam menjalankan panggilan itu pasti ada tantangan. Kita hendaknya tidak cepat menyerah dalam menggenapkan panggilan itu karena Allah yang beserta dengan kita itu setia. Sudahkah kita memprioritaskan panggilan kita? Apakah kita sedang menunda panggilan kita? Apakah urusan pribadi kita sudah mengalihkan fokus kita dari panggilan kita?