Efesus 6:1-4
Disiplinkanlah anak-anak di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Ini adalah prinsip FT dan saya percaya Paulus memahami prinsip-prinsip dalam perjanjian lama. Bagaimana kita tahu anak kita taat dan menghormati kita? yaitu mereka segan dengan kita sehingga anak tidak berani melanggar perintah orangtua (1 Tim. 3:4). Amsal 13:2 mengatakan: “Kebodohan melekat pada hati orang muda.” Jadi pada waktu kita memberikan disiplin adalah karena anak-anak kita sejak dia lahir sudah punya benih dosa, jiwa pemberontakan, melawan dan mengecewakan kita. Maka Firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak itu kurang hikmat. Firman Tuhan mengatakan “tetapi tongkat didikan akan mengusir itu daripadanya”. Tongkat adalah gambaran disiplin. Ini menunjukan kepada kita bagaimana pentingnya kita untuk mempunyai program yang jelas, anak kita tiga tahun mau jadi apa, lima tahun mau jadi apa, semuanya harus kita desain dengan baik dan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan saja. Firman Tuhan mengatakan bagaimana kita mengasihi anak kita, apakah harus dengan memberi semua fasilitas? Bukan. Yang paling utama adalah dengan memberikan kepada anak kita pengajaran Firman Tuhan. Inilah yang sering hilang pada zaman ini. Banyak orang tua yang ingin menjadi orangtua yang baik, akhirnya apapun (materi) yang diinginkan anak diberikan. Orang tua lupa memberi sesuatu yang bersifat spiritual. Ulangan 6 mengajarkan kepada kita, “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakmu” (ay.7). Ini adalah hadiah yang terbesar untuk anak kita yaitu pengajaran akan firman Tuhan. Mazmur 78:7, “supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya,” mengingatkan kepada kita bagaimana kita harus mengajarkan perbuatan Tuhan yang ajaib. Supaya anak kita menyadari bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang tidak akan membiarkan kita mengalami kesulitan jikalau kita sungguh-sungguh hidup bagi Dia. Tuhan akan senantiasa menolong. Berdoa adalah hal yang kecil, tapi pada saat itulah kita mendemontrasikan Tuhan akan memampukan mereka di tengah kelemahan dan kesulitan yang dialami. Sebagai orangtua kita harus bisa mengajarkan kepada anak-anak, sehingga mereka menyadari bahwa Tuhan itu layak dipercayai, dihadirkan, dan kita boleh bergantung dalam segala hal. Firman Tuhan mengingatkan, bicarakanlah itu di rumah pada waktu duduk.
“Haruslah engkau mengikatnya sebagai tanda menjadi lambang di dahimu” (Ulangan 6:8) inilah orang Yahudi, tapi yang penting adalah komitmen bukan perlunya tanda. Untuk mengingatkan keluarga kita adalah keluarga yang melayani Tuhan. Untuk mengingatkan keluarga kita adalah keluarga yang beribadah, tidak perlu dengan simbol yang penting adalah komitmen. “Haruslah engkau menuliskan pada tiang-tiang pintu rumahmu dan daripada pintu gerbangmu” yaitu hal-hal firman, pekerjaan Tuhan.
“Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya” (Amsal 6:23). Di dalam kita mendidik anak kita, kita perlu adanya pelita hidup yaitu dari Firman Tuhan. Kapan diberikan? Sejak dini untuk anak-anak. Pada waktu kita mengajarkan Firman kepada anak-anak kita, itulah pelita dan cahaya hidupnya. Mau dibawa kemana mereka, itulah menentukan kualitas pengajaran kita.
“Teguran yang mendidik itulah jalan kehidupan” (Amsal 6:23.b). Teguran yang mendidik, bukan teguran yang merusak. Kita dalam menegur anak tidak boleh menghina. Kita dalam menegur anak harus membangunkan supaya dia punya kesadaran untuk kembali kepada jalan yang benar. Amsal 12:1 dikatakan, siapa mencintai didikan mencintai pengetahuan. Artinya kita mendidik berdasarkan pengetahuan daripada Firman. Siapa menolak didikan adalah dungu. Ini mengingatkan bahwa anak-anak pada intinya tidak suka ditegur. Anak-anak tidak suka diajar tapi kita harus ajar dia untuk mau diajar.
“Siapa yang tidak menggunakan tongkat benci kepada anaknya” (Amsal 13:24). Banyak orang filosofinya mengatakan jangan pukul anak. Kalau anak kita sudah melanggar beberapa kali sampai menghina Tuhan, haruskah kita pukul dia? Pukul! Tuhan berikan disiplin kasih sebelum jatuh dalam dosa. Sesudah jatuh dalam dosa, Tuhan beri disiplin keadilan. Kita melihat dalam Alkitab, Tuhan berkata kepada Adam bahwa seluruh pohon di dalam taman boleh dimakan buahnya. Tuhan memberi kebebasan, tapi Tuhan menuntut tanggung jawab: “Tetapi pohon yang baik dan jahat, jangan kamu makan, kalau kamu makan nanti kamu mati”. Di dalam kasih diberikan kebebasan ternyata kebebasan yang terbatas. Kalau kita beri anak kebebasan yang tidak punya batas, namanya kebebasan yang kebablasan, tidak ada peringatan. Tuhan beri peringatan. Kita harus jelas, bahwa ketika kita mendisiplinkan anak kita adalah bedasarkan nilai kasih. Beri kebebasan tapi beri batasan. Kasih kepada anak dalam disiplin, justru membuat anak kita tidak jatuh dalam dosa. Kasih yang berbobot, justru punya nilai edukasi dan membawa anak kita supaya dia takut akan Tuhan dan dia menghargai hidup. Kita melihat setelah Adam jatuh dalam dosa, baru kita melihat Tuhan memberikan nilai disiplin dalam keadilan. Diusir dari Taman Eden. Dihilangkan anugerah akhirnya mereka bisa mati, alam tidak lagi bersahabat dengan mereka. Tumbuhan tidak lagi memberikan pertumbuhan kepada mereka, mereka harus berjuang. Binatang bisa membunuh mereka. Semua anugerah ditarik. Mereka dituntut punya tanggung jawab dan kemandirian.
Amsal 23:13-14, “Jangan menolak didikan dari anakmu”. Mungkinkah kita punya anak supaya kita bisa lebih baik di hadapan Tuhan? Mungkin. Makin banyak punya anak, seharusnya orang Kristen makin bijaksana. Anak adalah penguji kesabaran, penguasaan diri dan ketangguhan kita. Anak bisa dipakai Tuhan untuk mendidik kita. Dalam kita berkeluarga ada peperangan rohani yang sangat kuat. Di dalam kita berkeluarga kita punya program misi bagaimana anak kita bisa mengenal Yesus Kristus, dan anak kita sampai mengakui Kristus itu Tuhan dan mengutamakan Tuhan dan melayani Tuhan. Maka program yang paling mulia untuk anak kita bukanlah supaya anak kita dapat S1, S2, S3, itu bisa dicapai, tapi program yang paling mulia adalah supaya anak kita percaya kepada Kristus dan mereka melayani Tuhan. Berapa keluarga yang saya kenal, memprogram anaknya sejak SMP sampai S2 di luar negeri, pulang membawa bencana. Kenapa? mereka hanya punya program secara edukasi, mereka lupa program secara rohani. Anak-anak ada yang jadi ateis, ada yang islam, ada yang homo / lesbi. Mereka tidak disiapkan imannya. Jangan programkan anak hanya berdasarkan standar dunia dalam edukasi. Tuhan berkata kalau anak kita sungguh beriman, hidup takut akan Tuhan, dengan sendirinya Roh Kudus mendorong dirinya punya nilai tanggung jawab.
Baru-baru ini di Sukabumi, pelaku pemerkosaan adalah anak SD kelas 6. Jangan dipikir anak SD lugu dan tidak tahu apa-apa. Mereka sudah matang karena teknologi, internet dan segala sesuatu. Kita sebagai orangtua harus memberikan tongkat kasih dan disiplin keadilan untuk dia tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Perintah itu pelita, ajaran itu cahaya. Pada waktu dia menghadapi dunia dalam pencobaan, dia berani berkata tidak. Anak-anak sekarang harus dididik hati-hati karena setan bisa memakai teknologi untuk merusak mereka. Teknologi baik, tapi teknologi juga bisa menjadi rusak. Teknologi penting, harus diikuti tapi harus hati-hati dengan serangan dan bahayanya. Itu adalah cara setan mencuri waktu efektif kita, dan kita mendapat kesenangan padahal saat itu kita menjadi orang yang tidak produktif.
“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15). Ini harus kita pegang, anak itu harus mendapat tongkat dan teguran yang mendatangkan hikmat sehingga ia tidak mempermalukan kita. “Jika orang fasik bertambah bertambah pulalah pelanggaran, tapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka” (Amsal 29:16). Tongkat dan teguran (disiplin dalam kasih dan keadilan) kalau kita berikan baik-baik kepada anak kita, anak kita makin berkurang pelanggarannya. Kalau makin bertambah pelanggarannya, coba koreksi diri. Lihat nilai hati kita, jangan-jangan hidup kita tidak lagi menyenangkan mereka. Mereka berontak karena kita sering mengecewakan mereka dalam hubungan suami istri, pendekatan dengan anak, dan lain-lain.
“Didiklah anakmu maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan akan mendatangkan sukacita kepadamu” (Amsal 29:17). Jikalau kita mendidik anak kita dengan benar, dikatakan dia akan memberikan kepada kita ketentraman. Sebaliknya anak yang tidak pernah mendapat didikan, ke depan akan mendatangkan masalah. Anak yang mendapat didikan dan teguran akan mendatangkan sukacita bagi kita. Kalau tidak, nanti akan terus merongrong. Kalau datang pasti mau minta uang, minta apalah. Akhirnya waktu kita sudah tua, anak datang kita sedih karena selalu saja bawa masalah. Saya bilang kepada anak saya, di rumah ini tidak boleh ada dosa. Dosa dalam bentuk apapun, entah pikiran, atau perbuatan, semua harus dibuang. Di rumah harus mendatangkan damai.
Kenapa kita perlu beri disiplin? 1) Karena anak kita itu memang suka memberontak. Kalau anak tidak diberi disiplin dan pengertian, nanti dia tidak mengerti bagaimana dia harus berjuang. Dia akan suka memberontak, gampang mengeluh dan malas. 2) Anak tidak akan belajar menghormati otoritas orangtua. 3) Anak akan sulit belajar rendah hati. 4) Mereka tidak akan tunduk kepada Firman.
Mengapa Disiplin itu penting? Untuk anak mengerti bahwa itu sangat penting. Berikan alasan kepada mereka.
1) Untuk mengoreksi dan membentuk sikapnya. Bentuk pendisiplinan adalah untuk membentuk sikap anak. Kalau sikap pikiran, tingkah laku tidak baik coba beri disiplin. Inilah yang disebut manner of life. Sebagai orangtua kita harus tahu standar sikap yang baik itu seperti apa.
2) Untuk mengkoreksi dan membentuk karakter. Puji Tuhan, acara Bible And Tracking kita membahas tema-tema karakter: penguasaan diri, kesabaran, sukacita, dll. Semua dibahas supaya kita punya karakter yang baik selama Bible & Tracking ini. Disiplin untuk membentuk karakter anak sebagaimana yang alkitab ajarkan. Bukan hanya disiplin untuk kegoisan kita.
3) Untuk membangun hikmat. Ketika kita disiplin yaitu supaya anak kita lebih punya bobot dalam kebijaksanaannya. Dia punya hikmat untuk mengatur waktu. Anak sekarang waktunya banyak terkuras untuk main game dan segala sesuatu. Kita harus mendidik anak-anak untuk memiliki hikmat dalam menggunakan waktu, belajar dan mengatasi kesulitan-kesulitan.
4) Untuk mengembangkan talentanya. Talenta kalian yang paling mulia, kaitkan itu untuk melayani Tuhan. Misalnya dalam hal bermusik, hal tersebut sampai tua pun masih bisa berguna dan masih bisa untuk melayani Tuhan.
5) Untuk memimpin pada jalan Tuhan yang benar. Disiplin adalah supaya kita kembali kepada jalan Tuhan. Disiplin bisa dipakai untuk melatih kepekaan anak karena menggunakan standar yang benar. Kalau anak kita sudah diajarkan yang penting, nanti kalau ada temannya ajak ini/ itu yang buruk dia akan punya kepekaan dan langsung lawan. Dia tahu mana yang benar dan yang jahat. Firman Tuhan begitu penting untuk dijadikan ajaran nilai disiplin supaya anak kita punya kepekaan berani menolak dosa. Biarlah Firman Tuhan mengingatkan kita pentingnya disiplin. Soli Deo Gloria.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – L.S