Lirik oleh: Idle, Christoper (Lahir 11 September 1938, Bromley Kent, Inggris)
Musik oleh: Dykes, John B. (Lahir 10 Maret 1823, Kingston-upon-Hull, Inggris;
Meninggal 22 Januari 1876, Ticehurst, Sussec)
“Allah tiga Pribadi, Tritunggal yang diberkati” adalah kata-kata penutup dari sebuah himne yang sangat disukai. Tiga pribadi Allah juga diuraikan dalam himne Tritunggal ini — Allah terang, Allah kasih, dan Allah kehidupan.
Bait 1 mengingatkan kita bahwa Allah ‘adalah terang, di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali (1 Yohanes 1:5), dan bahwa Allah menciptakan terang itu dengan firman-Nya pada mula penciptaan (Kejadian 1:3). Karena terang yang sempurna itu, terlihatlah bayangan dosa, yang menjauhkan makhluk ciptaan dari Sang Pencipta (Roma 3:23).
Allah kasih datang dalam Pribadi Yesus, “yang tidak mengenal dosa, yang menanggung kematian orang berdosa … Dia menanggung dosa-dosa kita dalam tubuh-Nya di atas kayu salib, agar kita boleh mati bagi dosa dan hidup untuk kebenaran “(1 Petrus 2:24). Cinta, bukan paku, yang menahan Yesus di kayu salib.
Bait ketiga mengidentifikasi Roh Kudus sebagai “Tuhan dan Pemberi Kehidupan” (kredo Nicea, no. 5). Kedatangan Roh pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-3) tercermin dalam kata-kata “yang datang dalam api ketika Kristus naik”. Sebuah doksologi, yang mengakhiri himne ini, memberikan pujian dan pemujaan kepada Allah Tritunggal.
Kata “my” memulai setiap bait. Kita tidak menyanyikan rumus teologi, tetapi tentang Tuhan terang, kasih, dan kehidupan yang adalah harta pribadi kita.
Penulis dari himne kontemporer ini mengatakan bahwa lagu ini ditulis agar sesuai dengan melodi folksong, BARBARA ALLEN. Nada terkenal DOMINUS REGIT juga sangat cocok; ketiga bait pertama dinyanyikan secara harmonis serta sukacita dan bait keempat yang dinyanyikan serentak memberi akhir yang kuat.