Melihat kepada Tuhan yang Baik dan Menyukakan hati

Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur. Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman. (Mazmur 4:7-9)

 

Continue reading “Melihat kepada Tuhan yang Baik dan Menyukakan hati”

Baik menurut Siapa?

Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Hakim-hakim 21:25)

Suatu kali Adit bertanya kepada Budi “apakah kita boleh berbohong?” Budi menjawab “tidak boleh.” Namun Adit bertanya lagi “apakah kita boleh berbohong kepada teroris agar misi mereka gagal?” Budi mulai merenungkan kembali konsepnya tentang boleh atau tidaknya berbohong. “Untuk kasus itu, boleh” jawab Budi. Adit bertanya lagi “jadi menurutmu bohong itu boleh dalam kasus-kasus tertentu?” Budi menjawab “kurasa demikian.” Adit bertanya lagi “bolehkah kita berbohong demi tujuan yang baik, seperti membohongi teroris tadi?” Budi mulai kebingungan “bingung ah, dulu aku belajar kalau bohong itu pasti salah, tapi sepertinya ada bohong yang baik, tapi aku tidak tahu pastinya yang baik itu seperti apa.”

Carlos menghampiri mereka dan menyapa Adit dan Budi yang sedang berdiskusi. Adit menanyakan hal yang sama kepada Carlos dan kemudian ia menjawab “bagaimanapun juga, bohong itu pasti salah.” Budi protes “jadi kamu mau jujur dan membantu teroris?” Carlos dengan sedikit marah menjawab “enak saja, aku tidak mau menolong teroris.” Budi bertanya “tapi kamu mau jujur kepada teroris?” Carlos menjawab “aku tidak mau membantu teroris, tapi berbohong itu pasti salah. Aku tidak tahu harus bertindak seperti apa dalam kasus demikian.”

 

Continue reading “Baik menurut Siapa?”