Kutipan oleh Billy Kristanto dari buku “Ajarlah Kami Bertumbuh” (Surabaya: Momentum, 2011) halaman 10.
Ada banyak pelayan Tuhan yang terjebak dalam pujian, lalu menjadi lupa diri, dan akhirnya Tuhan tidak lagi berkenan memakai mereka. Orang yang tenggelam dalam pujian juga akan tenggelam dalam kritik. Pujian dan kritik adalah dua sisi yang berbeda dari satu keping koin. Sebaliknya, orang yang bisa menerima pujian dan mengembalikannya kepada Tuhan, juga mampu menerima kritik untuk mengintrospeksi diri. Paulus mengalami keduanya – selain ada yang memuji dan mengagumi, pasti ada juga yang mengkritik. Bernard of Clairvaux, seorang penulis spiritual dari Abad Pertengahan, dalam salah satu suratnya kepada seorang muridnya yang suka memuji dia, menyatakan kegelisahannya karena ia sadar bahwa berdasarkan naturnya yang lemah, manusia begitu rentan terhadap pujian. Paulus menerapkan perkataan yang keras pada dirinya sendiri; ia menyatakan bahwa ia tidak disalibkan bagi jemaat Korintus, dan bahwa mereka juga tidak dibaptis dalam namanya. Dengan bersikap seperti ini Paulus memelihara diri dari kejatuhan yang tidak perlu.