Kuasa Kristus yang Berkemah di Atas Paulus

Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 54.

Tiga kali Paulus memohon kepada Allah untuk mengangkat duri ini dari tubuhnya, tetapi jawaban Allah adalah, ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna’ [2 Kor. 12:9]. Paulus kemudian mengucapkan kata-kata yang luar biasa ini ‘Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.’ Karena kata yang diterjemahkan sebagai ‘menaungi’ adalah episkenose, yang diturunkan dari kata Yunani untuk kemah (skene), maka apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Paulus adalah, ‘sehingga kuasa Kristus dapat mendirikan kemahnya di atasku.’ Paulus telah mengalami kuasa ilahi luar biasa, yang dinyatakan bukan dalam bentuk kesembuhan dari penyakitnya, melainkan keteguhan di dalam menghadapi penderitaan. Paulus membuat kita tercengang ketika dia mengatakan bahwa dengan terus menanggung duri yang ia mohonkan kepada Allah untuk diangkat darinya ini, kuasa Kristus sekarang menaungi dirinya secara permanen. Dan Paulus menyimpulkan, ‘Sebab jika aku lemah, maka aku kuat’ (ay. 10). Maka di sini kita melihat kuasa Allah yang dimanifestasikan bukan di dalam bentuk penyembuhan dari penderitaan fisik, melainkan di dalam kemampuan untuk hidup di dalam penderitaan itu untuk memuliakan nama Allah. Aspek kuasa Allah inilah yang tidak boleh luput dari pandangan kita.

Apakah Tuhan Pasti Menyembuhkan Orang Beriman?

Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 51-2.

[K]ita tidak dapat mengharapkan kesembuhan fisik pasti terjadi setiap kali kita berdoa bagi orang sakit. Hal ini bahkan benar di zaman Perjanjian Baru sendiri. Rasul Paulus mampu menjalankan pelayanan penyembuhan, tetapi bahkan dia pun tidak dapat atau tidak menyembuhkan setiap penyakit yang dijumpainya. kepada Timotius dia menulis, ‘Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus’ (2 Tim. 4:20). Kepada jemaat di Filipi, Paulus menuliskan mengenai sakit yang hampir merenggut jiwa yang tidak dapat dicegahnya, yaitu sakit yang diderita Epafroditus, yang ‘sakit dan nyaris mati’ (Flp. 2:27). Dan Paulus sendiri hiudp dengan ‘duri dalam daging’ yang menyiksanya (sangat mungkin merupakan sakit fisik); berulang kali dia memohon kepada Tuhan agar duri ini disingkirkan darinya, tetapi tidak dikabulkan (2 Kor. 12:7-10). Oleh karena itu, ketika kita berdoa bagi kesembuhan dari sakit fisik, kita harus ingat bahwa adalah mungkin Allah tidak mengabulkan permintaan itu. Terkadang, seperti kasus duri dalam daging Paulus, Allah berkehendak menggunakan suatu penyakit atau cacat untuk memperkaya kehidupan rohani orang itu (lih. Rm. 5:3; Ibr. 12:4-11). Orang yang memikirkan Joni Eareckson Tada yang, walaupun lumpuh, telah dipakai secara luar biasa oleh Allah dalam pelayanan kasih bagi ribuan orang cacat.