Katekismus Heidelberg P48 – Kesatuan Hipostasis Dua Natur Kristus

Renungan harian

1 November 2021

Katekismus Heidelberg

P48 – Kesatuan Hipostasis Dua Natur Kristus

Pert. Tetapi, jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang lain?

Jaw. Sekali-kali tidak. Keallahan itu tak dapat dikurung oleh apa pun, dan hadir di segala tempat (a). Oleh karena itu, keallahan itu memang berada di luar kemanusiaan yang telah dikenakannya (b), namun berdiam juga di dalamnya dan tetap bersatu dengannya menjadi satu Pribadi.

(a) Yer 23:24. (b) Kol 2:9.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Dua natur Kristus bersatu sedemikian rupa dalam kesatuan hipostasis sehingga sifat masing-masing natur tetap berbeda. Jadi natur manusia Kristus tidak berubah menjadi natur ilahi. Nestorius memisahkan kedua natur ini sedemikian rupa sehingga tidak ada kesatuan hipostasis. Eutikus mencampurkan kedua natur ini dan membuat kedua natur ini setara.

Katekismus Heidelberg P36 – Konsepsi yang Suci

Renungan harian

9 Agustus 2021

Katekismus Heidelberg

P36 – Konsepsi yang Suci

Pert. Apa manfaat yang Saudara peroleh dari kenyataan bahwa Kristus telah dikandung secara suci dan lahir?

Jaw. Dia adalah Pengantara kita (a), dan karena ketidakbersalahan dan kesucian-Nya yang sempurna maka di hadapan Allah Dia menutupi dosaku yang telah kusandang sejak saat aku dikandung dan dilahirkan.

(a) 1Ti 2:5. (b) Maz 32:1.

Sebagian komentar Zacharias Ursinus:

Ada dua keuntungan dari konsepsi suci Kristus. Pertama, konfirmasi iman kita bahwa Dia adalah Sang Mediator; dan, kedua, penghiburan bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah melalui Kristus. Kristus tidak bisa menjadi Mediator antara Allah dan manusia jika Ia bukan manusia, tidak benar secara sempurna, dan tidak bersatu dengan Firman. Sang Mediator harus Allah sejati dan manusia sejati, supaya Ia dapat memberikan keselamatan itu kepada kita. Ibrani 7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat surga.

Maka dari itu, apa artinya ‘aku percaya kepada Yesus Kristus, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari perawan Maria’?

Pertama, aku percaya bahwa Anak Allah menjadi manusia sejati dengan cara yang ajaib. Ia adalah Kristus yang memiliki dua natur, ilahi dan manusia, yang bersatu di dalam Pribadi-Nya, dan Dia dikuduskan oleh Roh Kudus dari rahim ibu-Nya. Kedua, aku percaya bahwa Dia, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, namun satu Kristus, dan yang dikuduskan dari rahim ibu-Nya, menebus dan menguduskanku. Aku mendapatkan hak adopsi anak-anak Allah.

Katekismus Heidelberg P35 – Dikandung dari Roh Kudus

Renungan harian

2 Agustus 2021

Katekismus Heidelberg

P35 – Dikandung dari Roh Kudus

Pert. Apa arti perkataan ini: yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria?

Jaw. Bahwa Anak Allah yang kekal itu, yang tetap (a) tinggal Allah sejati dan kekal (b), telah mengenakan tabiat manusia sejati dari daging dan darah anak dara Maria (c) oleh karya Roh Kudus (d), supaya Dia juga menjadi keturunan Daud yang sejati (e), yang dalam segala hal serupa dengan saudara-saudara-Nya (f),terkecuali dalam hal dosa (g).

(a) Kol 1:15. (b) 1Yo 5:20b. (c) Gal 4:4. (d) Luk 1:35. (e) Rom 1:3. (f) Ibr 2:17. (g) Ibr 4:15.

Sebagian komentar Zacharias Ursinus:

Apa signifikansi dari ‘dikandung dari Roh Kudus’? 1) Kristus secara ajaib dikandung dalam rahim perawan Maria, oleh tindakan langsung, atau operasi Roh Kudus, tanpa benih atau substansi pria, sehingga natur manusia-Nya dibentuk dari ibu-Nya sendiri, bertentangan dengan hukum alam yang Tuhan tetapkan, seperti yang tertulis ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau’ (Lukas 1:35). Jika ada orang yang menyangkal dengan menyatakan bahwa Allah juga menciptakan kita, kita menjawab bahwa kita dibentuk dengan cara yang berbeda (bukan tindakan langsung oleh Roh Kudus).

2) Allah Roh Kudus secara ajaib menguduskan Yang dikandung dalam rahim perawan Maria sehingga dosa asal tidak menempel pada-Nya. Allah Roh Kudus tahu bagaimana membedakan dan memisahkan dosa dari natur manusia; karena dosa tidak berasal dari natur manusia, tetapi ditambahkan kepadanya.

3) Kesatuan hipostatik kedua natur, ilahi dan manusia, dibentuk oleh Allah Roh Kudus, dalam rahim perawan Maria, segera dan pada saat momen konsepsi.