Katekismus Heidelberg P22 – Apa yang Kita Imani?

Renungan harian

3 Mei 2021

Katekismus Heidelberg

P22 – Apa yang Kita Imani?

Pert. Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen?

Jaw. Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil (a). Isi pokoknya diajarkan kepada kita melalui Pasal-pasal Pengakuan Iman Kristen yang am dan pasti.

(a) Yoh 20:31.

Allah memberikan janji dan kita harus percaya. Kita percaya bahwa Allah itu maha kuasa dan tidak mungkin berdusta, sehingga semua janji-Nya pasti tergenapi. Mazmur 12:7 Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Mazmur 18:31 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.

Di dalam sejarah, Gereja merumuskan pengakuan-pengakuan iman berdasarkan Alkitab untuk menegaskan apa yang Gereja percaya dan apa yang Gereja lawan. Pengakuan iman disusun secara sistematis dan sesuai konteks Gereja pada saat itu. Namun ini bukan berarti bahwa pengakuan iman itu tidak lagi berlaku pada masa kini. Sebaliknya Gereja bisa mempelajari dan mengembangkan lebih jauh demi menegakkan pengajaran yang benar.

Poin-poin yang singkat dan sederhana merumuskan apa inti yang orang Kristen harus percaya. Tentu saja pengakuan iman tidak dapat menjelaskan semua hal yang tertulis dalam Alkitab, namun pengakuan iman bisa mengarahkan orang Kristen untuk menemukan apa saja hal-hal esensi yang harus dipercaya.

Menguatkan Diri di dalam Tuhan

…Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya… (1 Samuel 30:6)

 

Alkitab seringkali memberikan gambaran Allah yang menguatkan individu atau umat-Nya secara kolektif. Di sisi lain, Alkitab juga memberikan gambarkan individu yang menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan. Penggalan ayat 1 Samuel 30:6 ini lebih tepat diterjemahkan “Tetapi Daud menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan, Allahnya” (ESV: But David strengthened himself in the Lord his God). Daud merupakan subyek yang aktif dalam kalimat ini. Setiap anak Tuhan harus bisa seperti Daud dalam hal ini. Umat Kristen bukanlah kumpulan orang pasif yang hanya menantikan Tuhan bekerja di dalam doa. Umat Tuhan haruslah aktif seperti gambaran jemaat yang diberitakan dalam Perjanjian Lama dan lebih jelas lagi dalam Perjanjian Baru. Setiap orang Kristen harus kuat di dalam Tuhan agar bisa efektif dipakai sebagai alat di tangan Tuhan. Daud adalah seorang tokoh teladan yang dapat mengajarkan kita bagaimana menguatkan diri di dalam Tuhan. Bagaimanakah Daud dapat melakukan hal ini?

 

Continue reading “Menguatkan Diri di dalam Tuhan”