Karya Allah dan Tanggung Jawab Manusia di dalam Keselamatan
Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 3-4.
Karena manusia pada naturnya mati di dalam dosa, maka Allah harus menghidupkan mereka; regenerasi di dalam pengertian yang sempit secara eksklusif merupakan karya Allah. Tetapi di dalam aspek-aspek lain dari proses keselamatan di luar regenerasi, Allah maupun orang-orang percaya terlibat di dalamnya – dalam pengertian ini kita dapat berbicara mengenai keselamatan sebagai karya Allah dan juga sebagai tugas kita. Kadang-kadang aspek-aspek ini – pertobatan, iman, pengudusan, ketekunan, dan sebagainya – digambarkan sebagai karya Allah yang di dalamnya orang-orang percaya turut bekerja. Namun, cara pengungkapan seperti ini mengakibatkan munculnya kesan bahwa Allah dan kita masing-masing mengerjakan sebagian tugas. Karena itu, lebih baik jika dikatakan bahwa di dalam aspek-aspek keselamatan kita ini (selain regenerasi), Allah berkarya dan kita berkarya. Pengudusan kita, misalnya, pada saat yang sama adalah seratus persen karya Allah tetapi juga seratus persen karya kita. Paulus memberikan pernyataan klasik mengenai ‘kejadian yang misterius’ dari karya Allah maupun kita ini di dalam Filipi 2:12-13, ‘Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,… karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.‘