Katekismus Heidelberg P8 – Kecenderungan Buruk Manusia

Renungan harian

25 Januari 2021

Katekismus Heidelberg

P8 – Kecenderungan Buruk Manusia

Pert. Tetapi, begitu rusakkah kita, sehingga kita sama sekali tidak sanggup berbuat apa pun yang baik, dan hanya cenderung pada yang jahat saja?

Jaw. Ya (a), kecuali jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah (b).

(a) Kej 8:21. (b) Yoh 3:3.

Bagian ini berbicara tentang kerusakan yang dialami manusia karena dosa. Manusia berdosa sama sekali tidak sanggup membuat kebaikan apapun (yang sempurna di mata Allah) dan hanya cenderung kepada kejahatan. Namun apakah manusia masih bisa melakukan suatu hal yang relatif baik atau baik menurut manusia? Bisa. Matius 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Dalam bagian ini dikatakan bahwa orang jahat pun bisa memberikan yang baik kepada anak-anaknya. Namun kebaikan ini belum cukup baik di mata Allah dan orang itu masih disebut sebagai orang ‘jahat’.

Jadi manusia tidak memiliki harapan untuk selamat berdasarkan kebaikan yang dibuatnya sendiri, karena tidak ada satupun yang baik di mata Allah (Roma 3:12). Jadi manusia tidak mungkin menolong diri sendiri atau manusia lainnya. manusia membutuhkan pertolongan dari Pribadi yang lebih berkuasa daripada manusia. Malaikat tidak sanggup menyelamatkan manusia. Hanya Allah yang bisa.

Setelah manusia mengalami keselamatan dari Allah, ia dimampukan untuk berbuat baik (sesuai kehendak Allah). Pertolongan Roh Kudus menjadikannya manusia baru yang dipimpin untuk melakukan pekerjaan baik (Efesus 2:10). Ia tetap bisa berbuat jahat seperti manusia lainnya, namun ia tidak akan menetap dalam dosa dan ia akan dipimpin serta dimampukan untuk melakukan perbuatan baik yang diperkenan Allah.