Katekismus Heidelberg P10 – Murka Allah atas Keberdosaan Manusia

Renungan harian

8 Februari 2021

Katekismus Heidelberg

P10 – Murka Allah atas Keberdosaan Manusia

Pert. Apakah Allah hendak membiarkan ketidaktaatan dan kemurtadan semacam itu tanpa hukuman?

Jaw. Tidak. Sebaliknya, Dia sangat murka (a), baik atas dosa turunan maupun atas dosa yang kita perbuat sendiri. Dia hendak menghukumnya dengan hukuman yang adil, baik di dunia ini maupun di akhirat (b), sebagaimana Dia telah berfirman, ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat’ (Gal 3:10).

(a) Rom 1:18. (b) Maz 50:21.

Allah yang adil harus menghukum manusia yang berdosa. Jika tidak demikian, maka Ia tidak adil. Manusia dituntut untuk menaati semua hukum Allah. Jika tidak, maka manusia harus dihukum. Allah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel dan hukum itu menyatakan apa yang dikehendaki oleh Allah dari manusia. Hukum Taurat itu sudah dengan jelas diberikan sehingga tidak ada orang yang bisa berkata bahwa ia tidak tahu apa tuntutan Allah. Bahkan Allah memberikan jalan pengampuan bagi manusia yang melanggar yaitu melalui persembahan korban, yang pada akhirnya menunjuk kepada Kristus.

Kendati demikian, sejarah membuktikan bahwa manusia tetap memilih untuk berdosa meskipun Allah sudah memberikan jalan keluar. Manusia memilih untuk berdosa dengan sengaja dan melawan Allah. Pada akhirnya tidak ada manusia yang bisa berkata “saya dipaksa berdosa seumur hidup saya padahal sebenarnya saya tidak mau”. Semua manusia berdosa atas keinginannya sendiri di dalam kebebasan yang dimilikinya. Jadi hukuman Tuhan atas manusia berdosa itu adil adanya.

Apakah Allah Murka? (Roma 1:18)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 5 Mei 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch

Tema: Apakah Allah Murka? (Roma 1:18)

“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” (TB)

“For the wrath of God is revealed from heaven against all ungodliness and unrighteousness of men, who by their unrighteousness suppress the truth.” (ESV)

Bahasa Yunani

murka – orge – wrath, anger, punishment, vengeance.

Jadi terjemahan TB dan ESV sudah tepat.

Mengapa banyak orang sulit untuk menerima fakta bahwa Allah bisa murka? Banyak orang memiliki presuposisi yang salah:

  1. Kasih dan murka itu bertentangan. Allah yang penuh kasih dirasa tidak mungkin murka.
  2. Murka seringkali dinilai buruk, maka Allah dianggap tidak mungkin murka.

Apakah kasih dan murka itu bertentangan?

  1. Orang yang mengasihi keadilan pasti membenci/marah terhadap ketidakadilan.
  2. kasih dan murka bisa menjadi dua sisi yang berbeda (bukan bertentangan).

Apakah murka itu hal buruk?

  1. Kita harus membedakan antara murka yang kudus dengan murka yang berdosa.
  2. Murka yang kudus bisa tidak disukai manusia tetapi diperkenan Allah.
  3. Jangan menilai murka dari pandangan yang salah/berdosa.

Roma 1:18 berbicara tentang murka yang sedang diungkapkan:

Apokalyptetai – present indicative passive

Jadi bukan ‘akan’ tetapi ‘sedang’ diungkapkan. Ini bukan hanya berbicara mengenai penghakiman terakhir

Mengapa Allah murka?

  1. Kefasikan/ungodliness – asebia – tidak menghormati Allah
  2. Kelaliman/unrighteousness – adikia – kejahatan/merampas hak orang lain
    1. Poin 1 dan 2 bukan dua hal yang sepenuhnya terpisah
  3. Menindas kebenaran dengan kelaliman, 2 arti:
    1. Secara aktif melawan kebenaran
    2. Memegang kebenaran tetapi tidak melakukannya

Bagaimana Allah mengungkapkan murka-Nya?

Roma 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

ESV: Therefore God gave them up in the lusts of their hearts to impurity, to the dishonoring of their bodies among themselves

Maksudnya adalah:

  1. Perjanjian Lama: Allah menyerahkan Israel yang memberontak ke tangan musuh-musuhnya. Allah tidak memberikan perlindungan dan kemenangan perang.
  2. Allah menarik restraining grace (anugerah yang menahan agar kejahatan tidak menjadi semakin parah).

KESIMPULAN

  1. Murka Allah itu nyata. Kita harus takut dan gentar serta hidup berhati-hati.
  2. Murka itu tidak selalu salah/buruk. Ada murka yang kudus.
  3. Orang yang mengerti kebenaran namun tidak melakukannya = menindas kebenaran
  4. Allah bisa menyatakan murka-Nya dengan menarik anugerah-Nya.

Apa kaitannya dengan penginjilan?

Ayat 16-17 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil (seharusnya: aku tidak malu akan Injil), karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”