Kuasa Pengubah

Ada yang mengatakan bahwa uang adalah syarat mutlak bagi seseorang yang ingin melakukan perubahan besar. Tidak mengherankan jika pendapat ini bisa muncul karena kedaulatan uang memang sangat besar. Uang bisa memberikan kuasa besar bagi pemiliknya sehingga ia bisa melakukan perubahan yang besar pula. Sebidang tanah luas yang belum ada apapun bisa berubah secara sangat drastis jika para pengembang (developer) mengubahnya. Mereka memiliki harta yang sangat banyak (dengan demikian memiliki kuasa yang sangat besar) sehingga mereka bisa dengan sangat mudah melakukan perubahan yang besar dan signifikan. Dengan teknologi masa kini, seorang perempuan yang tidak cantik (namun memiliki uang) bisa berubah menjadi perempuan yang sangat cantik. Tidak mengejutkan bila banyak orang berpendapat bahwa uang memiliki kuasa pengubah yang terbesar di dunia ini.

Namun Alkitab memberikan suatu narasi yang lain. Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah sumber kuasa pengubah. Allah memakai manusia untuk melakukan perubahan. Bagaimana Allah melakukan hal ini? Apakah Allah menjadikan hamba-hamba-Nya kaya secara materi terlebih dahulu sebelum mengutus mereka? Allah memberikan kuasa-Nya, yang tidak mungkin dibeli dengan uang sebanyak apapun, kepada hamba-hamba-Nya. Ketika Simon si penyihir mau membeli kuasa Allah, Rasul Petrus berkata: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang (Kisah Para Rasul 8:20). Allah mengutus Rasul Petrus sebagai pengubah bukan dengan kuasa uang tetapi dengan kuasa ilahi-Nya: Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu (Kisah Para Rasul 3:6-7).

Pertanyaan renungan: manakah yang kita pentingkan; kuasa Allah atau kuasa uang? Sudahkah kita yang percaya kepada kuasa Allah yang besar rajin berdoa kepada-Nya? Sudahkah kita mengandalkan Allah sepenuhnya di dalam panggilan kita sebagai pengubah atau agen perubahan?

Panggilan Pengubah

Manusia hidup dan diciptakan sebagai makhluk yang aktif. Di dalam keaktifannya, manusia membuat perubahan atau perbedaan. Perintah pertama Allah kepada manusia adalah: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi  dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi (Kejadian 1:28). Jumlah manusia yang tadinya hanya 2 orang harus berubah menjadi banyak. Manusia yang pada mulanya berkumpul di 1 tempat harus mengubah situasi itu sehingga seluruh bumi dipenuhi. Manusia harus membuat perubahan sehingga bumi yang tadinya belum ditaklukkan menjadi ditaklukkan. Manusia juga diperintahkan untuk berkuasa atau memimpin atas semua hewan. Pemimpin seharusnya membuat perubahan yaitu mengubah yang buruk atau baik menjadi lebih baik dengan kuasa yang dimilikinya.

Namun setelah kejatuhan dalam dosa, manusia mengubah bukan lagi sesuai dengan maksud dan tujuan Allah tetapi sesuai dengan maksud dan tujuan manusia yang berdosa. Manusia yang pada mulanya dipanggil untuk bertambah banyak malah saling membunuh. Manusia yang seharusnya memenuhi bumi malah berkumpul di 1 tempat (Kejadian 11:4). Manusia yang seharusnya mencerminkan atribut Allah menjadi manusia yang mencerminkan dosa. Dosa juga adalah pengubah. Manusia berdosa bisa hidup secara pasif atau ikut aktif mengubah di dalam dosa.

Bagaimana dengan orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus? Mereka diubahkan terlebih dahulu oleh Tuhan supaya mereka bisa menjadi pengubah yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Orang Kristen dipanggil bukan saja untuk pasif berdosa (atau tidak berdosa) tetapi juga untuk aktif mengubah dalam kesucian dan kebenaran. Hal yang menyedihkan adalah ketika banyak orang jahat begitu aktif mengadakan perubahan yang negatif tetapi banyak orang Kristen begitu pasif sehingga tidak menghasilkan perubahan apapun–atau malah ikut aktif berbuat jahat. Edmund Burke berkata: The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing (terjemahan bebas: satu-satunya syarat yang diperlukan agar kejahatan menang adalah kepasifan orang-orang baik).

Pertanyaan renungan: apakah kita sudah diubahkan? Sudahkah kita berubah menjadi orang yang lebih baik sebelum kita mengubah hal-hal di sekitar kita? Sadarkah kita bahwa kita dipanggil sebagai pengubah? Perubahan apa yang ingin kita capai untuk kemuliaan Tuhan?