Pengudusan Bersifat Kontinu

Kutipan oleh Stephen Tong dalam buku “Pengudusan Emosi” (Surabaya: Momentum, 2012), hal. 6.

Kita perlu setiap saat hidup dekat dengan Tuhan dan memohon Firman Tuhan mencerahkan hati kita. Kita perlu setiap hari memohon Roh Kudus menggerakkan hati kita dan setiap hari memohon Yesus Kristus membersihkan jiwa kita. Pembersihan oleh Yesus Kristus dengan darah-Nya dalam 1 Yohanes 1:7 dituliskan dengan formatĀ present continuous tense, yang berarti suatu pembersihan yang terus-menerus. Sebagaimana Tuhan ada di dalam terang, maka demikianlah darah-Nya menyucikan kita dari segala dosa. Proses penyucian itu terjadi terus-menerus. Jika kita hidup dalam dosa, berada dalam kegelapan, lalu kita berpura-pura dan menjadi munafik, maka kita tidak mungkin dibersihkan dari dosa-dosa kita oleh Tuhan. Pembersihan ini bersifat present continuous tense, suatu tindakan aktif mau membersihkan terus-menerus.

Bagaimana Seseorang Dapat Dikuduskan?

Kutipan oleh Stephen Tong dalam buku “Pengudusan Emosi” (Surabaya: Momentum, 2012), hal. 5.

Konsep “kekudusan” di dalam Alkitab sangat berbeda dari pemikiran dunia tentang kekudusan. Pertama kali Alkitab dalam Perjanjian Lama membicarakan kekudusan adalah ketika Tuhan bertemu dengan Musa dan berkata: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus” (Kel. 3:5). Kata kudus inilah yang dimengerti sebagai suci, dan dalam bahasa Ibrani adalah qadosh.

Kekudusan dimulai dengan mengenal dan berjumpa dengan Tuhan. Kekudusan dimulai dengan mengenalnya sebagai sifat Allah. Inilah permulaan dari konsep kekudusan. Kita memerlukan kekudusan, dan kekudusan itu dimulai dari Allah. Kita dikuduskan oleh Allah. Alkitab mencatat bahwa hanya ada tiga hal yang dapat menguduskan kita, yaitu: 1) darah Yesus; 2) Firman Tuhan; dan 3) Roh Kudus. Tidak ada hal lain yang dapat menyucikan kita selain ketiga hal ini. Oleh darah Tuhan Yesus dosa kita dihapuskan; oleh Firman Tuhan kita dibersihkan dari semua konsep, semua pemikiran dan kelakuan yang salah, dan dibawa kembali kepada kebenaran; dan oleh Roh Kudus kita diberi suatu dorongan dan pengudusan dengan memberikan hidup yang baru. Selain ketiga hal ini, tidak ada sumber dan daya yang bisa menguduskan kita.

Pengudusan Emosi oleh Roh Kudus

Kutipan oleh Stephen Tong dalam buku “Pengudusan Emosi” (Surabaya: Momentum, 2012), hal. vii-viii.

Salah satu pekerjaan Roh Kudus yang terpenting, selain mencerahkan kita, memperanakkan kita, dan bersaksi dalam hati kita bahwa kita anak-anak Allah, adalah memimpin dan menguduskan kita dalam seluruh perjalanan hidup kita mengikut Tuhan. Pengudusan ini mencakup: membawa rasio kita kembali dalam kesetiaan pada Firman Tuhan, membersihkan hati kita untuk senantiasa jujur dan murni di hadapan Tuhan, serta menguduskan emosi kita dalam setiap pergumulan dan pencobaan yang kita hadapi dalam hidup kita. Pengudusan emosi ini sangat krusial karena secara pasti akan mengakibatkan kesuksesan atau kegagalan hidup kita sebagai seorang Kristen.

Mengapa Kain membunuh Habel? Mengapa Abraham berbohong? Mengapa Saul berusaha membunuh Daud? Mengapa Daud berzinah? Mengapa Salomo jatuh dalam dosa karena berpoligami? Semua ini disebabkan oleh kerusakan dan kenajisan dalam emosi. Karena itulah, pengudusan emosi merupakan salah satu aspek kerohanian anak-anak Tuhan yang tidak boleh diabaikan.