Katekismus Heidelberg P55 – Persekutuan Orang Kudus

Renungan harian

20 Desember 2021

Katekismus Heidelberg

P55 – Persekutuan Orang Kudus

Pert. Apa arti persekutuan orang kudus menurut Saudara?

Jaw. Pertama, bahwa semua orang beriman dan tiap-tiap orang beriman secara perseorangan, sebagai anggota Tuhan Kristus, mendapat bagian dalam Dia dan dalam semua harta-Nya serta semua karunia-Nya (a). Kedua, bahwa tiap-tiap orang percaya harus menyadari kewajibannya untuk dengan sukarela dan gembira mempergunakan segala karunia yang didapatnya demi kebaikan dan keselamatan anggota lain (b).

(a) 1Ko 12:12, 14. (b) 1Pe 4:10.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Persekutuan mengekspresikan relasi antara dua atau tiga pribadi, yang memiliki hal yang sama. Fondasi atau dasar dari persekutuan ini adalah hal yang sama. Maka dari itu persekutuan orang kudus adalah partisipasi yang setara dalam semua janji Injil atau bersama-sama memiliki Kristus dan semua manfaat-Nya serta karunia-karunia-Nya. Maka dari itu persekutuan orang kudus menandakan:

1) Persatuan semua orang kudus dengan Kristus, sebagai anggota-anggota tubuh-Nya, yang dihasilkan oleh Roh Kudus, yang berdiam di Kepala dan anggota tubuh-Nya serta membuat mereka menjadi semakin serupa Sang Kepala yang Agung.

2) Sebuah partisipasi dalam semua manfaat Kristus. Rekonsiliasi, penebusan, pembenaran, pengudusan, hidup dan keselamatan yang sama menjadi milik semua orang kudus dan demi Kristus. Mereka sama-sama memiliki semua manfaat yang penting untuk keselamatan mereka.

3) Distribusi karunia-karunia khusus. Karunia-karunia ini, yang diberikan untuk edifikasi Gereja-Nya, dimiliki oleh seluruh Gereja: namun mereka didistribusikan kepada seluruh anggota sehingga yang satu memiliki karunia yang berbeda dengan anggota lainnya. Setiap anggota wajib untuk mempersembahkan semua karunia untuk kemuliaan Kristus, Kepala mereka.

Komunikasi Salib

Kutipan oleh Stephen Tong dalam buku “Pengudusan Emosi” (Surabaya: Momentum, 2012), hal. 9-10.

Apa yang dimaksud dengan “komunikasi yang bersifat salib”? Jika kita berada di dalam terang, maka “kami” dan “kami” bersekutu. Artinya, sesama anak-anak Tuhan, sesama manusia ini akan bisa bersekutu di dalam terang. Ini merupakan komunikasi horizontal. Jika kita berada di dalam terang, maka Allah, yang adalah terang, akan ber-sekutu dengan umat-Nya yang juga berada di dalam terang. Ini merupakan komunikasi vertikal. Gabungan kedua komunikasi horizontal dan vertikal ini membentuk format salib. Inilah komunikasi yang bersifat salib. Mengapa antara orang Kristen dan orang Kristen lain tidak bisa berdamai? Itu karena adanya dendam yang tidak disisihkan. Masih ada kegelapan yang terpelihara dan tidak dibersihkan. Dosa kita tidak akan diampuni jika kita masih menyembunyikan dalam kegelapan. Jika kita hidup di dalam terang, kita bersekutu satu terhadap yang lain. Di manakah terjadi batas dari gabungan cahaya lampu yang datang dari sebelah kiri saya dan cahaya lampu dari sebelah kanan saya? Jawabnya: Di mana-mana. Tidak ada titik khusus yang menggabungkan keduanya, dan tidak ada titik yang tidak menggabungkan pertemuan keduanya.  Inilah persekutuan. Tanpa batas dan tanpa garis tepi. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Ini terjadi terus-menerus dan secara otomatis membersihkan kita. Maka pengudusan kita harus meliputi: pengudusan pikiran, pengudusan emosi, dan pengudusan kemauan kita.

Persekutuan yang Menguatkan Hati

Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. (Kisah Para Rasul 28:15)

 

Ada begitu banyak hal yang Allah telah sediakan bagi anak-anak-Nya agar hati mereka dapat dikuatkan. Ayat ini menyatakan kepada para pembaca salah satu cara agar seorang percaya dapat dikuatkan hatinya. Kita akan merenungkan bagaimana seorang Rasul Paulus yang hidupnya dipakai secara luar biasa oleh Allah dapat dikuatkan hatinya.

Continue reading “Persekutuan yang Menguatkan Hati”