Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (Lukas 5:5)
Fokus yang Benar
Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku” (Yohanes 21:22).
Keyakinan yang Salah akan Diri Sendiri
Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu menangislah ia tersedu-sedu. (Markus 14:72)
Haruskah Saya Dibaptis dengan Roh Kudus?
Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 61.
Empat kali penggunaan ungkapan ‘membaptis dengan Roh Kudus’ yang tercatat di dalam kitab-kitab Injil (Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; dan Yoh. 1:33), adalah untuk mendeskripsikan kejadian historis yang akan terjadi, yaitu pencurahan Roh di hari Pentakosta. Jadi, misalnya, di dalam Markus 1:8, Yohanes Pembaptis dicatat mengatakan, ‘Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia [Kristus] akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.’ Dalam rujukan pertama yang muncul dalam Kitab Kisah Para Rasul 1:5, ungkapan tersebut, yang sekarang dalam bentuk pasif, juga merujuk kepada kejadian ini: ‘Tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’ Jadi, kelima penggunaan ungkapan ‘baptisan dengan Roh Kudus’ bukan menunjukkan suatu pengalaman yang harus dialami orang percaya setelah konversinya, melainkan suatu kejadian historis yang terjadi di hari Pentakosta: pengaruniaan Roh Kudus bagi gereja di dalam kepenuhan-Nya – suatu peristiwa yang seperti juga peristiwa kebangkitan Kristus, merupakan peristiwa yang tidak terulang lagi.
Pertumbuhan Iman Wajib Dialami Semua Orang Percaya
Kutipan oleh Jerry Bridges dari buku “Tumbuhkan Imanmu” (Bandung: Pionir Jaya, 2013) halaman 11-2.
Pertumbuhan adalan ekspresi normal dari kehidupan. Baik tanaman, binatang, maupun manusia, kita berharap mereka bisa bertumbuh hingga dewasa. Ketika sesuatu atau seseorang tidak bertumbuh, kita tahu ada sesuatu yang salah. Pertumbuhan juga merupakan ekspresi normal dari kehidupan Kristiani. Para penulis Perjanjian Baru menekankan pertumbuhan, dan terus-menerus mendorong kita untuk mengejarnya. Petrus mendesak kita untuk ‘bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus’ (2 Petrus 3:18). Paulus mengajarkan kita: ‘dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala’ (Efesus 4:15). Bahkan, berbeda dengan pertumbuhan fisik, orang Kristen tidak pernah boleh berhenti bertumbuh secara rohani. Paulus memuji jemaat Tesalonika karena mereka selalu ingin menyenangkan Tuhan dan mengasihi sesama. Untuk kedua hal ini, Paulus mendesak mereka untuk melakukannya ‘lebih dan lebih lagi’ (1 Tesalonika 4:1, 10). Dia ingin mereka terus bertumbuh dalam berbagai aspek hidup Kristiani. Tidak ada istilah ‘orang Kristen dewasa’ yang tidak perlu lagi bertumbuh. Pertumbuhan tidak hanya normal bagi orang-orang yang baru bertobat, tetapi juga bagi mereka yang telah berjalan bersama Tuhan selama lima puluh tahun atau lebih. Tentu saja hampir semua pertumbuhan, baik fisik maupun spiritual, berlangsung secara bertahap. Kita tidak bisa menyaksikan langsung sebuah tanaman atau seseorang bertumbuh di depan mata kita. Kita hanya bisa mengamatinya dari waktu ke waktu. Hal ini juga berlaku bagi kehidupan orang Kristen. Tentu saja setiap orang bertumbuh dengan kecepatan yang berbeda. Tak seorang pun dari kita yang bertumbuh dengan kecepatan yang sama sepanjang waktu. Namun, meskipun pertumbuhan dan area pertumbuhan setiap orang berbeda, kita semua tetap harus bertumbuh secara rohani. Ketika seorang Kristen tidak bertumbuh, ada sesuatu yang salah!