Kegenapan Hukum Taurat (Roma 10:4)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 30 Juni 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch
  2. com
  3. NIV Study Bible
  4. NICNT Douglas Moo

Tema: Kegenapan Hukum Taurat (Roma 10:4)

Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. (TB)

For Christ is the end of the law for righteousness to everyone who believes. (ESV)

For Christ is the end of the law for righteousness to every one that believeth. (KJV)

Pertanyaan:

  • Apa yang dimaksud ketika dikatakan bahwa Kristus menggenapkan Hukum Taurat dalam Roma 10:4?
  • Apakah ini berarti kita tidak memerlukan Hukum Taurat lagi?
  • Apakah Reformed setuju dengan antinomianisme?

Kita harus membaca Roma 10:1-4 untuk mengerti konteksnya

Kegenapan/end – telos

  • 33x muncul dalam Perjanjian Baru.
  • Strong, NASEC: an end, a toll.
  • HELPS: consummation, end, purpose.
  • Thayer: end, toll, custom (tax).

Matius 5:17

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (TB)

Do not think that I have come to abolish the Law or the Prophets; I have not come to abolish them but to fulfill them. (ESV)

Menggenapi/fulfill – pleroo

  • Strong, NASEC: to make full, to complete.
  • HELPS: be full, fill to individual capacity, i.e. to the extent it is “meet” (appropriate).
  • Thayer: to make full, to fill, to fill up, to render full, i. e. to complete.
  • Strong EC: accomplish, complete, fulfil.

Telos vs pleroo

  • Dua kata ini berbeda artinya.
  • Namun LAI (TB) menerjemahkan kedua kata ini sebagai “genap” dalam Matius 5:17 dan Roma 10:4.
  • Lebih tepat Roma 10:4a berbunyi: “Sebab Kristus adalah tujuan (akhir) Hukum Taurat”. Apa maksudnya?

Tiga fungsi hukum Taurat (thirdmill.org)

  1. Pedagogical use: menyatakan kebenaran sempurna Tuhan dan keberdosaan kita.
  2. Civil use: menahan/ membatasi/ mengendalikan kejahatan dengan hukuman.
  3. Moral/Normative use: panduan hidup.

John Calvin menulis tentang telos dalam Roma 10:4

the law had been given for this end, — to lead us as by the hand to another righteousness: nay, whatever the law teaches, whatever it commands, whatever it promises, has always a reference to Christ as its main object; and hence all its parts ought to be applied to him. But this cannot be done, except we, being stripped of all righteousness, and confounded with the knowledge of our sin, seek gratuitous righteousness from him alone.

NIVSB Roma 10:4

  • Telos can mean either (1) termination or (2) goal or fulfilment, it seems best here to understand it in the latter sense.
  • Christ is the fulfilment of the law in the sense that he brought it to completion by obeying perfectly its demands and by fulfilling its types and prophecies.
  • Christians are no longer ‘under law’ (6:14) since Christ has freed them from its condemnation, but the law still plays a role in their lives.
  • They are liberated by the Holy Spirit to fulfil its moral demands (see 8:4).

Manfred T. Brauch

  • Kata kegenapan (telos) dapat menunjukkan ‘tujuan’, ‘hasil’, yang kita tuju, atau ‘akhir’, ‘pemberhentian’. Banyak penafsir merasa yakin bahwa kedua arti tersebut ada di dalam teks kita. Bagi Paulus, Hukum Taurat adalah ‘penuntun bagi kita sampai Kristus datang’ (Galatia 3:24). Fungsinya yang sementara sekarang telah telah terpenuhi; dan karena itu Kristus juga merupakan akhir kegenapan hukum Taurat.
  • [Paulus] menggambarkan keyakinan bahwa hukum Musa telah selesai dan dibatalkan di dalam Kristus.
  • [Kristus] tidak menghapuskan kehendak Allah yang diungkapkan dalam hukum Taurat. Melainkan kedatangan-Nya menandakan akhir dari Hukum Taurat sehubungan dengan dicapainya kebenaran (yaitu hubungan yang benar dengan Allah).

NICNT

  • Paul is implying that Christ is:
    • the “end” of the law (he brings its era to a close)
    • and its “goal” (he is what the law anticipated and pointed toward).
  • [Paul] is picturing the Mosaic law as the center of an epoch in God’s dealings with human beings that has now come to an end. The believer’s relationship to God is mediated in and through Christ, and the Mosaic law is no longer basic to that relationship.
  • But Paul is not saying that Christ has ended all ‘law’; the believer remains bound to God’s law as it now is mediated in and through Christ (see Gal. 6:2; 1 Cor. 9:19-21).
  • Nor is he saying that the Mosaic law is no longer part of God’s revelation or of no more use to the believer. The Mosaic law, like all of Scripture, is ‘profitable’ for the believer (2 Tim. 3:16) and must continue to be read, pondered, and responded to by the faithful believer.
  • Our relationship to God is now found in Christ, not through the law; and our day-to-day behavior is to be guided primarily by the teaching of Christ and his apostles rather than by the law.
  • On the other hand, Jesus and Paul also caution us against severing Christ from the law. For he is its fulfilment and consummation and he cannot be understood or appreciated unless he is seen in light of the preparatory period of which the law was the center.

Catatan penting:

  • Ajaran Tuhan Yesus dan para rasul tidak melawan/berkontradiksi dengan Hukum Taurat (dengan penafsiran yang benar).
  • Misalnya: baik Perjanjian Lama maupun Baru sama-sama melihat perzinahan dan mencuri itu sebagai dosa.
  • PA Khusus kali ini tidak membahas kontinuitas/diskontinuitas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

KESIMPULAN

  • Kebenaran kita tidak sempurna sehingga kita tidak mungkin menjadi benar di hadapan Allah.
  • Tetapi kebenaran Kristus, yang kedatangan-Nya telah ‘mengakhiri’ dan ‘ditunjuk’ oleh Hukum Taurat, diperhitungkan kepada kita yang percaya, sehingga kita dibenarkan.
  • ‘Menuntun kepada Kristus’ bukanlah satu-satunya fungsi Hukum Taurat.
  • Perjanjian Baru tidak mengajarkan antinomianisme. Contoh: Efesus 4:28.
    • Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

Apakah Allah Tidak Adil? (Roma 9:13-15)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 23 Juni 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch
  2. com
  3. NIV Study Bible

Tema: Apakah Allah Tidak Adil? (Roma 9:13-15)

Untuk mengerti konteksnya, kita harus membaca Roma 9:10-16 (TB dan ESV)

Pertanyaan: apakah Doktrin Pemilihan (Election) / Predestinasi itu tidak adil?

Election (ekloge)

  • Strong: a (divine) selection.
  • HELPS Word-studies: divine selection.
  • NASEC – a (divine) selection.
  • Thayer – election, choice.

Pemilihan seperti apa?

  • Dipilih karena Allah dari sebelumnya sudah tahu bahwa orang itu pasti menjadi baik (bergantung pada respons orang itu di masa depan)? Tidak. Lihatlah hidup Yakub.
  • Dipilih bukan berdasarkan usaha manusia tetapi belas kasihan Allah (ayat 16).

Tafsiran:

  • Ellicott’s: Of him that runneth.—Atau metaphor taken from the foot-races as St. Paul may very possibly have seen them practised at Corinth. (Comp. Romans 9:16; Galatians 2:2; Galatians 5:7; Philippians 2:16.) The meaning is that the prize does not depend on human will or human effort, but on the grace of God.
  • Meyer’s NT: is not of him that wills, nor of him that runs, but of God who is merciful; it depends not on the striving and urgent endeavour of man, but on the will of the merciful God.
    • Running: a figurative designation of strenuously active endeavour, borrowed originally from the competitive races
  • Cambridge Bible: Not that human willing and running are illusions; but they are not the cause of mercy.
    • The word “runneth” belongs to St Paul’s favourite metaphor of the foot-race.
  • JFB: nor of him that runneth—maketh active effort (compare 1Co 9:24, 26; Php 2:16; 3:14). Both these are indispensable to salvation, yet salvation is owing to neither, but is purely “of God that showeth mercy.”
  • Matthew Poole: God’s election is not of Jacob’s, or of any other man’s, willing or running; i.e. it is not from his good desires or deeds, his good inclinations or actions, or from the foresight thereof; but it is of God’s mere mercy and good pleasure.
  • John Calvin: From the testimony adduced he draws this inference, that beyond all controversy our election is not to be ascribed to our diligence, nor to our striving, nor to our efforts, but that it is wholly to be referred to the counsel of God. That none of you may think that they who are elected are elected because they are deserving, or because they had in any way procured for themselves the favor of God. that it is neither by our will nor efforts, (for he has put running for striving or endeavour,) that we are counted among the elect, but that it wholly depends on the divine goodness, which of itself chooses those who neither will, nor strive, nor even think of such a thing.
  • Joel Beeke & Paul Smalley: Election is one side of God’s
    predestination of all people to either salvation by grace or damnation
    according to justice.

Pengakuan Iman Westminster 3.5-6

Those of mankind that are predestinated unto life, God, before the foundation of the world was laid, according to His eternal and immutable purpose, and the secret counsel and good pleasure of His will, hath chosen in Christ unto everlasting glory, out of His mere free grace and love, without any foresight of faith or good works, or perseverance in either of them, or any other thing in the creature, as conditions, or causes moving Him thereunto; and all to the praise of His glorious grace. As God hath appointed the elect unto glory, so hath He, by the eternal and most free purpose of His will, foreordained all the means thereunto. Wherefore, they who are elected being fallen in Adam, are redeemed by Christ; are effectually called unto faith in Christ by His Spirit working in due season; are justified, adopted, sanctified, and kept by His power, through faith, unto salvation. Neither are any other redeemed by Christ, effectually called, justified, adopted, sanctified, and saved, but the elect only.

Apakah Allah tidak adil?

  • Berdasarkan keadilan Allah, kita semua sepantasnya tidak selamat karena semua telah berdosa.
  • Namun Allah memberikan anugerah sehingga ada sekelompok orang yang selamat.
  • Orang yang diberikan anugerah itu selamat karena Tuhan Yesus Kristus yang menggantikannya (subtitusi). Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang percaya dan dosa kita diperhitungkan kepada Kristus (imputasi).
  • Apakah adil jika Allah memberikan anugerah keselamatan kepada hanya sebagian orang? Allah punya hak memberikan anugerah keselamatan kepada siapapun. Tidak ada satupun manusia yang berhak menuntut Allah untuk memberikan anugerah.

Ilustrasi:

Ketika saya berjalan, saya melihat ada pengemis #1 lalu saya memberikan Rp. 5000,-. Setelah melanjutkan perjalanan, saya melihat pengemis #2 dan memberikan Rp. 2000,-. Ketika bertemu dengan pengemis #3, saya tidak memberikan apa-apa. 3 pengemis itu berkumpul dan mendiskusikan berapa uang yang saya berikan kepada masing-masing mereka. Pengemis #2 dan #3 berlari mendapatkan saya dan protes. #2 protes karena hanya mendapat Rp.2000,- dan #3 protes karena tidak mendapat apa-apa.

Berhakkah pengemis #2 dan #3 datang dan protes kepada saya? Saya akan menjawab “itu uang saya, jadi terserah saya mau memberikan atau tidak.” Begitu pula anugerah Allah. Hanya Allah yang berhak atas itu.

Catatan penting:

  • Kita boleh menuntut Allah hanya untuk hal-hal yang sudah dijanjikan Allah dalam Firman Tuhan.
  • Alkitab tidak menyebutkan alasan mengapa Allah menghendaki sebagian untuk selamat dan sebaliknya (misteri).

KESIMPULAN

  • Pemilihan bukanlah tentang keadilan tetapi tentang belas kasihan Allah. Menuntut keadilan Allah dalam bagian ini adalah hal yang absurd.
  • Jadi Allah bukan tidak adil. Ia adil dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
  • Pemilihan Allah memastikan keselamatan kita. Jika berdasarkan usaha kita, maka tidak ada yang selamat.
  • Pemilihan Allah mengajarkan kerendahan hati dan rasa bersyukur.
  • Pemilihan Allah memberikan kepastian dalam penginjilan.
  • Memahami bagian ini membuat kita semakin yakin akan keadilan Allah.
  • Ini membuat kita semakin rela untuk berserah kepada Allah. Kita merasa damai dan sukacita karena Allah adil.

Segala Sesuatu demi Kebaikan (Roma 8:28)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 16 Juni 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch
  2. com
  3. NIV Study Bible

Tema: Segala Sesuatu demi Kebaikan (Roma 8:28)

  • Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Pertanyaan:

  • ‘Kebaikan’ seperti apa yang dimaksud dalam ayat ini?
  • Apakah ‘segala sesuatu’ mencakup penderitaan dan kesulitan orang Kristen?

And we know that for those who love God all things work together for good, for those who are called according to his purpose. (ESV)

And we know that in all things God works for the good of those who love him, who have been called according to his purpose. (NIV)

And we know that God causes all things to work together for good to those who love God, to those who are called according to His purpose. (NASB)

Kebaikan seperti apa?

  • NIVSB: that which conforms us ‘to the likeness of his Son (v. 29)’
  • 29: For those whom he foreknew he also predestined to be conformed to the image of his Son, in order that he might be the firstborn among many brothers.
  • Kebaikan yang dimaksud itu berhubungan dengan keselamatan.
  • Keselamatan bukan satu titik tetapi suatu proses. Tuhan aktif dalam proses itu.
  • 1 Petrus 1:9 karena kamu telah mencapai tujuan (telos) imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
  • Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (ESV: many people).

Roma 8:29-30

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Apakah ‘Segala Sesuatu’ Mencakup Penderitaan?

  • Ellicott’s Commentary – persecution and suffering included.
  • Meyer’s NT Commentary – even those full of pain not excepted (v. 35).
  • Benson Commentary – Namely, that occur in the course of divine providence, such as worldly losses or gains, poverty or riches, reproach or commendation, contempt or honour, pain or ease, sickness or health, and the ten thousand changes of life.
  • Cambridge Bible – No doubt St. Paul has specially in view the sufferings of the saints.
  • Barnes’ Notes – All our afflictions and trials; all the persecutions and calamities to which we are exposed.
  • Matthew Poole – even sin itself; because from their falls, God’s children arise more humble and careful. Afflictions are chiefly intended; the worst and crossest providences, those things that are evil in themselves, they work for good to the children of God.

Pembahasan oleh John Piper:

  • Paul is not saying all things are good. He is saying all things are turned by God for good.
  • For Christians, all things work for good all the time.
  • if you don’t love God, you can’t claim this promise. If you are not called according to his purpose, you can’t claim this promise.
  • In those who are called, love for God is what defines them. It’s the abiding condition of our hearts — whether strong or weak.
  • So Paul is not saying all things work for good for Christians some of the time (when their love for God is strong), and all things don’t work for good for Christians some of the time (when their love for God is weak). Loving God is not:
    • Meeting his needs (God is self-sufficient).
    • Loving his gifts alone.
    • Fruits of love/deeds. E.g. Ephesian Church.
  • Loving God is: desiring God, delighting in God, satisfied in God, valuing God, revering God. ‘All Things’ Includes the ‘Bad Things’.
  • The whole context before and after Romans 8:28 is painful.
    Romans 8:17 says we will be glorified with Christ if we suffer with him.
  • Verse 18 says that the sufferings of this present time are not worth comparing to the glory that will be revealed to us.
  • Verse 20 says that the creation — including us — is subjected to futility.
  • Verse 21 says that creation is in bondage to decay. Verse 23 says that even Spirit-filled Christians groan with the fallen creation awaiting our adoption, the redemption of our weak, sick, and dying bodies.
  • Verse 24 says we have been saved “in hope” and you can’t see hope, otherwise it wouldn’t be hope, so most of our salvation is invisible and still in the future. No wonder we groan.
  • Verse 35 says there are tribulation and distress and persecution and famine and nakedness and danger and sword.

Hamba Dosa (Roma 7:14, 19)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 9 Juni 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch
  2. com
  3. NICNT Surat Roma oleh Douglas Moo

Tema: Hamba Dosa (Roma 7:14, 19)

Untuk mengerti konteksnya, kita harus membaca Roma 7:14-20

Pertanyaan:

  • Dalam bagian ini, apakah Paulus berbicara mengenai dirinya di masa lampau (sebelum bertobat) atau masa kini? (ada pergumulan dengan dosa)
  • Apa yang dimaksud dengan “bukan aku yang berbuat tetapi dosa” (ayat 17, 20)?

Ada struktur paralel dalam perikop ini:

  • Ayat 14 & 18
  • Ayat 15 & 19
  • Ayat 17 & 20

Ayat 14:

  • Hukum Taurat itu baik (bersifat rohani).
  • Sifat daging Rasul Paulus masih ada.
  • Inilah kondisi kerohanian orang percaya (already and not yet)

Ayat 15:

  • Rasul Paulus bergumul melawan kedagingannya. Ada peperangan kehendak.
  • I do not understand > kebingungan. Rasul Paulus tidak selalu “tenang/cool”, meskipun teologinya begitu komprehensif.
  • Inilah gejolak yang dialami orang Kristen (termasuk hamba Tuhan, misionaris,dan lainnya) selama hidupnya.

Ayat 16:

  • Hukum Tuhan berlawanan dengan kedagingan Rasul Paulus (dan kita).
  • Namun Rasul Paulus setuju bahwa Hukum Tuhan itu baik.
  • Perintah Tuhan seringkali tidak menyenangkan bagi kedagingan kita, namun kita harus mengakui bahwa perintah Tuhan itulah yang terbaik.

Ayat 17:

  • NIVSB: Not an attempt to escape moral responsibility but a statement of the great control of sin can have over a Christian’s life.
  • BN: the apostle makes a distinction between sin and what he intends by the pronoun “I“.
  • JFB: That coexistence and mutual hostility of “flesh” and “spirit” in the same renewed man, which is so clearly taught in Ro 8:4, &c., and in Ga 5:16, &c., is the true and only key to the language of this and the following verses

Ayat 18:

  • Rasul Paulus mengakui bahwa di dalam dirinya tidak ada yang baik sedikitpun, hanya ada dosa (total depravity) – kecuali Tuhan beranugerah.
  • Ia punya keinginan baik namun tidak mampu/bisa melaksanakannya dengan kekuatannya sendiri.
  • Inilah kondisi kita.

Ayat 19:

  • Repetisi ayat 15 > penekanan.
  • Peperangan kehendak yang terus menerus terjadi selama hidup orang Kristen.

Ayat 20:

  • Repetisi ayat 17 > Penekanan.
  • Sin dwelling in me > dosa menjadikan diri manusia rumahnya.

Catatan penting:

  • Paulus bertobat tahun 35 M. Ia menulis surat Roma tahun 57 M. Ia sudah 22 tahun menjadi orang Kristen (bahkan Rasul) dan masih bergumul melawan kedagingan/dosa.
  • Kejujuran Rasul Paulus. Ia tidak selalu berhasil untuk taat, namun ia ingin untuk taat. Ia tidak selalu punya jawaban atas semua pergumulannya meskipun teologinya begitu komprehensif (ayat 15).

Apa solusinya? Roma 8:13

  • Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
  • Kuasa Allah Roh Kudus memampukan kita untuk mematikan dosa/kedagingan kita.
  • Firman dan doa tidak pernah terlepas dari mematikan dosa.

Mati bagi Dosa (Roma 6:2, 7)

PA Khusus GRII Cikarang

Ucapan Rasul Paulus yang Sulit dalam Surat Roma

Selasa, 2 Juni 2020

Vik. Tommy Suryadi

Referensi utama:

  1. buku “Ucapan Paulus yang Sulit” karya Manfred T. Brauch
  2. com
  3. NICNT Surat Roma oleh Douglas Moo

Tema: Mati bagi Dosa (Roma 6:2, 7)

Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Roma 6:2)

Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. (Roma 6:7)

Pertanyaan:

  1. Jika benar bahwa saya sudah mati bagi dosa, mengapa saya masih bisa berdosa (serta masih ada kebiasaan berdosa)?
  2. Jika saya masih berdosa, apakah itu berarti saya belum benar-benar mati bagi dosa/belum benar-benar selamat?

ESV

By no means! How can we who died to sin still live in it? (verse 2)

For one who has died has been set free from sin. (verse 7)

KJV

God forbid. How shall we, that are dead to sin, live any longer therein? (verse 2)

For he that is dead is freed from sin. (verse 7)

Untuk dapat mengerti konteksnya, kita harus membaca Roma 6:1-14

Kita harus memerhatikan ayat-ayat ini:

Ayat 2, 7 – telah mati bagi dosa

Ayat 6, 11 – telah bebas dari dosa/tidak lagi diperhamba dosa

Ayat 12, 13 – perintah untuk tidak membiarkan dosa dalam hidup kita

Ayat 14 – dosa tidak akan berkuasa

Jadi kita sudah bebas dari kuasa dosa atau belum? Kita harus mengerti konsep already and not yet

  • Orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sudah mengalami pengudusan. Statusnya sudah kudus (1 Petrus 2:9)
  • Namun, pengudusan itu sendiri bersifat progresif. Kita yang percaya sudah mengalami pengudusan, namun belum sampai kepenuhannya.
  • Pengudusan bukanlah satu titik tetapi satu proses dari sejak kita percaya sampai kita meninggal atau Parousia.
  • Dosa dalam hidup orang percaya dapat diilustrasikan sebagai pohon yang sudah terpisah dari akarnya.
  • Saat terpisah, pohon itu masih terlihat hidup. namun lama kelamaan (tetapi pasti) pohon itu akan mati.
  • Jadi Orang Kristen masih bisa berdosa di dalam kebebasannya.

Kita memiliki tanggung jawab dalam pengudusan

  • Tuhan mau kita aktif memerangi dosa dalam diri kita.
  • Kita tidak bisa memakai kekuatan kita sendiri, harus ada kuasa Tuhan.

Siapa/Apa yang Menguduskan Kita?

  • Darah Yesus (Ibrani 13:12)
  • Allah Roh Kudus (2 Tesalonika 2:13)
  • Firman dan doa (1 Timotius 4:5 dan Yohanes 17:17)

Kesimpulan dan Aplikasi

  • Orang percaya sudah dibebaskan dari dosa dan pasti selamat.
  • Namun ini bukanlah 1 titik, melainkan 1 proses sampai eskatos.
  • Kita diperintahkan untuk aktif memerangi dosa dengan pertolongan Tuhan.
  • Matius 5:29-30 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan (skandalizei) engkau, cungkillah dan buanglah itu… Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu…(Tuhan bukan memerintahkan kita untuk memutilasi diri. Ia mau kita bertindak tegas dan serius untuk melawan dosa.)