Teks : William P. Mackay (1867)
Musik : John J. Husband
William Paton Mackay lahir pada 13 mei 1839. Ketika ia berumur 17 tahun, ia melanjutkan studi di fakultas kedokteran di Universitas Edinburgh. Saat itulah ibunya memberikan alkitab kepadanya sebagai pedoman hidupnya selanjutnya. Alkitab ini sudah ditulis dengan namanya dan ada ayat-ayat khusus dipersiapkan ibunya. Suatu kali ketika ia dengan ceroboh menggadaikan alkitab dan memakai uangnya untuk membeli whiskey. Seiring berjalannya waktu, ia sampai pada praktik kedokteran untuk menyelesaikan kuliahnya. Pada suatu kali ia bertemu dengan pasien yang sedang sekarat dan sulit untuk disembuhkan. Pasien it uterus berteriak: “Bawakan buku-ku, aku perlu buku-ku.” Teriakan itu terus diingat Dr. Mackay dan membuat dia penasaran buku apakah yang paling penting dicari oleh orang yang sekarat. Beberapa saat sesudah pasien itu meninggal, Dr. Mackay masuk ke ruangan pasien dan mencari buku itu. Ia menemukan alkitab. Di bagian depan alkitab itu terdapat namanya. Ternyata alkitab itu adalah alkitabnya yang dulu digadaikannya. Mungkin pasien ini yang dulu membeli alkitabnya itu. Baginya, alkitab ini menjadi warisan yang sangat bernilai dari seorang pasien yang meninggal. Lalu ia pun membawa alkitab itu ke ruang kerjanya. Ia menutup pintu dan membacanya. Itulah peristiwa yang mengubah hidupnya. Ia disadarkan atas dosanya dan mempunyai dorongan yang kuat untuk menyerahkan hidupnya bagi Kristus. Sesudah ia selesai masa praktik kedokterannya, ia pun menjadi hamba Tuhan seumur hidupnya. Ia terus melayani Tuhan di gereja Presbyterian. Ia meninggal pada 22 Agustus 1885.
Lagu “Bangunkan kami” (Revive Us Again) ditulis oleh William P. Mackay. Pesan utama lagu ini adalah pengorbanan sebagai puncak karya Kristus untuk menebus manusia berdosa. Ini merupakan berita mengharukan dan menyukakan. Lagu ini mengagungkan anugerah ilahi yaitu keselamatan dari Allah di dalam Kristus. Sebagaimana dinyatakan dalam Efesus 1:5-8, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.”