Baptisan Roh Kudus dan Bahasa Roh

oleh Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M.Th

PENDAHULUAN

Kita akan membahas tentang baptisan Roh Kudus dan bahasa Roh. Perdebatan tentang doktrin ini sudah muncul dari tahun 1972 dimana saat itu ada holiness movement dari Metodis yang berkumpul dan berdoa serta diiringi bahasa Roh. Mereka menyebut itu sebagai second blessing. Sejak saat itu sampai sekarang, perdebatan tentang topik ini selalu terjadi. Inilah yang menyebabkan perdebatan dalam doktrin Roh Kudus (Pneumatologi) yaitu baptisan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus, dan bahasa Roh. Kita akan membahas beberapa doktrin Roh Kudus: siapakah Roh Kudus? apakah peran Roh Kudus? Apa arti baptisan Roh Kudus? Bagaimana dengan karya Roh Kudus dalam keselamatan seseorang? Apa itu bahasa Roh?

MENGENAL ROH KUDUS

Roh Kudus memiliki atribut, yaitu Ia adalah Roh Kudus itu sendiri. Ia adalah Roh Kebenaran dan Ia juga adalah Roh Penolong. Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam kekudusan. Status kita diubahkan dari berdosa menjadi benar karena pekerjaan Allah Roh Kudus saat kita lahir baru. Ia adalah Roh Kebenaran yang memimpin kita untuk senantiasa mengerti kebenaran dan berjalan dalam kebenaran untuk pertumbuhan iman kita. Ia juga adalah Roh Penolong yang menolong kita dalam berdoa. Ia menyanggupkan kita mengerti kehendak Tuhan dan melayani Tuhan. Roh Kudus memimpin kita untuk hidup suci demi Allah. Teologi Reformed melihat konsistensi dari pekerjaan Roh Kudus dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Dalam 1 Samuel 16:14 dikatakan bahwa Roh Tuhan mundur dari Saul. Apakah Saul mengenal Allah? Apakah ia sungguh hidup menurut Firman di dalam kesucian di hadapan Allah? Roh Kudus memimpin kita ke dalam kekudusan, kebenaran, dan menolong kita dalam hidup kita sebagai anak Tuhan. Ketika dikatakan bahwa Roh Tuhan mundur dari Saul, apakah itu berarti Saul dipilih Tuhan menjadi raja Israel atau Saul dipilih rakyat untuk menjadi raja? Rakyat yang memilih dia menjadi raja. Jadi dia bukanlah raja pilihan Tuhan. Raja pilihan Tuhan adalah Daud. Bagaimana kita tahu bahwa Saul bukanlah pilihan Tuhan? Saat pujian diutarakan bagi Daud, dikatakan bahwa Daud mengalahkan berlaksa-laksa sedangkan Saul hanya mengalahkan beribu-ribu. Apakah ia tersinggung, marah, dan dendam? Saul merasa sakit hati dan marah. Saul mengekspresikan kemarahan yang tidak suci. Ia memiliki kehausan menjadi penguasa yang haus akan pujian. Sejak ia dipenuhi dengan emosi yang tidak suci, ia berencana untuk membunuh Daud. Roh Kudus memimpin kita untuk hidup suci dan hidup dalam kebenaran, bukan untuk melayani diri. Saul dipenuhi dengan kemarahan, bahkan sampai mendekati kematiannya pun ia menjalin relasi dengan roh jahat. Ia meminta agar roh Samuel dipanggil (1 Samuel 28:11). Ia berelasi dengan roh tenung. Kitab Ulangan menyatakan bahwa hal ini dibenci oleh Tuhan. Saul mati dalam penderitaan dan bukan pertobatan.

Ada kelompok yang menyatakan bahwa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bisa datang dan pergi dari diri seseorang. Namun kita harus berhati-hati pada ajaran ini. Yehezkiel 36:26-27 Tuhan mengkonfirmasi bahwa Roh Kudus akan bekerja menetap dalam hati kita. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Alkitab di dalam teologi perjanjian yang disampaikan lewat Yehezkiel itu menyatakan bahwa Roh Kudus akan dikirimkan ke dalam hati kita secara permanen. Roh Kudus tidak keluar-masuk. Bagaimana dengan Ibrani 6:1-2 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah. yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa kita tidak perlu lagi memperdebatkan masalah pembaptisan karena baptisan tidak menyelamatkan. Iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus itu yang menyelamatkan kita yang berdosa. Juga dikatakan bahwa kita tidak perlu lagi berdebat dalam hal penumpangan tangan. Ada ajaran yang menyatakan bahwa kita bisa mendoakan apa yang kita lihat lalu Tuhan akan memberikan itu kepada kita. Jadi di dalam ajaran itu iman adalah karena melihat. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa iman itu bukan karena melihat (Ibrani 11:1). Lalu juga dikatakan mengenai kebangkitan orang mati.

Ibrani 6:3-4 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus. Hati itu diterangi oleh Roh Kudus. Tugas Roh Kudus adalah menginsafkan dunia akan dosa. Roh Kudus bisa menyentuh hati manusia dan menyadarkannya. Dituliskan juga: yang pernah mengecap karunia surgawi. Apakah ini yang disebut sebagai 9 manifestasi Roh dari 1 Korintus 12? Dituliskan juga: dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus. Orang ini mungkin saja sudah melayani namun belum benar-benar bertobat. Ayat 5 dan 6: dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Istilah ‘murtad lagi’ tidak ada dalam bahasa Yunani. Jadi sebenarnya orang ini memang murtad. Ayat 9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. Kekristenan itu berdasarkan iman yang menyelamatkan. Ada yang mendasari dengan iman yang dibangun di atas dasar perasaan. Orang yang seperti ini hanya merasa beriman. Ada juga yang mendasari dengan iman yang sifatnya hanya rasio. Orang yang seperti ini bisa lahir dari keluarga Kristen dan merasa dirinya sudah cocok menjadi orang Kristen namun tidak benar-benar menganut iman yang sejati. Pada saat kesulitan itu datang, imannya bisa hancur. Imannya tidak mengandung keselamatan. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Roh Kudus tetap konsisten dalam cara bekerja-Nya karena Allah tidak pernah berubah. Kita sebagai manusialah yang sering berubah. Allah tidak pernah berubah, juga perubahan itu sendiri.

Roh Kudus adalah Allah. Roh Kudus merupakan pribadi ketiga dari Allah Tritunggal (Bapa, Putra, Roh Kudus Yohanes 16:13). Roh Kudus mempunyai kuasa yang sama dengan Bapa dan Anak. Baik di dalam penciptaan (Kejadian 1:1-2), kemahatahuan (1 Korintus 2:10-11), dan kemahahadiran (Mazmur 139:7), kemahakuasaan (Lukas 1:35), dan kekekalan (Ibrani 9:14). Namun di dalam pelaksanaan tugas-Nya, Ia tunduk kepada Kristus, sama seperti Kristus tunduk kepada Bapa (Yohanes 16:13-15). Roh Kudus juga ikut berbagian dalam penciptaan. Maka dari itu dikatakan ‘Baiklah Kita…’ (Kejadian 1:26). Ada istilah jamak di sini. Kata baptis itu dalam bahasa aslinya berasal dari kata baptizo. Di dalam 1 Korintus 12:13 dipakai kata ebaptisthemen. Kata ini merupakan kata kerja, aorist indicative passive, orang pertama jamak. Ini berarti kita ini pasif dan dibaptis oleh Allah Tritunggal. Kata ini berarti kita dibaptis sekali untuk selama-lamanya. Jadi orang yang sudah dibaptis oleh Roh Kudus tidak boleh lagi meminta dan mempermainkan baptisan itu. jadi Roh Kudus juga tidak keluar-masuk. Roh Kudus bekerja tanpa bergantung pada kita. Ia tidak datang-pergi sesuai kondisi kerohanian kita.

Apa peran atau tugas Roh Kudus?

Pertama, Roh Kudus mewahyukan Firman Tuhan (2 Petrus 1:21).

Kedua, melahirbarukan dan mengubah orang berdosa (Yohanes 3:8; Titus 3:5b). Kelahiran baru itu datang dari atas ke bawah. Kita sudah dipersatukan dengan Roh Kudus seperti dalam kata ebaptisthemen. Roh Kudus mengubah manusia sehingga membenci dosa. Mereka yang sudah mengalami kelahiran baru dan dipenuhi Roh Kudus akan membenci dosa. Orang itu tidak mengalami dualisme.

Ketiga, mempertumbuhkan iman melalui pendengaran akan Firman yang telah diwahyukan-Nya itu (Roma 10:17). Iman bertumbuh dari pendengaran akan Firman Tuhan. Ada kelompok yang menyatakan bahwa bahasa Roh itu boleh dinyatakan beramai-ramai karena dianggap menyatakan Firman dan tidak perlu diterjemahkan. Kita akan mempelajari bagian ini. Mereka juga menyatakan bahwa jika penyembahan dilakukan dengan bahasa Roh maka itu adalah penyembahan yang tertinggi dan Allah berkenan akan hal itu. Namun mereka tidak memiliki dasar ayat untuk hal ini. Tuhan Yesus menyatakan kepada perempuan Samaria itu bahwa umat Allah akan menyembah dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23) dan bukan bahasa Roh. 1 Korintus 14:19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh. Ayat 14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Ayat 3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Paulus lebih suka untuk mengucapkan kata-kata yang dapat dimengerti daripada bahasa Roh. Menurut ayat-ayat ini, benarkah bahasa Roh itu yang tertinggi? Menyembah dalam roh dan kebenaran berarti kita sudah bersatu dengan Kristus (union with Christ). Kita menyembah dalam kebenaran karena kita mengenal Dia yang kita sembah.

Keempat, membangun atau menghidupkan hati yang selama ini telah membeku (Yehezkiel 36:26-27). Roh Kudus memiliki pikiran, perasaan, dan kehendak. Jadi Roh Kudus adalah pribadi dan bukan kuasa. Ada kelompok yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah kuasa saja. Roh Kudus adalah pribadi yang juga harus disembah dan dihormati. Ia tidak boleh dipaksa untuk bekerja dan memberikan mukjizat di luar kehendak-Nya, termasuk melalui doa dan pujian yang diulang-ulang. Setan bisa meniru banyak mukjizat kecuali kelahiran baru. Ketika Roh Kudus dianggap sebagai kuasa saja, Ia bisa dikendalikan manusia. Ini berarti otoritas-Nya dianggap ada di bawah manusia. Mereka menganggap pekerjaan utama Roh Kudus adalah memberikan karunia. Dalam lagu ‘Suci, Suci, Suci’ kita mengucapkan 3 kali karena mengakui 3 Pribadi Allah. Jadi sebagai satu Pribadi, Ia berkuasa dengan pemikiran, perasaan dan kehendak-Nya untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan karakter dan fungsi-Nya (Roma 8:26). Roh Kudus bukan sekedar satu kuasa yang bisa dipermainkan, diperintah, dan diatur menurut kehendak manusia di dalam doa dan penyembahan. Dan sebaliknya, Ia yang akan memimpin manusia masuk ke seluruh kebenaran (Yohanes 16:15) dan memimpin umat pilihan untuk taat dalam menjalankan kebenaran Tuhan dalam kehidupan sehari-harinya (Roma 1:17, band. Yohanes 15:16a)

PENGERTIAN PERAN ROH KUDUS DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA

Peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya adalah memunculkan buah Roh (Galatia 5:16-23). Di sini dikatakan buah Roh dan bukan buah-buah Roh. Kita bisa membandingkan ini dengan 9 manifestasi yang dituliskan dalam 1 Korintus 12. Dalam ayat ke-10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. menurut mereka ini adalah manifestasi dari baptisan Roh Kudus. Di dalam bahasa Yunani dari ayat ini ada frasa hetero gene glosson. Bagian ini berbicara tentang bahasa-bahasa yang berbeda dan bukan berbicara tentang bahasa Roh. Jadi jika kita pandai dalam banyak bahasa seperti Inggris, Mandarin, dan lainnya, maka kita sebenarnya memiliki karunia ini. Ini berbicara tentang ahli bahasa. Jadi 1 Korintus 12 ini tidak berbicara tentang bahasa Roh. Bagian akhir buah Roh berbicara tentang penguasaan diri. Roh Kudus bekerja dan memberikan keteraturan, jadi di dalam ibadah jemaat tidak bisa berbuat sembarangan. Dalam Kisah Para Rasul 2:4-11 dikatakan bahwa para Rasul berbicara dalam bahasa-bahasa lain yang bisa dimengerti oleh para pendengarnya sehingga mereka bertobat. Hal yang terpenting untuk diekspresikan setelah kita menerima baptisan Roh Kudus adalah hidup kita harus diubahkan menjadi seperti Kristus. Semua aspek dalam diri kita seperti rasio, kebenaran, kesucian, dan karakter kita pasti mengalami perubahan. Ketika suatu pengajaran menekankan hal yang tidak penting menjadi penting, maka bisa terjadi kesalahan. Kita harus mementingkan apa yang Alkitab katakan sebagai penting. Ketika kita mendapatkan baptisan Roh Kudus, yang terpenting adalah perubahan cara berpikir tentang segala hal. Kita menjadi orang yang mencintai kebenaran, keadilan, kesucian, dan karakter yang baik. Jadi orang yang mengaku sudah dibaptis Roh Kudus namun hidupnya belum berubah sebenarnya hanya berbicara kosong. Seperti pohon yang sehat memunculkan buah yang sehat, dan pohon akan memunculkan buah yang sejenis dengan pohonnya, demikian pula orang percaya dimana Roh Kudus tinggal di dalam hatinya, harus memunculkan buah Roh Kudus (bandingkan Matius 7:15-23). Ada orang-orang yang mengaku sudah melayani Tuhan bahkan sampai membuat mukjizat. Namun ternyata mukjizat bisa dipalsukan. Setan bisa memalsukan banyak hal. Setiap pengalaman yang terlihat spektakuler bisa datang dari Setan.

Roh Kudus memberikan karunia Roh Kudus secara unik dan berbeda, kepada masing-masing umat percaya menurut kehendak Roh (1 Korintus 12:1-11). Untuk apa karunia Roh Kudus diberikan? Ini bagian yang sangat penting untuk kita ketahui. Karunia itu bukanlah untuk dipamerkan. Karunia ini diberikan pertama untuk kepentingan pelayanan demi keutuhan tubuh Kristus (1 Korintus 12:12-31; Efesus 4:11-16). Jadi ketika kita memaksakan karunia itu pada diri kita dan mengaku bahwa kita memilikinya sampai kita berkonflik dengan seluruh jemaat, sebenarnya itu merupakan karunia yang bukan dari Roh Kudus. Roh Kudus bekerja membawa damai dan bukan membawa ketakutan kepada orang lain. Roh Kudus membawa persatuan untuk penginjilan. Itulah pekerjaan mulia yang dikerjakan Roh Kudus. Penyalahgunaan karunia Roh Kudus berakibat orang menyombongkan diri dan memisahkan diri, sehingga menimbulkan masalah dalam jemaat dan tidak bisa menjadi kesaksian yang baik (1 Korintus 14:23). Ada orang-orang yang lebih mementingkan bahasa Roh dan Paulus menjawab mereka demikian: Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? (1 Korintus 14:23). Kita tidak boleh menjadi batu sandungan di dalam komunitas. Menjadi batu sandungan itu tidak hanya ketika kita berkata-kata kasar atau bersikap arogan. Ayat ini menyatakan bahwa jika seluruh jemaat memaksakan untuk berbahasa Roh maka orang luar akan berpikir bahwa jemaat itu gila. Di sini mereka menjadi batu sandungan.

Roh Kudus memberikan karunia untuk saling melengkapi sebagai anggota tubuh Kristus untuk pertumbuhan iman, dan bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan Allah atau Kerajaan Allah (1 Korintus 14:26-40). Yang terpenting bukanlah tentang bahasa Roh dan Paulus telah menyatakan bahwa jika ada yang ingin berbahasa Roh maka haruslah 2 sampai 3 orang saja secara bergantian dan itupun harus ada penafsir (1 Korintus 14:27). Jika syarat itu tidak dipenuhi maka mereka harus berdiam diri (ayat 28). Di sini mereka harus memiliki pengendalian diri, aspek terakhir dari buah Roh. Ketiga, Roh Kudus memberikan karunia untuk memimpin umat Allah untuk terus bertumbuh imannya, karena disinilah peranan Roh Kudus yang mengarahkan setiap orang percaya memandang terus kepada Kristus, sebagai pusat imannya (Yohanes 16:14-15, bandingkan 16:8-11). Jadi mereka yang mengaku dipimpin Roh Kudus harus selalu memandang Yesus. Paulus menulis aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul (1 Korintus 9:26). Paulus berlari sampai garis akhir dan mencapai kemenangan iman (2 Timotius 4:7). Ia mau melayani Tuhan dengan sepenuh hati sebab semuanya dianggap sampah karena Kristus (Filipi 3:7-8). Di dalam teologi Reformed hal ini dikenal sebagai proses penyucian (progressive sanctification), dimana setiap anak Tuhan semakin hari semakin menjadi kudus, karena Roh Kudus yang bekerja di dalam hatinya dan menumbuhkan imannya dengan spirit hidup serupa dengan Tuhan Kristus. Dengan kata lain menyukai apa yang Tuhan Yesus sukai dan membenci apa yang dibenci oleh Tuhan Yesus yaitu dosa. Banyak dari orang-orang yang terjebak dalam teologi sukses itu sebenarnya adalah orang-orang yang tulis mengikut Tuhan. Mereka merasakan sakit hati karena ditipu sudah kehilangan uang sangat banyak. Ibadah yang hanya bersifat emosional itu tidak sesuai dengan Alkitab karena Paulus sudah menulis bahwa ia mau beribadah dengan akal budinya (1 Korintus 14:15).

PENGERTIAN BAPTISAN ROH KUDUS

Baptisan Roh Kudus adalah karya Roh Kudus yang melahirbarukan seseorang dan menyatukan orang percaya dengan Kristus (union with Christ), bersama dengan orang percaya lainnya (1 Korintus 12:12-13 dan Roma 6:1-4). Ini jelas merupakan konsep dari Alkitab. Mengapa baptisan Roh Kudus ini penting? Supaya kita sama Kristus dalam kematian (di dalam bagian ini kita menolak ajaran baptisan di peti mati. Kita sudah mati terhadap dosa) dan kebangkitan-Nya (kita bangkit dan menang atas dosa), melalui baptisan Roh Kudus kita dipisahkan dari kuasa dosa, supaya kita berjalan dalam terang, kebenaran, kesucian sebagai umat pilihan Tuhan (Efesus 4: 17-32; Roma 6:1-10, Kolose 2:12). Mengapa ada konsep baptisan Roh Kudus berkali-kali, ada yang pertama dan kedua, dan lainnya? Kita sudah mendapatkan baptisan Roh Kudus sekali pada saat lahir baru dan tidak perlu mendapatkannya lagi berkali-kali. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kita dibaptis sekali untuk selama-lamanya (aorist). Mereka mengaku bahwa ada baptisan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Mereka percaya ada first blessing, second blessing, dan third blessing dari Roh Kudus. Setiap baptisan ada manifestasinya tersendiri. Pada baptisan yang ketiga, orang itu mengalami bahasa Roh termasuk holy laughter. Kelompok ini percaya bahwa baptisan pertama adalah peristiwa kelahiran baru, dimana “Tuhan Yesus yang membaptis dalam Roh Kudus”. Ajaran yang benar adalah bahwa kita mendapatkan baptisan Roh Kudus saat lahir baru. Mereka percaya bahwa baptisan kedua adalah baptisan untuk orang-orang yang sudah lahir baru atau disucikan hatinya. Baptisan ini Roh Kudus yang langsung membaptis ke dalam Yesus Kristus. Di dalam bagian ini ada yang terbalik. Seharusnya Yesus yang membaptis kita dalam Roh Kudus. Kita dibaptis dalam tubuh Kristus.

Kelompok ini percaya bahwa murid-murid Yesus juga mengalami demikian “terimalah Roh Kudus” (Yohanes 20:21). Peristiwa dalam ayat ini terjadi saat Yesus bangkit, berarti di dalam masa 40 hari itu. Yesus mengatakan kalimat ini sebagai konfirmasi bahwa Roh Kudus itu diutus oleh Allah Bapa dan Allah Anak. Jika ada hamba Tuhan yang mengatakan hal yang sama, maka sebenarnya itu bukan dari Roh Kudus. Hamba Tuhan itu mau menjadi sama dengan Tuhan karena mau mengutus Roh Kudus. Ada hamba Tuhan yang sangat terkenal pernah melakukan ini lalu banyak orang yang duduk di depan itu terjatuh dan berbahasa roh. Setelah diteliti ternyata hamba Tuhan ini berselingkuh dan melakukan banyak dosa. Mungkinkah Roh Kudus diutus oleh orang seperti ini? Kita harus menguji segala hal dalam roh dan kebenaran.

Ingatlah bahwa peristiwa ini ada saat kebangkitan Tuhan Yesus. Jadi sebagai konfirmasi janji Tuhan Yesus tentang Roh Kudus (bandingkan Kisah Para Rasul 9:17: Ananias… menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: … engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus). Apakah ini yang disebut sebagai second blessing? Dalam bahasa Yunani, bagian ini bukan berbicara mengenai baptisan Roh Kudus tetapi kepenuhan Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, baptisan Roh Kudus itu sekali untuk selamanya saat lahir baru, sedangkan kepenuhan Roh Kudus itu diberikan Tuhan agar kita dapat menjalankan perintah yang mulia dari Tuhan. Kepenuhan Roh Kudus itu selalu diberikan kepada mereka yang diutus sebagai pembawa pesan Injil. Kelompok ini percaya baptisan Roh Kudus harus diminta dalam doa dan iman (Yohanes 7:37-39). Kita mengingat apa yang sudah dijelaskan di atas yaitu bahwa baptisan Roh Kudus adalah keaktifan dari Allah Tritunggal dan bukan kita sebagai jemaat. Inilah mengapa penting sekali untuk mempelajari bahasa Yunani Alkitab. Kita mengetahui bahwa keselamatan itu 100% datang dari Allah dan bukan hasil dari doa kita. Sebagai tanda menerima baptisan Roh Kudus adalah berbahasa Roh.

APA KATA ALKITAB TENTANG BAHASA ROH

Bahasa roh adalah karunia dari Roh Kudus untuk setiap orang percaya untuk membangun dirinya sendiri (1 Korintus 14:4a Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri) dan bersama dengan tujuan untuk membangun iman (1 Korintus 14:26-27 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya). Adakah bahasa Roh yang sesuai dengan Alkitab (1 Korintus 14)? Jikalau sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum dalam 1 Korintus 14, yaitu ada yang menafsir sesuai dengan Firman Tuhan (1 Korintus 14:4, 9, 13), dan bisa dimengerti sesuai dengan Firman Tuhan (1 Korintus 14:19, 22-23), teratur, serta tertib (1 Korintus 14:26-28). Jadi ini adalah bahasa rahasia yang sesuai dengan Firman Tuhan. Jika ada orang yang mengaku berberbahasa Roh namun tidak sesuai dengan Alkitab, maka itu sebenarnya bukan bahasa Roh. Itulah mengapa bahasa roh yang palsu terdengar mirip. Ini karena bahasa roh yang diucapkan itu tertanam dan diulang oleh pendengarnya. Kita diajarkan untuk mengajarkan Firman secara berulang-ulang agar tertanam di dalam diri kita (Ulangan 6:7). Jika tidak ada yang bisa menafsir bahasa Roh, maka orang itu harus diam. Semua harus berjalan dengan tertib dan teratur. Jadi bahasa Roh itu diucapakan satu persatu dan bukan bersama-sama dalam komunitas. Iman itu bertumbuh dari pendengaran akan Firman dan bukan emosi.

Bagaimana membedakan bahasa Roh glossolalia dalam dorongan Roh Kudus (1 Korintus 14:2) dengan bahasa Roh dalam kebiasaan pribadi atau bahasa asing xenolalia (Kisah Para Rasul 2:1-13)? Jika Roh Kudus mendorong kita, kira-kira Dia akan mendorong kita untuk memakai bahasa yang mudah dimengerti atau sulit dimengerti? Pasti bahasa yang bisa dimengerti. Ada orang-orang dari agama lain yang di acara kedukaannya menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa roh. Hal yang terpenting adalah berbahasa yang jelas dimengerti oleh orang lain agar mereka dapat dengan jelas mendengarkan Firman. Glossolalia itu adalah atas kedaulatan Tuhan dan bukan manusia. Itu bukanlah bahasa yang boleh diulang-ulang. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan bukan pemaksaan manusia. Mukjizat yang terpenting adalah ketika orang berdosa kembali kepada Tuhan. Mengapa Rasul Paulus menyebut bahasa Roh sebagai tanda untuk orang yang tidak beriman (1 Korintus 12:22)? Sedangkan bernubuat sebagai tanda orang beriman (1 Korintus 14:22)? Semakin kita beriman, kita tidak lagi berkata-kata seperti anak-anak. Orang yang semakin dewasa itu akan menggunakan akal budi. Maka dari itu Paulus bernubuat dari Firman Tuhan sehingga seluruh jemaat bisa mendengar. Mereka yang masih berbahasa Roh sebenarnya masih kanak-kanak, jadi kita jangan membenci mereka. Kita harus membimbing mereka perlahan-lahan. Mengapa ada bahasa roh yang bersama-sama terjadinya dan tergantung worship leader-nya? Bukankah Paulus sudah mengatakannya bahwa hanya 2-3 orang saja yang berbahasa Roh (1 Korintus 14:27)? Kembali lagi, mereka melihat Roh Kudus sebagai kuasa saja. Di dalam ibadah tidak boleh semua orang berbahasa Roh.

KESIMPULAN

Seluruh karya Roh Kudus diberikan kepada kita untuk membangun Kerajaan Tuhan baik dalam sekarang maupun di masa depan. Karunia Roh Kudus diberikan untuk membangun tubuh Kristus. Ini berarti karunia kita juga dipakai di dalam penginjilan. Karunia itu adalah untuk membuat orang percaya semakin teguh dan kuat. Karunia Roh itu adalah supaya orang-orang melihat Tuhan dan bukan orang yang melaksanakan karunia itu. Setiap karunia dari Tuhan itu pasti bersinergi untuk kepentingan Kerajaan Allah sehingga jiwa-jiwa bisa dilayani dan kembali kepada Tuhan. Hanya diri kita sendiri yang tahu apakah kita sudah menerima baptisan Roh Kudus atau belum. Kita bisa melihat apakah hidup kita sudah sungguh berubah sesuai Firman Tuhan atau belum. Kepenuhan Roh Kudus itu selalu berkaitan dengan pengutusan seperti Paulus yang memberitakan Injil kepada banyak orang. Karunia Roh Kudus adalah untuk kita yang lemah supaya diperlengkapi. Bahasa Roh bukanlah karunia yang paling penting sedangkan yang paling utama adalah karunia bernubuat yaitu bisa berbicara mengenai Firman Tuhan.

(diringkas dan diedit oleh Vik. Tommy Suryadi dan Vik. Lukman Sabtiyadi)