Menenangkan Diri di dalam Tuhan

Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.

Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela

Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela

Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.

Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela

-Mazmur 3-

 

Daud adalah seorang pendoa dan pemazmur yang bersandar pada Tuhan. Kira-kira setengah dari seluruh kitab Mazmur ditulis oleh Daud. Para pembaca Alkitab dapat belajar berdoa dan belajar tentang iman Kristen dari mazmur-mazmurnya. Kelimpahan kekayaan rohani yang besar dapat ditemukan dalam doa-doanya.

Dalam ayat pertama, pembaca diberikan informasi mengenai situasi Daud saat itu. Ia sedang lari dari anaknya sendiri, yaitu Absalom. Sebelum itu, kerajaan Daud berjalan dengan baik sampai Daud akhirnya melakukan pembunuhan dan perzinahan serta berdusta kepada rakyat. Tuhan yang tidak memandang muka menyatakan murka Tuhan terhadap Daud melalui nabi Natan. Tuhan menyerahkan isteri-isteri Daud untuk disetubuhi oleh orang lain, seperti Daud bersetubuh dengan isteri orang lain. Tuhan memakai Absalom sebagai alat untuk mendatangkan malapetaka bagi Daud.

Pembaca bisa berpendapat bahwa kemalangan Daud terjadi karena dosanya sendiri. Ia telah melanggar perintah Tuhan dan harus menanggung konsekuensi dari perbuatannya sendiri. Dalam situasi yang demikian, biasanya orang Kristen berkata “ini salahku sendiri, aku pantas mendapatkannya, tidak perlu berdoa kepada Tuhan.” Namun Mazmur Daud mengajarkan kepada kita bahwa Daud tetap bergantung kepada Allah ketika Daud sedang menanggung konsekuensi dosanya. Di dalam keadaan seperti apapun juga, orang Kristen harus mencari Tuhan di dalam doa, terlebih lagi ketika ia merasa tidak perlu berdoa atau merasa sedang jauh dari Tuhan.

Dalam ayat kedua dan ketiga, Daud menyatakan kondisinya saat itu. Ia menghadapi banyak musuh. Musuh-musuhnya tidak hanya mengancamnya secara fisik tetapi juga secara rohani. Mereka berkata “baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Mereka mencoba menindas iman Daud. Seandainya Daud terhanyut oleh perkataan mereka dan tidak meminta pertolongan dari Allah, maka Daud pasti kalah dalam peperangan rohani. Ketika Iblis berhasil membujuk orang Kristen agar mencurigai Allah dan tidak berdoa, sesungguhnya orang Kristen telah kalah. Orang Kristen yang tidak mengerti tentang kesetiaan Tuhan akan mudah digoyahkan dan mudah dibawa hanyut oleh kalimat-kalimat yang mencurigai Tuhan.

Dalam ayat keempat dan kelima, Daud menegaskan posisi imannya. Ada kata “tetapi” yang memulai tanggapannya terhadap cemoohan musuh. Meskipun musuh-musuhnya menyatakan Allah tidak akan menolong, Daud tetap melihat kepada Tuhan dan menyatakan bahwa Dia-lah perisai dan kemuliaannya. Daud telah memenangkan peperangan rohaninya. Ia berdoa kepada Tuhan, bahkan dikatakan bahwa ia berseru dengan nyaring. Ia tidak ragu sama sekali terhadap Tuhan. Seruan nyaringnya membuat orang-orang di sekitarnya yang mendengar mengerti bahwa Daud sungguh-sungguh bergantung kepada Allah. Doanya telah menjadi kesaksian. Ia telah berupaya memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Doa Daud didengar dan dijawab oleh Tuhan yang begitu setia kepada anak-anak-Nya.

Dalam ayat keenam dan ketujuh, Daud menyatakan dampak dari iman dan doanya. Ia bisa tidur dengan tenang dan bangun dengan segar karena Ia yakin Tuhan menopangnya. Daud menyatakan imannya kepada Tuhan dengan bisa tidur tenang di tengah kondisi yang begitu menekan. Ia yakin Tuhan akan menjaganya selama ia tidur. Daud juga menyatakan bahwa ia tidak takut kepada manusia yang jumlahnya banyak dan siap mengepung dia. Dia percaya pemeliharaan Tuhan dan percaya bahwa Tuhan yang ia sembah jauh lebih besar daripada sejumlah besar manusia.

Dalam ayat kedelapan dan kesembilan, Daud menyatakan bahwa Tuhan telah mengalahkan musuh-musuhnya yang sebelumnya. Ingatan ini menjadi penguat iman Daud. Allah yang telah menolongnya di masa lampau akan menolongnya pula di masa depan. Tuhan-lah sumber pertolongannya, karena Tuhan adalah sumber dari segala hal yang baik. Berkat-Nya tercurah atas umat-Nya, seperti yang telah dijanjikan-Nya di dalam kitab Taurat.