Kutipan oleh Stephen Tong dari buku “Hati yang Terbakar” Vol. 1A (Surabaya: Momentum, 2014), hal. 12-13.
…tidak mungkin Allah Tritunggal dimengerti sepenuhnya oleh rasio manusia, karena Allah adalah Allah yang tidak terbatas, sedangkan manusia sangat terbatas. Memang, doktrin Allah Tritunggal adalah doktrin yang paling sulit dimengerti, paling sulit dijelaskan, paling sulit diterima, paling sulit dipercaya, paling sulit diungkapkan dengan kata-kata atau istilah-istilah manusia. Doktrin ini bagaikan doktrin yang tidak dapat harmonis dengan rasio manusia. Namun, apakah karena sedemikian sulit, lalu kita tidak perlu mengajarkannya atau tidak perlu mengabarkannya? Tidak! Walaupun doktrin ini sulit, tidak berarti kita tidak perlu mengerti, tidak berarti kita tidak perlu menjelaskan, tidak berarti kita tidak perlu percaya, tidak berarti kita tidak perlu memakai rasio untuk memikirkan. Prinsip theologi Reformed yang saya pegang dengan teguh menyatakan bahwa orang Kristen bukanlah seorang rasionalis, tetapi orang Kristen harus menjadi orang yang rasional. Maksudnya, rasio kita tidak mungkin mencapai keseluruhan pengetahuan firman, tetapi rasio kita harus dipergunakan secara maksimal untuk mengerti firman Tuhan. Meskipun kita tidak mungkin mencapai pengetahuan yang sempurna karena kita bukan Allah, namun kita harus semaksimal mungkin mendayagunakan segala sarana yang diciptakan Tuhan di dalam diri kita untuk mengenal firman Allah.
Apa perbedaan istilah “rasional” dan “rasionalis”? Rasional berarti seseorang yang menggunakan fungsi rasionya secara maksimal tanpa memperilah rasionya sebagai sesuatu yang mutlak, dengan perkataan lain, dia tidak memutlakkan rasionya. Sedangkan seorang rasionalis ialah orang yang menjadikan rasionya sebagai ukuran untuk mengerti segala sesuatu. Dengan perkataan lain, rasionalis adalah seorang yang memutlakkan rasionya. Kita menolak pandangan rasionalis karena kita sadar bahwa rasio hanyalah ciptaan yang terbatas dari Allah.