Penghinaan yang Membahagiakan

[Musa] menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah (Ibrani 11:26).

Mengapa Musa rela meninggalkan semua kemewahan dan kemegahan kerajaan Mesir? Apakah ini karena ia dipercayakan jabatan dan kemewahan yang lebih besar di dunia? Musa menjadi gembala setelah ia meninggalkan Mesir. Secara fisik kondisinya berubah secara drastis, namun Musa tidak mempermasalahkan hal itu. Apakah ini karena Musa membenci kekayaan dunia? Lebih tepatnya, ini karena Musa ‘menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir’. Ia mengarahkan matanya kepada sesuatu yang lebih mulia dari pada apa yang ia miliki saat itu. Untuk mendapatkan hal yang lebih mulia itu, ia rela melepaskan semua yang dimilikinya pada saat itu.

Frasa ‘penghinaan karena Kristus’ bukan berarti ‘penghinaan yang kita terima demi Kristus (the reproach for Christ’s sake)’. Frasa ini lebih tepat dimengerti sebagai ‘penghinaan seperti yang ditanggung oleh Kristus (the reproach, as Christ bore it)’ [1]. Meskipun Musa tidak mengenal Kristus seperti kita mengenal Kristus sekarang ini, ia hidup serupa dengan Kristus, termasuk di dalam penderitaan-Nya. Paulus menulis ‘Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati’ (Filipi 3:10-11). Pengenalan akan Kristus tidak hanya melibatkan aspek kognitif tetapi seluruh kehidupan kita. Musa melihat pengenalan akan Kristus, yaitu persekutuan dalam penderitaan-Nya sebagai hal yang lebih berharga dari pada semua harta di Mesir.

Maukah kita, seperti Musa, bersekutu dengan Kristus di dalam penderitaan-Nya? Sadarkah kita bahwa ‘penghinaan karena Kristus’ itu jauh lebih berharga dari pada harta dunia manapun juga? Musa melayangkan matanya kepada upah surgawi yang Tuhan janjikan. Itulah yang menetapkan hatinya untuk menerima penghinaan itu.

 

[1] Meyer’s NT Commentary (https://biblehub.com/commentaries/hebrews/11-26.htm, diakses 7 Juni 2019)