Dalam catatan sejarah penulisan lagu ini tidak diketahui siapa yang membuatnya. Walaupun demikian lagu ini sangat mempunyai dasar alkitab yang kuat. Lagu ini berdasarkan pada Mazmur 103 yang merupakan mazmur syukur (thanksgiving). Mazmur ini ditulis oleh Daud. Suatu Mazmur yang indah yang mengajarkan tentang “Allah yang mengasihi dan mengampuni”. Bait ke-1 lagu ini diambil dari Mazmur 103:2-3 yang berbunyi: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu.” Ada banyak kebaikan Allah yang kita terima dalam hidup ini: keluarga, pekerjaan, pendidikan, lingkungan, hidup dan lainnya. Namun kebaikan-kebaikan tersebut adalah kebaikan umum dari Allah. Ada kebaikan yang lebih luar biasa daripada itu semua yaitu “Ia mengasihi dan mengampuni manusia berdosa”. Inilah yang dinyatakan melalui bait pertama lagu ini. Ketika kita menikmati segala kebaikan umum dari Allah, hendaklah kita tidak melupakan kebaikan-Nya yang paling luar biasa bahwa Ia mengasihi dan mengampuni kita yang berdosa.
Bait ke-2 diambil dari Mazmur 103:4-5, “Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.” Kebaikan Allah tidak berhenti ketika Ia mengampuni manusia berdosa, Ia juga memahkotai dan memberikan hidup berkelimpahan. Manusia yang berdosa adalah manusia yang mengalami kerusakan total sehingga menjalani hidup yang tanpa makna. Ketika Tuhan Allah memulihkan manusia berdosa di dalam Kristus, Ia memberikan nilai diri yang sejati di dalam Kristus. Dengan demikian kebanggaan kita bukan lagi segala pencapaian duniawi melainkan kasih setia dan rahmat Kristus. Itulah yang menjadi mahkota kita. Dan berdasarkan rahmat Kristus itu pula kita menjalani hari-hari kita seperti burung rajawali muda dengan kekuatan dan harapan yang baru menuju masa depan penuh harapan di dalam Kristus.
Bait ke-3 diambil dari Mazmur 103:10-13, “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Bagian ini merupakan suatu ungkapan betapa sangat besarnya kasih Allah kepada umat-Nya. “Tingginya langit” merupakan kiasan atas kasih Allah yang tidak pernah dapat terukur oleh manusia. “Kasih Bapa” merupakan kiasan atas kasih yang tak berkesudahan dan tak bersyarat. Seperti Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya dan terus menantikan anak yang hilang kembali pulang.
Betapa besar, berkelimpahan dan tak terduga anugerah Allah di dalam Kristus. Kiranya lagu ini membuat kita semakin kagum dengan Allah kita dan hidup dengan penuh syukur atas segala karya-Nya di dalam Kristus.