“Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” (Kisah Para Rasul 1:3)
Panggilan dan Kekuatan Pelayanan dari Allah
Kutipan oleh Billy Kristanto dari buku ‘Ajarlah Kami Bertumbuh’ (Surabaya: Momentum, 2011) halaman 2.
“Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus…” (1 Kor. 1:1). Paulus memulai suratnya ini dengan menegaskan panggilan kerasulannya. Ini merupakan prinsip yang penting: panggilan pelayanan kita berasal dari Tuhan dan inilah yang sebenarnya memberikan kekuatan kepada kita dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam pelayanan. Tidak ada pelayanan yang tanpa kesulitan. Pelayanan yang disertai Tuhan pun pasti memiliki banyak kesulitan, baik dari setan, orang lain, bahkan dari diri sendiri. Demikian juga halnya dengan Paulus, dia mengalami kesulitan karena sebagian jemaat Korintus mempertanyakan kerasulannya; mereka tidak percaya bahwa dia adalah seorang rasul sejati. Namun, walaupun tidak dipercaya, Paulus tetap setia melayani jemaat yang seperti itu. Dari mana Paulus memperoleh kekuatan ini? Kekuatan ini datang dari kejelasan dan keyakinan bahwa ia dipanggil oleh kehendak Allah, karena Allah yang telah menempatkan dia dalam posisi itu; bukan karena beban yang muncul dari dirinya sendiri atau karena ambisi pribadi. Jadi walaupun berat, Paulus tetap menyatakan diri sebagai pelayan Tuhan yang setia. Saat kita sadar bahwa pelayanan yang kita kerjakan adalah pelayanan yang berasal dari kehendak Tuhan, kita akan diberi kekuatan oleh Tuhan untuk melayani dengan setia.
Tujuan Karunia Penyembuhan
Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 46-7.
Apa yang diajarkan Alkitab mengenai penyembuhan? Penyembuhan fisik merupakan aspek yang esensial dari pelayanan Kristus. Perhatikan, misalnya, Matius 9:35, ‘Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.’ Selanjutnya, Kristus memberikan otoritas kepada murid-murid-Nya untuk menyembukan penyakit, baik kepada kedua belas rasul (Mat. 10:1) maupun ketujuh puluh murid (Luk. 10:1, 9). Tetapi, penyembuhan yang dilakukan Kristus ini merupakan tanda-tanda identitas mesianis-Nya (Mat. 11:4-6; Yoh. 10:25-26, 38; Kis. 2:22)… [P]enyembuhan yang bersifat mujizat yang dilakukan oleh para rasul Yesus berfungsi untuk meneguhkan Injil yang mereka sampaikan dan juga mengidentifikasikan mereka sebagai pembawa kabar yang sejati dari Injil itu (Kis. 14:3; Rm. 15:18-19; Ibr. 2:3-4). Sesungguhnya, di 2 Korintus 12:12, penyembuhan-penyembuhan yang bersifat mujizat ini disebut ‘tanda-tanda seorang rasul sejati (RSV: signs of a true apostle).’ Dengan demikian, fakta bahwa Yesus dan para rasul (yang meletakkan dasar bagi gereja) mampu melakukan penyembuhan supernatural tidak berarti harus berimplikasi bahwa kita yang menjadi pengikut Yesus masih mampu melakukan pelayanan penyembuhan itu pada saat ini.