Hidup yang Dipimpin dan Dikuatkan oleh Roh Kudus
Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 68.
Hidup menurut tuntunan Roh berarti menunggu Roh, bertanya apa yang Roh inginkan untuk kita kerjakan, dan ke mana Roh ingin kita pergi. Hal ini memerlukan studi Alkitab setiap hari, karena Roh tidak akan menuntun kita terpisah dari Firman. Semakin baik kita mengenal Alkitab, semakin baik pula kita akan mengetahui seperti apa hidup menurut Roh itu. Diungkapkan secara negatif, hidup menurut tuntunan Roh berarti mendiamkan suara kedagingan, mengalahkan energi untuk bersikap terburu-buru yang timbul dari daging, menahan setiap dorongan sampai terbukti bahwa itu adalah dari Allah. Secara positif, hal ini berarti dipimpin oleh-Nya, mendengarkan-Nya saat Dia menyatakan diri-Nya di dalam Firman-Nya, dan berserah kepada-Nya terus-menerus.
Hidup oleh kekuatan Roh berarti bersandar pada-Nya untuk mendapatkan kekuatan rohani yang diperlukan. Artinya, percaya bahwa Roh dapat memberikan kepada kita kekuatan yang cukup untuk setiap kebutuhan, meminta kekuatan itu di dalam doa kapan pun kita memerlukannya, dan menggunakan kekuatan itu dengan iman di dalam menghadapi permasalahan setiap hari. Satu-satunya cara agar kita dapat hidup oleh kekuatan Roh adalah dengan menjaga hubungan yang konstan dengan-Nya. Perbedaan antara radio yang menggunakan baterai dan radio yang perlu dicolokkan ke sumber listrik adalah bahwa radio yang terakhir ini harus selalu dicolokkan kepada sumber listrik untuk dapat berfungsi. Roh memberikan kita kekuatan, bukan seperti radio baterai, melainkan seperti radio colokan: kita perlu mencolokkan diri kita kepada-Nya setiap saat.
Bersukacita di dalam Tuhan
…Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan… (Yohanes 20:20)
Suatu kali Budi sedang membaca Alkitab di kelas. Ia menatap satu ayat dengan serius dan hampir tidak berkedip sama sekali. Anto melihat hal itu dan ia menghampiri Budi “serius banget bacanya. Ada apa sih?” Budi tetap berfokus pada ayat itu, namun ia mendengar Anto “aku bingung nih. Dalam buah Roh ada sukacita, tapi aku merasa jarang banget merasakan sukacita. Apa karena aku terlalu serius ya? Apa ada yang salah dari diriku?” Anto terdiam, merenung, tapi melanjutkan “iya, sudah bertahun-tahun aku menjadi Kristen tapi kog ya begini-begini saja sukacitanya. Aku senang sih kalau main games atau bercanda dengan keluarga, tapi sepertinya aku belum pernah bersukacita karena membaca Alkitab, berdoa, ataupun beribadah. Mungkin ada caranya untuk mendapatkan sukacita yang Alkitab katakan.” Budi menjawab “iya, aku pikir juga ada banyak teman-teman Kristen yang lain yang mengalami masalah yang serupa.”
Masalah Terbesar Manusia
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Matius 9:2b)
Ayu bertanya kepada Tika “Tika, menurutmu kenapa sih dunia hancur seperti sekarang?” Tika menjawab “kurasa gara-gara orang-orang jahat. Seandainya semua berlaku baik, kurasa dunia akan jadi lebih baik.” Ayu menimpali “benar juga kamu, tetapi kenapa ada orang-orang jahat ya?” Tika menjawab “mungkin karena kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan. Kalau manusia dididik dengan baik dan diberikan kecukupan hidup, kurasa manusia akan menjadi baik.” Ayu mengerutkan dahinya “tapi Tika, banyak loh penjahat yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik.” Mendengar itu, Tika berdiam sejenak “hmm.. iya juga ya. Aku jadi bingung.”