Menjadi Takut dan Percaya (Mazmur 40:4)
Sebuah Perenungan dari 1 Petrus 3:13-15
Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat (1 Petrus 3:13-15)
Sinning with a High Hand
Tetapi orang yang berbuat sesuatu dengan sengaja, baik orang Israel asli, baik orang asing, orang itu menjadi penista TUHAN, ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya. (Bilangan 15:30)
Kitab Bilangan pasal ke-15 membicarakan tentang dosa yang tidak sengaja dan dosa yang disengaja. Dikatakan bahwa mereka yang berdosa secara sengaja telah menjadi penista Tuhan dan harus dilenyapkan dari tengah-tengah Israel. Pernahkah kita melakukan dosa secara sengaja? Kita pasti pernah. Adakah tokoh di dalam Alkitab yang melakukan dosa secara sengaja? Ada banyak. Abraham melakukan dosa dengan sengaja. Ia berbohong kepada Firaun dan Abimelekh. Ishak juga berbohong. Yakub berbohong kepada ayahnya sendiri dan kakaknya. Musa berdosa dengan tidak melaksanakan sesuai perintah Tuhan. Daud berdosa secara sengaja dalam hal membunuh Uria, berzinah dengan Betsyeba, dan membohongi rakyat. Kasus-kasus seperti inikah yang dimaksudkan ayat di atas? Mengapa mereka tidak dilenyapkan oleh Tuhan?
Bilangan 15:30 sebenarnya membicarakan tentang ‘sinning with a high hand.‘ Dalam budaya Timur Dekat Kuno, kita bisa menemukan gambar atau patung dimana ada seseorang yang mengacungkan tangannya ke arah langit. Ini berarti orang tersebut sedang secara langsung menantang Allah. Orang ini sama sekali tidak punya rasa takut kepada Allah dan siap untuk melawan-Nya. Inilah yang dilakukan oleh para pemimpin agama yang melawan pemberitaan Injil secara frontal.
Ada seorang yang pernah berkata ‘aku memang pemabuk dan suka bermain perempuan, tapi aku tidak terima jika Nama Allah-ku dinista.’ Orang ini masih melakukan dosa, namun bukan ‘dosa dengan tangan teracung’ seperti yang dilakukan oleh para pemimpin agama. Dosa dengan tangan teracung merupakan dosa yang derajatnya lebih parah daripada dengan dosa lainnya.