TULIP (2): Pemilihan Tanpa Syarat (Unconditional Election)

Pemilihan atas manusia untuk diselamatkan merupakan bagian dari doktrin keputusan kehendak Allah. Keputusan kehendak Allah, yang pasti merupakan keputusan yang bijak dan sukar untuk kita selidiki. Namun Tuhan sdh memperigatkan kita melalui Ulangan 29:29 : “ Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita….”

MENENTANG MANUSIA
Doktrin keputusan kehendak Allah : Allah menetapkan dan mengetahui segala sesuatu sebelumnya, mencakup ajaran predistinasi atau ketetapan Allah mengenai keselamatan manusia. Doktrin keputusan kehendak Allah akan membuat manusia bergantung pada Allah. Manusia duniawi menyangkal pemerintahan Allah. Mereka tidak menerima keputusan kehendak Allah. Beberapa pemikiran manusia yang tidak menerima melihat sbb :

  • Takdir dan keberuntungan
  • Peristiwa dunia jalan dengan sendirinya seperti jam.
  • Sesuatu terjadi akibat peristiwa-peristiwa kebetulan
  • Sama sekali tdk memikirkan hal ini dan menerima saja apa yg terjadi

DOKTRIN ALKITAB DAN TEOLOGI REFORMED
Doktrin keputusan kehendak Allah dan predistinasi keadaan kekal manusia adalah sepenuhnya alkitabiah. Karena Allah yang kekal adalah penyebab dari segala sesuatu yang ada. Dia telah menciptakan bumi dan segala isinya. Oleh karena itu, Dia dapat berbuat apa saja kepada ciptaanNya sesuai dengan yang dikehendakiNya. Terlalu banyak bukti bahwa Allah sudah menetapkan segala sesuatu sebelumnya. Misalnya kisah Yusuf dan bangsa Israel dibawa ke tanah perjanjian, kisah sejarah para hakim dan raja dan nabi sampai kepada Kristus. Rencana Tuhan tetap untuk selama-lamanya, rancangan hatiNya tetap turun-temurun (Mazmur 33:11). Alkitab juga mengajarkan doktrin pemeliharaan Allah misalnya seperti dalam Mat 10:29, Luk 12:6-7 (burung pipit), Luk 21:18 (sehelai rambut). Paulus juga menegaskan mengenai doktrin keputusan kehendak Allah ini secara khusus ketika dia membahas mengenai pemilihan dan penolakan Allah (Rom 9-11). Doktrin keputusan kehendak Allah dan kehendak baikNya juga ditekankan oleh para reformator seperti John Calvin dalam buku the Institutes, pasal-pasal Ajaran Dordrecht (Kontra-Remostran), katekismus Heidelberg, Pengakuan Iman Gereja Belanda.

KEHENDAK ALLAH YANG BERDAULAT
Ketika kita membahas mengenai keputusan kehendak Allah dan pemilihan Allah, sangat penting untuk mengaku bahwa Allah tetaplah Allah, yang berarti Dia tidak perlu mempertanggung jawabkan tindakanNya kepada siapapun. Kehendak Allah yang berdaulat : Allah bebas (yakni tidak dibatasi oleh apapun selain oleh kehendak bebasNya sendiri) untuk berkehendak, merancang dan bertindak sesuai yang diinginiNya. (I Sam 3:18, 2 Sam 10:12, 2 Sam 15:26, Maz 39:10, 2 Sam 24:14, Mat 26:39). Kehendak Allah yang berdaulat juga disebut dengan kerelaan kehendakNya. (Maz 51:20, Maz 106:4, Mat 11:25-26, Kol 1:19). Segala sesuatu yang terjadi di bumi selalu sesuai dengan kemauan dan kerelaan kehendak Allah. Kehendak itu tidak bergantung kepada manusia sebab Allah adalah Allah yang berdaulat.

PENGETAHUAN ALLAH SEJAK SEMULA
Segala sesuatu telah diketahui terlebih dahulu oleh Allah, bahkan sebelum Ia menciptakan dunia. Pengetahuan Allah sejak semula atas segala sesuatu yang akan terjadi dihubungkan dengan dan ditetapkan oleh ketetapan-ketetapan kekalNya mengenai segala sesuatu. (Rom 11:33). Pengetahuan Allah sejak semula bahkan mencakup kejadian-kejadian kecil yang tidak begitu penting (kisah butung pipit dan sehelai rambut).

PEMELIHARAAN DAN DOSA
Pemeliharaan Allah juga mencakup dosa. Ia sudah tahu sebelumnya dosa-dosa apa yang akan dilakukan dan siapa yang melakukannya, namun kejatuhan itu tidak ditimbulkan dan diharapkan oleh Dia. Segala sesuatu telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah sesuai dengan keputusan kehendakNya dan manusia sendiri harus bertanggung jawan atas perbuatannya.

PREDESTINASI : PEMILIHAN DAN PENOLAKAN
Predestinasi adalah keputusan kehendak dan ketetapan Allah mengenai keadaan kekal semua orang. Predestinasi terdiri dari dua bagian : predistinasi untuk kehidupan kekal di sorga (pemilihan) dan predistinasi untuk hukuman kekal di sorga (penolakan). Urutannya adalah pertama-tama pemilihan (anugerah dan kemurahan Allah) lalu penolakan (membiarkan yang lain dalam keadaan tidak percaya dan binasa (keadilan Allah).

JANGKAUAN DAN TINGKATAN PEMILIHAN
Pemilihan dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan dan jangkuan. Menurut Calvin sbb:

  • Pemilihan terhadap suatu bangsa. Allah telah menetapkan bangsa mana yang secara khusus akan dilawat dengan pembertaan Injil.
  • Pemilihan secara pribadi : dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Kristen.
  • Orang-orang tertentu telah dipilh untuk menjalani suatu pekerjaan, tugas dan jabatan tertentu.

PEMILIHAN DI DALAM KRISTUS
Pemilihan untuk keselamatan merupakan pemilihan di dalam Kristus (Ef 1:4). Artinya bahwa Allah memilih dengan mempertimbangkan pekerjaan Kristus. Dipilih dalam Kristus : menunjukkan bahwa umat pilihan, tanpa kecuali hanya dapat diselamatkan melalui pekerjaan Kristus sebagai Pengantara. Semua orang yang dipilih untuk mendapatkan keselamatan akan mencari keselamatan di dalam Kristus dan akan menemukannya.

JUMLAH UMAT PILIHAN
Dengan bijaksana, pengakuan-pengakuan iman tidak menyatakan apa-apa mengenai jumlah umat terpilih. Di dalam Alkitab sendiri, kita bisa memperhatikan lima hal yang berkaitan dengan jumlah orang pilihan:

  • Lukas 13:23-24, tetapi ini pun tidak mengacu pada jumlah orang yg dipilih.
  • Ulangan 29:29 : hal-hal yang tersebunyi hanya utk Allah.
  • Wahyu 20 : 12 : kitab kehidupan akan dibuka ketika kedatanyan Yesus kedua kali.
  • Matius 20:16 : menyatakan bahwa tidak semua orang Kristen pada umunya masuk ke dalam kerajaan sorga.
  • Wahyu 19:1 (himpunan besar orang banyak), Wah 7:9 (suatu kumpulan besar orang yang tidak dapat terhitung banyaknya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa). Hal ini menunjukkan Allah yang memiliki dan mengaruniakan anugerah yang berkelimpahan.

INFRA DAN SUPRA-LAPSARIANISME
Orang pada zaman dulu mencoba menelaah ketetapan-ketetapan Allah dalam urutan logis. Secara umum ada dua kelompok, yaitu:

  • Kaum Supra-Lapsarianisme : predestinasi-penciptaan-kejatuhan
  • Kaum Infra-Lapsarianisme : penciptaan-kejatuhan-pemilihan

Pengakuan Iman Gereja Belanda dan pasal-pasal Ajaran Dordrecht dan sebagian besar penulis Reformasi dan Reformasi kedua lebih ke Infra-Lapsarianisme. Namun demikian, bukanlah hal yang sangat penting bagi kita untuk memilih dari kedua hal tsb di atas. Yang benar-benar kita perlu jaga adalah dua hal :

  • Allah telah memilih dan menolak
  • Manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa-dosanya dan sebagai akibatnya kebinasaan kekalnya sendiri. “kita diselamatkan hanya melalui kemurahan Allah yang memilih, tetapi kita binasa hanya melalui kesalahan dan ketidakpercayaan kita sendiri.

MENGAPA DIPILIH ATAU DITOLAK
Kita dipilih atau ditolak bukan berdasarkan respon perbuatan baik kita seperti yang dipercaya oleh kaum Arminian. 1 Yoh 4:19, Yoh 15:16, Ef 1:4, Ef 2:8-10 : uratannya jelas: pertama orang dipilih kemudian menghasilkan buah. Mengapa Allah telah memilih dan menolak : karena hal itu menyenangkanNya. Tujuan pemilihan : dimuliakannya Allah oleh orang-orang berdosa. Tujuan penolakan : Allah menolak untuk membinasakan.

PERTANGGUNGJAWABAN
Pemilihan dan Penolakan tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Tokoh reformasi, dengan mengikuti Alkitab, dengan jelas menunjukkan bahwa Allah juga telah memilih sarana-sarana keselamatan. Ia harus mencati anugerah, bertobat dan percaya kepada injil. Allah sungguh-sungguh memanggil kita untuk bertobat (termasuk orang-orang yang ditolak) diundang untuk menerima keselamatan Injil. Yoh 5:40, Mat 23:37, Luk 19:27, ayat-ayat ini tidak menyatakan bahwa kita tidak mampu bertobat (ketidakberdayaan kita) tetapi bahwa kita tidak ingin (ketidakmauan) berbalik kepada Tuhan. Semua orang yang mendapatkan pelayanan Firmat harus memanfaatkan sarana-sarana yang dapat menuntun mereka kepada pertobatan yang sesungguhnya.

KEPASTIAN PEMILIHAN
Orang percaya diyakinkan dan dipastikan akan pemilihannya melalui buah-buah pemilihan, yakni dukacita karena dosa dan keinginan untuk melakukan pekerjaan baik. Hal ini sangat tegas dikatakan dalam pasal-pasal Ajaran Dordrecht. Oleh kepastian pemilihan ini, umat pilihan tidak akan berdiam diri dalam kedamaian semu tetapi terlebih akan mencari Tuhan dan mengikutiNya dalam Kristus bahkan lebih bersungguh-sungguh dan lebih bersukacita dengan berjalan di dalam kehidupan yang baru dan kudus.

BUAH PEMILIHAN
Yes 43:21: “Umat yang telah Kubentuk(Kupilih) bagiKu akan memberitakan kemasyhuranKu. Buah dan tujuan dari kasih Allah yang memilih adalah kemuliaan namaNya.