Stand Up and Bless the Lord

Bangun dan Puji Tuhan

Lirik

Montgomery, James (lahir 4 November 1771, Irvine, Ayr, Skotlandia; meninggal 30 April 30, 1854, Sheffield, Inggris)

Musik

Genevan Psalter (1551)

Awalnya berjudul “pujian dan ucapan syukur,” himne ini ditulis oleh Moravian James Montgomery untuk perayaan sekolah minggu Wesleyan di Sheffield, Inggris. Bait yang pertama dan keempat diambil dari Nehemia 9:5, bait kedua dari Mazmur 138:2, dan bait ketiga dari Keluaran 15:2. Seluruh himne ini adalah himbauan untuk meninggikan nama Tuhan untuk pujian dan pemujaan, dan bait ketiga menjelaskan alasannya: Allah adalah perlindungan kita (yaitu keselamatan) dan kekuatan (Mazmur 46:1).

Sebuah bait (ketiga) yang tidak dimasukkan berbunyi: O untuk api hidup dari mezbah-Nya sendiri yang dibawa, untuk menyentuh bibir kita, mengilhami pikiran kita, dan membawa pikiran kita ke surga (Yesaya 6:6-7).

Himne ini paling baik digunakan sebagai panggilan untuk beribadah. Paduan suara dapat menyanyikan secara a cappella, dalam harmoni. Dengan jemaat, adanya iringan musik yang cukup energik akan membuatnya bisa dinyanyikan lebih baik.

B.P.

Katekismus Heidelberg P27 – Pemeliharaan Allah

Renungan harian

7 Juni 2021

Katekismus Heidelberg

P27 – Pemeliharaan Allah

Pert. Apa itu ‘pemeliharaan Allah’ menurut Saudara?

Jaw. Kekuatan Allah, yang mahakuasa dan yang hadir di segala tempat (a). Dengannya Dia memelihara langit dan bumi serta semua makhluk seakan-akan dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahnya (b), sehingga daun dan rumput, hujan dan kemarau (c), masa kelimpahan dan kekurangan, makanan dan minuman, sehat dan sakit (d), kekayaan dan kemiskinan (e), dan segala hal tidak menimpa kita secara kebetulan, tetapi datang dari tangan Bapa saja (f).

(a) Yoh 5:17. (b) Maz 104:30. (c) Yer 5:24. (d) Yoh 9:3. (e) Ams 22:2. (f) Mat 10:29.

Allah terus bekerja memelihara ciptaan-Nya setelah Ia selesai menciptakan. Ia tidak seperti pembuat jam tangan, yang setelah selesai membuat sebuah jam tangan, menjualnya dan tidak lagi memiliki urusan apapun dengan jam tangan tersebut. Pemeliharaan Allah menyatakan bahwa Allah masih peduli dan terus akan peduli sampai selamanya. Doktrin ini membuat kita memiliki keyakinan dalam berdoa.

Doktrin ini juga membuat kita yakin untuk bersandar pada Allah sepenuhnya. Allah yang mahakuasa itu juga adalah Allah yang peduli dan terus memelihara. Tidak ada satu hal pun dari hidup kita yang tidak diketahui-Nya dan tidak dipedulikan-Nya.

Katekismus Heidelberg P26 – Allah Sang Pencipta

Renungan harian

31 Mei 2021

Katekismus Heidelberg

P26

Pert. Apa yang Saudara percayai bila Saudara berkata, Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi?

Jaw. Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dari yang tiada (a), dan juga tetap memelihara dan memerintahnya menurut rencana-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya (b), adalah Allah dan Bapaku karena Anak-Nya, yaitu Kristus (c). Aku percaya kepada-Nya, bahkan aku tidak meragukan, Dia akan memeliharaku dalam semua kebutuhan tubuh dan jiwaku (d), dan juga mengubah segala bencana yang ditimpakan-Nya atasku di dunia yang penuh sengsara ini, menjadi kebaikan untukku (e). Sebagai Allah yang Mahakuasa Dia memang sanggup berbuat demikian (f), dan sebagai Bapa yang setiawan Dia berkehendak pula melakukannya (g).

(a) Kej 1:1. (b) Maz 145:15-16. (c) 2Ko 6:18. (d) Maz 55:23. (e) Rom 8:28. (f) Mat 7:11. (g) Mat 6:32.

Orang Kristen percaya tidak hanya akan keberadaan Allah tetapi memercayakan seluruh hidupnya kepada Allah. Ketika dikatakan bahwa kita percaya kepada Allah Bapa, itu berarti kita percaya bahwa Allah Bapa adalah Bapa dari Tuhan Yesus Kristus dan Bapa kita demi Kristus.

Allah itu mahakuasa, maka Ia bisa menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. ‘Mahakuasa’ berarti Allah bisa melakukan segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan natur-Nya. Allah tidak dapat berbohong karena Ia adalah Kebenaran. Ia tidak dapat berkontradiksi dengan perkataan atau sifat-Nya sendiri. Ketika Allah menyatakan kebencian-Nya terhadap dosa, pada saat yang sama Ia tidak mungkin mencintai dosa. Allah yang mencintai keadilan tidak mungkin berkenan pada ketidakadilan.

Referensi: Commentary on the Heidelberg Catechism by Dr. Zacharias Ursinus

Katekismus Heidelberg P25 – Allah Tritunggal

Renungan harian

24 Mei 2021

Katekismus Heidelberg

P25

Pert. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja (a), apa sebabnya Saudara menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus?

Jaw. Karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya (b). Ketiga Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan Allah yang esa, yang sejati dan kekal (c).

(a) Ula 6:4. (b) 1Yo 5:7. (c) 2Ko 13:13.

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah itu esa. Pada bagian lain Alkitab, disebutkan bahwa ada tiga Pribadi Allah. Kekristenan yang sejati tidak pernah mengakui tiga Allah yang berbeda atau mengakui Allah yang esa yang hanya satu Pribadi.

Banyak pengkhotbah, demi penyederhanaan dan demi memudahkan penerimaan jemaat akan doktrin Allah Tritunggal, menyimpulkan bahwa Allah itu hanya satu Pribadi yang muncul dalam tiga ‘bentuk’ yang berbeda (Modalisme).

Modalisme membuat beberapa bagian Alkitab menjadi terlihat absurd atau tidak bisa ditafsir dengan benar. Bagaimana kita menjelaskan pembaptisan Yesus (Matius 3:16-17) dari pandangan Modalisme? Sesudah Yesus keluar dari air, Roh Yesus turun ke atas Yesus, lalu Yesus berkata dari surga: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”. Tentu saja penjelasan ini terdengar sangat absurd.

Di atas kayu salib Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Bagaimana bagian ini dijelaskan dalam pandangan Modalisme? Apakah Yesus berdoa kepada diri-Nya sendiri (jika Bapa = Yesus)? Jika Bapa adalah sama dengan Yesus, mengapa Yesus tidak langsung saja berkata: ‘Aku mengampuni kamu semua’? Pandangan Modalisme kelihatannya mudah diterima dan mudah dimengerti jemaat, namun sebenarnya ini adalah pandangan yang sesat dan membuat penafsiran beberapa bagian Alkitab menjadi absurd.

Konsep Allah Tritunggal yang benar memang tidak bisa sepenuhnya dimengerti oleh rasio manusia, karena Allah itu tidak terbatas sedangkan manusia itu sangat terbatas. Kita tidak mungkin memasukkan semua air di laut ke dalam ember yang kecil. Ember itu bisa menampung sedikit air laut, namun air yang masih ada di laut itu masih sangat amat banyak. Tugas orang Kristen bukanlah mengerti Allah sepenuhnya (karena itu tidak mungkin) tetapi beriman/percaya dan mengerti siapa Allah sebatas apa yang Alkitab sudah nyatakan.