Lirik lagu ini ditulis oleh Thomas Obadiah Chisholm (1866-1960). Ia sudah menjadi guru sejak berumur 16 tahun. Ketika berumur 27 tahun, ia mengikuti kebaktian kebangunan rohani yang dipimpin oleh Dr. Henry Clay Morrison. Dalam kebaktian tersebut ia bertobat dan menyerahkan hidupnya untuk dipakai melayani Tuhan khususnya dalam hal musik. Ia menulis kurang lebih 1.200 puisi kristen sepanjang hidupnya. Salah satunya yaitu “Besar Setia-Mu” (Great is Thy Faithfulness) yang ditulis pada tahun 1923. Puisi kemudian diserahkan kepada rekan pelayanannya yaitu William M. Runyan (1870-1957) yang adalah seorang musisi kristen untuk membuat melodi dari puisi ini. Ia juga adalah seorang yang mendedikasikan bakatnya (musik) untuk Tuhan. Sejak tahun 1915, ia mulai membuat lagu pujian bagi Tuhan yang juga didorong oleh Moody Bible Institute.
Lagu ini merupakan suatu kesaksian dari Thomas O. Chisolm akan kesetiaan Tuhan di sepanjang hidupnya. Ia mempunyai tubuh yang sering sakit. Bahkan sampai akhir hidupnya, ia suatu kali hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. Di dalam sakit, kelemahan dan masalah hidupnya, ia ingat Ratapan 3:21-23, “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Kemudian ia menuliskan puisi ini berdasarkan dari perenungan akan bagian firman Tuhan tersebut. Bagian firman Tuhan ini dituliskan oleh Yeremia. Waktu itu adalah masa kelam bagi Yerusalem dimana banyak kejahatan, dosa dan penderitaan. Yeremia meratapi keadaan Yerusalem yang demikian. Namun dituliskan satu pengharapan dari Yeremia di tengah-tengah kejatuhan dan kehancuran Yerusalem yaitu Tuhan, Allah itu setia memegang perjanjianNya. Ia terus menyatakan kasih setia-Nya kepada umat-Nya. Dalam puisi bahasa inggrisnya, bait 1 menyatakan bahwa Allah itu tidak berubah setia pada perjanjianNya. Dan bahkan Allah tidak pernah gagal dalam memelihara umatNya. Bait 2 menyatakan kasih setia Tuhan dalam memelihara seluruh ciptaan. Kemudian di bait 3 dinyatakan bahwa Allah yang setia itu juga mengampuni kita atas dosa kita dan memberikan kita terus kekuatan untuk menghadapi hari esok untuk hidup dalam kebenaran. Setiap bait tersebut mengantar pada satu kesimpulan di dalam refrain yaitu Allah itu besar kasih setia-Nya.