Yesus Kasih Padaku (Jesus Loves Me)

Teks: Anna Bartlett Warner dan Susan Bogert Warner, 1860

Musik: William Batchelder Bradbury, 1862

Lagu ini begitu sederhana dan sangat dikenal oleh banyak orang Kristen. Tahukah siapa yang menulis lagu ini? Lagu ini ditulis oleh 2 orang perempuan kakak beradik yaitu Anna Bartlett Warner (1827-1915; dikenal juga dengan nama Amy Lothrop) dan adiknya Susan Bogert Warner (1819-1885; dikenal juga dengan nama Elizabeth Wetherall) yang berasal dari Amerika. Mereka adalah penulis buku-buku cerita Kristen dan lagu Kristen untuk anak-anak. Suatu kali Susan menulis novel berjudul “Say and Seal” lalu ia meminta Anna untuk menuliskan lagu anak-anak agar dimasukan ke dalam novelnya itu. Anna kemudian menuliskan lagu “Yesus kasih padaku.” Dan Buku itu dicetak dan disebarkan pada tahun 1860.

Pada tahun 1862, William Batchelder Bradbury, membaca buku “Say and Seal” dan langsung tergerak untuk membuatkan melodi dari puisi “Yasus kasih padaku”. Ia membuat melodi begitu sederhana dan mudah untuk diingat dan dinikmati siapa saja. Terlebih lagu pengulangan pada kalimat: “Yes, Yesus kasih padaku.” Selama 150an tahun lagu ini terus dinyanyikan oleh orang-orang kristen baik yang dewasa atau pun anak-anak. Lagu yang sederhana namun mengungkapkan suatu pesan luar biasa bahwa Kristus mengasihi kita semua. Manusia sudah berdosa dan harusnya mendapat hukuman Tuhan Allah. Tapi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal (Yohanes 3:16) yaitu Kristus Yesus untuk menebus kita semua yang berdosa. Ia menebus manusia berdosa dengan menanggung hukuman mati di atas salib. Kemudian bangkit pada hari ketiga karena Ia adalah Tuhan Allah yang hidup. Kristus adalah penyataan puncak dari kasih dan keadilan Allah.

 

Yesus, Sobat Kaum Berdosa (Jesus What a Friend for Sinners)

Lagu ini dalam bahasa inggris mempunyai 2 judul “Jesus What a Friend for Sinners” dan “Our Great Savior.” Lagu ini adalah lagu yang bertemakan penginjilan. Penulis lagu ini adalah salah satu penginjil besar akhir abad ke-19 (awal abad ke-20) yaitu John Wilbur Chapman (1859 – 1918). Ia adalah seorang Gembala di suatu gereja Presbyterian. Sejak umur 17 tahun ia menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan. Kemudian ia juga dipakai Tuhan untuk menginjili ke berbagai tempat dan kepada banyak orang. Paling tidak setiap minggu jemaat yang dia layani mendoakan pelayanan penginjilan yang terus ia adakan. Tuhan memakai dia menjadi alat kemuliaan Tuhan. Chapman berkata: “The rule which governs my life is this: anything that dims my vision of Christ, or takes away my taste for Bible study, or cramps me in my prayer life, or makes Christian work difficult, is wrong for me; and I must, as a Christian, turn away from it.” [Prinsip hidupku adalah ini: Segala sesuatu yang menjauhkan aku dari Kristus, menjauhkan aku dari pembelajaran firman Tuhan, atau membuat aku malas berdoa, atau menghalangi pelayanan Tuhan, itu adalah salah bagi-ku, sebagai kristen aku harus berbalik dari semua itu.]

Dalam lagu ini Chapman menyatakan pesan injil yang begitu luar biasa: “Yesus Kristus.” Dalam Matius 11:19 dijelaskan bahwa Yesus Kristus adalah teman bagi orang berdosa. Bahkan Yesus Kristus menegaskan bahwa ia datang untuk orang berdosa (Mat. 9:13). Yesus Kristus juga adalah yang memberikan kita kekuatan di dalam kelemahan kita (2 Kor. 12:10). Yesus Kristus adalah penolong dan kekuatan penghiburan kita (Ibrani 4:14-16). Yesus juga yang akan terus memimpin dan menjaga hidup kita (Matius 28:20).

Aku Hanyalah Seorang Yang Berdosa (Only A Sinner)

Teks : James M. Gray (1851-1935)

Musik : Daniel B. Towner (1850-1919)

Lagu “Aku Hanyalah Seorang Yang Berdosa” ditulis oleh James M. Gray. Walaupun dibesarkan di dalam keluarga Kristen, ia bertobat sungguh-sungguh ketika berumur 22 tahun. Ketika itu ia sedang mempersiapkan diri untuk pelayanan gereja dengan membaca buku kotbah dari kitab Amsal oleh William Arnot. Saat itulah ia tergerak dan menyadari keberdosaan serta ketidaklayakannya. Ia percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya Jalan Keselamatan untuk penebusan dosanya. Setelah menyelesaikan sekolah teologinya menjadi hamba Tuhan, ia juga terlibat dalam lembaga yang menyiapkan para misionaris atau hamba Tuhan yang siap diutus menyebarkan injil. Pada tahun 1890an, ia bekerjasama dengan D. L. Moody dalam penginjilan di New York, Boston dan Chicago. Kemudian hari ia melayani juga di Institusi Alkitab Moody dari sebagai pengajar kemudian menjadi president institusi tersebut. ia merupakan presiden Institusi Alkitab Moody ketiga setelah Moody dan Torrey. Kita dapat melihat bahwa James M. Gray memang sangat terpanggil dalam pelayanan penginjilan.

Kenapa penginjilan penting? Karena kita manusia berdosa. Lagu ini kembali menyuarakan pesan penting alkitab bahwa semua manusia berdosa dan sangat memerlukan anugerah Tuhan. Keselamatan itu bukanlah karena perbuatan baik atau usaha manusia tapi anugerah Tuhan di dalam Kristus. Seperti yang dikatakan dalam Efesus 2:8-9, Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Demikian tema utama yang dibawa lagu ini bahwa manusia berdosa dapat selamat hanya semata-mata karena anugerah di dalam Kristus. Seperti yang dinyatakan dalam bait pertama, “semua milikku hanya ku t’rima waktu ku percaya pada Yesus”, semuanya karena anugerah di dalam Kristus. Gray menggambarkan bagaimana orang berdosa itu dalam bait kedua, “tangis tak guna, jasa tak ada, kehidupanku tunggu binasa.” Hidup dalam dosa adalah hidup kesia-siaan yang membawa pada kebinasaan. Sebagaimana juga dinyatakan oleh alktiab dalam Efesus 2:12, “bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.” Dan juga dalam Roma 3:23, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Setelah menerima anugerah Kristus, bait ketiga, kita semua mengalami sukacita rohani dan penuh ucapan syukur. Bukan hanya itu saja, bait keempat, kita juga digerakkan untuk menyebarkan berita injil keselamatan kepada banyak orang dimana pun berada.

Bapa Sorgawi Memeliharaku (My Father Watches Over Me)

Teks: Walter Stillman Martin

Musik: C. H. Gabriel

Lirik lagu ini ditulis oleh Walter Stillman Martin (1862-1935) yang adalah suami dari Civilla Durfee Martin (1866 – 1948). Mereka adalah pasangan yang aktif dalam membuat lagu-lagu kristen. Martin belajar di Harvard University dan kemudian masuk dalam keanggotaan gereja Baptis. Sedangkan musiknya dibuat oleh Charles Hutchinson Gabriel. Ia lahir di Wilton, Iowa pada 18 Agustus 1856. Ia dibesarkan dalam kehidupan pertanian. Ayahnya mengajarinya menyanyi dan Charles pun menyukai musik sejak kecil. Bakatnya dalam musik sudah terlihat jelas sejak dia kecil. Dia belajar musik sendiri, misalnya seperti belajar memainkan alat musik organ untuk keluarganya. Di daerah dia tinggal, pernah seorang hamba Tuhan bernama (Pastor Pollock atau McAulay) meminta Charles mencarikan lagu yang sesuai dengan kotbahnya. Akhirnya Gabriel membuat lagu itu sendiri dengan tema yang sesuai seperti kotbah dari hamba Tuhan tersebut. Dia mulai mengajar musik di berbagai tempat sejak umur 17 tahun. Dia banyak menulis lagu-lagu yang bertemakan penginjilan. Ada kira-kira 7000 sampai 8000 lagu yang pernah dia tulis baik lirik atau pun musiknya. Dan dia sering sekali menggunakan nama samaran: Charlotte G. Homer, H. A. Henry, and S. B. Jackson. Ia meninggal dunia pada 14 September 1932 di California.

Lagu ini menceritakan mengenai pemeliharaan Tuhan (providensia Allah) atas ciptaanNya dan secara khusus orang yang dikasihiNya. Sebagaimana pemazmur menuliskan dalam Mazmur 62:5 bahwa “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku”. Allah bukan Tuhan yang diam saja melihat ciptaanNya. Tapi Dia adalah Allah yang memelihara dan menopang ciptaanNya. Terlebih lagu umat yang dikasihiNya. Kiranya lagu ini memberikan kita kekuatan dan penghiburan di sepanjang hidup kita untuk terus percaya dan bersandar pada Tuhan karena “Bapa Surgawi memelihara kita”.

Bangunkan Kami (Revive Us Again)

Teks     : William P. Mackay (1867)

Musik  : John J. Husband

William Paton Mackay lahir pada 13 mei 1839. Ketika ia berumur 17 tahun, ia melanjutkan studi di fakultas kedokteran di Universitas Edinburgh. Saat itulah ibunya memberikan alkitab kepadanya sebagai pedoman hidupnya selanjutnya. Alkitab ini sudah ditulis dengan namanya dan ada ayat-ayat khusus dipersiapkan ibunya. Suatu kali ketika ia dengan ceroboh menggadaikan alkitab dan memakai uangnya untuk membeli whiskey. Seiring berjalannya waktu, ia sampai pada praktik kedokteran untuk menyelesaikan kuliahnya. Pada suatu kali ia bertemu dengan pasien yang sedang sekarat dan sulit untuk disembuhkan. Pasien it uterus berteriak: “Bawakan buku-ku, aku perlu buku-ku.” Teriakan itu terus diingat Dr. Mackay dan membuat dia penasaran buku apakah yang paling penting dicari oleh orang yang sekarat.  Beberapa saat sesudah pasien itu meninggal, Dr. Mackay masuk ke ruangan pasien dan mencari buku itu. Ia menemukan alkitab. Di bagian depan alkitab itu terdapat namanya. Ternyata alkitab itu adalah alkitabnya yang dulu digadaikannya. Mungkin pasien ini yang dulu membeli alkitabnya itu. Baginya, alkitab ini menjadi warisan yang sangat bernilai dari seorang pasien yang meninggal. Lalu ia pun membawa alkitab itu ke ruang kerjanya. Ia menutup pintu dan membacanya. Itulah peristiwa yang mengubah hidupnya. Ia disadarkan atas dosanya dan mempunyai dorongan yang kuat untuk menyerahkan hidupnya bagi Kristus. Sesudah ia selesai masa praktik kedokterannya, ia pun menjadi hamba Tuhan seumur hidupnya. Ia terus melayani Tuhan di gereja Presbyterian. Ia meninggal pada 22 Agustus 1885.

Lagu “Bangunkan kami” (Revive Us Again) ditulis oleh William P. Mackay. Pesan utama lagu ini adalah pengorbanan sebagai puncak karya Kristus untuk menebus manusia berdosa. Ini merupakan berita mengharukan dan menyukakan. Lagu ini mengagungkan anugerah ilahi yaitu keselamatan dari Allah di dalam Kristus. Sebagaimana dinyatakan dalam Efesus 1:5-8, Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.”