Joyful, Joyful, We Adore Thee

Kami memuja-Mu dengan Penuh Sukacita

Lirik: Van Dyke, Henry (lahir 10 november 1852, Germantown, PA; meninggal 10 april 1933, Princeton, NJ)

Musik: Beethoven, Ludwig van (lahir 16 desember 1770, Bonn, Jerman; meninggal 26 maret 1827, Wina, Austria)

Pada tahun 1824, Ludwig van Beethoven merampungkan musik yang mungkin paling melelahkan yang pernah ia susun. Simfoni kesembilan yang monumental itu hampir secara universal diakui sebagai salah satu prestasi terbesar musik Barat. Inspirasi untuk karya itu adalah puisi Schiller “Ode to Joy “— pujian yang tinggi dan riang untuk sukacita dan komunitas manusia.

Pada tahun 1907, Henry Van Dyke menulis teks baru yang dimaksudkan untuk dinyanyikan untuk lagu ini dari gerakan terakhir “simfoni kesembilan Beethoven.” Van Dyke memberi kita himne pemujaan yang besar dan juga mengajarkan pelajaran penting: Schiller dan Beethoven mencari sukacita dalam tanah yang sudah tandus dari niat baik manusia. Bagi mereka, sukacita jarang sekali berkunjung, dalam saat-saat singkat kreativitas artistik dan idealisme humanistik. Hasilnya, sukacita mereka tidak lengkap dan tidak cukup — hampir tidak layak “untuk pemujaan yang mereka berikan”

Sebaliknya, himne ini memiliki kegembiraan yang lebih tinggi dan lebih sejati — sukacita yang telah dikatakan: “Allah yang dipercaya adalah sukacita yang dimulai; Allah yang dikagumi adalah sukacita yang dikembangkan; Allah yang dikasihi adalah sukacita yang dimatangkan.” Ini bukanlah sebuah himne untuk sukacita, melainkan sebuah himne sukacitan dan pujian bagi Allah yang kebaikan agung-Nya adalah sumber dari sukacita yang terdalam dan terpasti. Ini bukanlah sebuah himne kegembiraan sesaat melainkan warisan abadi yang diberikan kepada kita oleh kasih agape Allah. Inilah yang Nehemia maksudkan sewaktu ia menyatakan, “sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu” (8:11). Himne ini ideal untuk pembukaan ibadah.