Katekismus Heidelberg P50 – Duduk di sebelah Kanan Allah

Renungan harian

15 November 2021

Katekismus Heidelberg

P50 – Duduk di sebelah Kanan Allah

Pert. Mengapa ditambahkan lagi kata-kata duduk di sebelah kanan Allah?

Jaw. Karena Kristus telah naik ke surga, supaya di sana Dia menyatakan diriNya sebagai Kepala Gereja Kristen yang menjadi milik-Nya (a), dan dengan perantaraan Dialah Allah Bapa memerintah segala sesuatu (b).

(a) Efe 1:22. (b) Mat 28:18.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa tidaklah sama. Kristus dapat duduk di sebelah kanan Allah Bapa karena Ia telah naik ke surga. Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa selamanya, namun Ia hanya naik ke surga satu kali. Kita akan naik ke surga, namun kita tidak akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ibrani 1:13 Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?”

Frasa ‘sebelah kanan Allah Bapa’ dapat berarti dua hal: pertama, kuasa yang berdaulat atau kemahakuasaan Allah (Mazmur 118:16 tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!) dan kedua, kemuliaan yang tertinggi. Makna kedualah yang dimaksud dalam Pengakuan Iman Rasuli.

Frasa ‘sebelah kanan Allah Bapa’ dipinjam dari kebiasaan para raja zaman dahulu, yang menempatkan orang kehormatan di sebelah kanan mereka. Orang kehormatan ini dipercayakan bagian tertentu dari pemerintahan raja tersebut. Allah Bapa berkuasa dan memerintah segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, terutama Gereja, melalui Allah Anak.