Memperbaiki Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3)

 

Manakah yang lebih mudah: melihat kesalahan pada diri orang lain atau pada diri sendiri? Manusia berdosa lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan dirinya sendiri. Saat Adam ditanya oleh Tuhan mengapa ia memakan buah tersebut, Adam menjawab ‘perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.’ Adam menyalahkan Hawa atas apa yang terjadi. Ia juga secara tidak langsung menyalahkan Tuhan karena ia menyebutkan fakta bahwa Tuhan-lah yang menempatkan Hawa di sisinya. Hawa, sama seperti Adam, juga menyalahkan yang lain. Ia menyalahkan ular.

Kita sering mendengar bahwa dunia ini menjadi kacau karena para orang jahat telah berbuat semena-mena, benarkah demikian? Edmund Burke berkata “The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing,” juga Albert Einstein berkata “The world will not be destroyed by those who do evil, but by those who watch them without doing anything.” Kedua orang ini mengajak kita untuk tidak menyalahkan orang jahat terlebih dahulu tetapi untuk melihat diri kita sendiri terlebih dahulu. Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa kita harus mengeluarkan balok dari mata kita terlebih dahulu (Matius 7:5). Itulah ajaran Tuhan kita, yaitu agar kita bercermin terlebih dahulu.

Sebelum pikiran kita mulai menyalahkan orang lain, kita harus memilih untuk mencari kesalahan diri sendiri. Banyak pernikahan telah berakhir karena lebih suka menyalahkan pasangan ketimbang mengoreksi diri sendiri. Banyak orang mau mendapatkan teman yang tepat sesuai kriterianya, tapi tidak bertanya apakah dirinya sendiri sudah menjadi teman yang tepat bagi orang lain.

Mari kita berkomitmen untuk rajin memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, karena itulah tuntutan Tuhan bagi kita.

Masalah Terbesar Manusia

Ketika Yesus melihat iman  mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Matius 9:2b)

 

Ayu bertanya kepada Tika “Tika, menurutmu kenapa sih dunia hancur seperti sekarang?” Tika menjawab “kurasa gara-gara orang-orang jahat. Seandainya semua berlaku baik, kurasa dunia akan jadi lebih baik.” Ayu menimpali “benar juga kamu, tetapi kenapa ada orang-orang jahat ya?” Tika menjawab “mungkin karena kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan. Kalau manusia dididik dengan baik dan diberikan kecukupan hidup, kurasa manusia akan menjadi baik.” Ayu mengerutkan dahinya “tapi Tika, banyak loh penjahat yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik.” Mendengar itu, Tika berdiam sejenak “hmm.. iya juga ya. Aku jadi bingung.”

 

Continue reading “Masalah Terbesar Manusia”