Perbuatan Baik yang Menjauhkan Dosa

Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya. (Kejadian 4:7)

 

Habel telah memberikan persembahan yang berkenan kepada Allah, tidak seperti Kain. Namun Kain memberikan respon yang salah, yaitu kemarahan dan bukan pertobatan agar belajar dari Habel. Tuhan mengetahui isi hati Kain yang sedang marah. Meskipun Kain telah memberikan respon yang salah, Tuhan tetap mencarinya dan memberikannya peringatan agar jangan sampai berbuat dosa. Kita dapat mempelajari beberapa poin dalam peringatan Tuhan pada Kejadian 4:7.

 

Tuhan menerima perbuatan baik yang dilakukan dengan iman

Dalam terjemahan lain, ayat ini bisa ditulis “bukankah kamu akan diterima jika kamu berbuat baik?” Tuhan menyatakan kepada Kain bahwa dirinya masih memiliki kesempatan di hadapan Tuhan. Kain masih berada dalam posisi dimana ia bisa bertobat, berbuat baik di hadapan Tuhan, dan perbuatan baiknya akan diterima oleh Tuhan, sama seperti persembahan Habel yang diterima oleh Tuhan. Dalam Kisah Rasul 10 diceritakan bahwa Kornelius, perwira pasukan non-Yahudi, telah diterima doanya dan sedekahnya kepada umat Yahudi. Tuhan melihat hal tersebut dan mengirim Petrus untuk memberitakan Injil kepadanya. Tuhan yang melihat segala sesuatu di setiap waktu tahu setiap perbuatan baik yang kita lakukan demi kemuliaan-Nya, meskipun manusia tidak mengetahuinya, dan Tuhan berjanji memberkati mereka yang berlaku demikian.

 

Dosa mengincar mereka yang tidak aktif berbuat baik

Tuhan menyatakan bahwa jika Kain (dan juga kita) tidak aktif berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu dan menggoda kita untuk jatuh ke dalamnya. Orang Kristen dipanggil bukan hanya untuk secara pasif menjauh dari dosa, tetapi juga untuk aktif berbuat baik seturut kehendak Allah. Efesus 2:10 menyatakan bahwa kita adalah buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Jika kita gagal memenuhi panggilan ini, maka dosa itu akan merongrong kita. Dari bagian ini kita mempelajari bahwa salah satu cara agar kita semakin jauh dari dosa adalah dengan berbuat baik seturut kehendak Allah. Kita mungkin sering mendengar kesaksian bahwa mereka yang sering bersantai dan sering menganggur cenderung untuk lebih rentan jatuh ke dalam dosa. Bagian ini mengingatkan agar kita memanfaatkan waktu lebih efektif lagi untuk berbuat baik di hadapan Allah.

 

Kita harus berkuasa atas dosa

Tuhan berkata kepada Kain “engkau harus berkuasa atas dosa.” Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa sudah berada di bawah kuasa dosa. Paulus menyatakan bahwa sebelum kita percaya kepada Tuhan, kita adalah hamba dosa (Roma 6:17). Bagaimana mungkin seseorang yang merupakan hamba dosa dapat berkuasa atas dosa? Tentu saja manusia dengan kekuatannya sendiri tidak akan mampu berkuasa atas dosa dan meraih pengendalian diri yang sejati. Manusia membutuhkan Tuhan agar menang atas dosa. Paulus menyatakan bahwa mereka yang sudah beriman ‘telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran’ (Roma 6:18). Pengharapan ini ada bagi mereka yang sudah ada di dalam Kristus. Roh Kudus memberikan buah-Nya di dalam hati kita yang salah satu rasanya adalah pengendalian diri. Pengendalian diri yang diberikan oleh Roh Kudus memampukan kita untuk mengendalikan diri agar tidak berdosa.

 

Terpujilah Tuhan yang memberikan kita solusi atas masalah dosa. Firman-Nya terus menuntun kita untuk hidup lebih kudus dan berkenan kepada-Nya. Penyertaan-Nya bagi kita mengeluarkan kita dari lumpur dosa dan membawa kita kepada hidup yang berkemenangan.