Memperjuangkan Kekudusan Hidup

tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1 Petrus 1:15-16)

 

Budi baru saja selesai membaca sebuah buku rohani tipis yang berbicara tentang doktrin keselamatan secara singkat. Ia menutup buku tersebut dan terdiam merenung. Dedi berjalan melewatinya dan Budi memanggilnya “eh Dedi, coba sini dulu deh.” Dedi menjawab “ada apa Bud? Seperti biasa kamu serius amat mukanya.” Budi bertanya “kita kan sudah selamat nih karena percaya. Ini berarti kalau gue berdosa, keselamatan itu ga akan hilang kan?” Dedi seketika menjawab “iya Bud, betul, tapi kan Tuhan bilang kita ga boleh berdosa lagi. Betul kan?” Budi terdiam sejenak “iya sih, itu aku tahu, tapi apakah kekudusan itu sebegitu pentingnya?” Dedi menjawab “pasti penting lah, tapi lu cari sendiri ayat-ayatnya ya. Gue ga hafal, hehe. Kalo uda pelajari tolong kasi tahu gua juga ya.” Budi mengejek “yah, kamu sendiri ga ngerti tapi bilang itu penting. Gimana sih kamu.”

 

Continue reading “Memperjuangkan Kekudusan Hidup”

Bersukacita di dalam Tuhan

…Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan… (Yohanes 20:20)

 

Suatu kali Budi sedang membaca Alkitab di kelas. Ia menatap satu ayat dengan serius dan hampir tidak berkedip sama sekali. Anto melihat hal itu dan ia menghampiri Budi “serius banget bacanya. Ada apa sih?” Budi tetap berfokus pada ayat itu, namun ia mendengar Anto “aku bingung nih. Dalam buah Roh ada sukacita, tapi aku merasa jarang banget merasakan sukacita. Apa karena aku terlalu serius ya? Apa ada yang salah dari diriku?” Anto terdiam, merenung, tapi melanjutkan “iya, sudah bertahun-tahun aku menjadi Kristen tapi kog ya begini-begini saja sukacitanya. Aku senang sih kalau main games atau bercanda dengan keluarga, tapi sepertinya aku belum pernah bersukacita karena membaca Alkitab, berdoa, ataupun beribadah. Mungkin ada caranya untuk mendapatkan sukacita yang Alkitab katakan.” Budi menjawab “iya, aku pikir juga ada banyak teman-teman Kristen yang lain yang mengalami masalah yang serupa.”

 

Continue reading “Bersukacita di dalam Tuhan”

Menguatkan Diri di dalam Tuhan

…Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya… (1 Samuel 30:6)

 

Alkitab seringkali memberikan gambaran Allah yang menguatkan individu atau umat-Nya secara kolektif. Di sisi lain, Alkitab juga memberikan gambarkan individu yang menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan. Penggalan ayat 1 Samuel 30:6 ini lebih tepat diterjemahkan “Tetapi Daud menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan, Allahnya” (ESV: But David strengthened himself in the Lord his God). Daud merupakan subyek yang aktif dalam kalimat ini. Setiap anak Tuhan harus bisa seperti Daud dalam hal ini. Umat Kristen bukanlah kumpulan orang pasif yang hanya menantikan Tuhan bekerja di dalam doa. Umat Tuhan haruslah aktif seperti gambaran jemaat yang diberitakan dalam Perjanjian Lama dan lebih jelas lagi dalam Perjanjian Baru. Setiap orang Kristen harus kuat di dalam Tuhan agar bisa efektif dipakai sebagai alat di tangan Tuhan. Daud adalah seorang tokoh teladan yang dapat mengajarkan kita bagaimana menguatkan diri di dalam Tuhan. Bagaimanakah Daud dapat melakukan hal ini?

 

Continue reading “Menguatkan Diri di dalam Tuhan”

Masalah Terbesar Manusia

Ketika Yesus melihat iman  mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Matius 9:2b)

 

Ayu bertanya kepada Tika “Tika, menurutmu kenapa sih dunia hancur seperti sekarang?” Tika menjawab “kurasa gara-gara orang-orang jahat. Seandainya semua berlaku baik, kurasa dunia akan jadi lebih baik.” Ayu menimpali “benar juga kamu, tetapi kenapa ada orang-orang jahat ya?” Tika menjawab “mungkin karena kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan. Kalau manusia dididik dengan baik dan diberikan kecukupan hidup, kurasa manusia akan menjadi baik.” Ayu mengerutkan dahinya “tapi Tika, banyak loh penjahat yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik.” Mendengar itu, Tika berdiam sejenak “hmm.. iya juga ya. Aku jadi bingung.”

 

Continue reading “Masalah Terbesar Manusia”

Apakah Setan juga Beriman kepada Allah?

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)

 

Ayat ini menyatakan bahwa setan-setan percaya akan keesaan Allah. Kata ‘percaya’ pada ayat ini dalam bahasa Yunani adalah pisteuo. Kata ini mirip kata pistis yang berarti iman. Pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita adalah “apakah setan juga percaya kepada Allah seperti kita?” dan “jika benar demikian, apakah mereka juga diselamatkan seperti kita yang percaya?”

 

Continue reading “Apakah Setan juga Beriman kepada Allah?”