Jangan Melupakan Tuhan

“Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini” (Ulangan 8:11)

 

Saat perintah ini diucapkan oleh Musa, bangsa Israel masih mengembara di padang gurun. Mereka belum menyeberangi sungai Yordan untuk mengambil tanah Kanaan. Firman Tuhan ini diberikan kepada mereka sebagai peringatan. Sebelum bangsa Israel berdosa dan melupakan Tuhan di tanah perjanjian, Tuhan sudah memperingatkan mereka terlebih dahulu. Sama seperti Allah memberikan peringatan kepada Kain yang sudah marah di dalam hatinya (Kejadian 4:7), demikian pula Allah memberikan peringatan kepada bangsa Israel sebelum mereka merebut tanah Kanaan. Peringatan ini masih berbicara kepada orang Kristen masa kini.

 

Orang Kristen yang tidak berpegang kepada firman-Nya dan melakukannya adalah orang yang sudah melupakan Tuhan

Apa yang dimaksud dengan melupakan Tuhan? Apakah itu berarti orang tersebut sudah kehilangan ingatan sama sekali tentang Tuhan dan melupakan Nama-Nya? Ulangan 8:11 menyatakan bahwa seseorang melupakan Tuhan dengan cara tidak berpegang dan melakukan firman-Nya. Jadi seseorang dapat melupakan Tuhan bukan karena ia mengalami amnesia, bukan karena daya ingatnya lemah, tetapi karena ia tidak lagi menjalankan perintah Tuhan. Mengingat atau melupakan Tuhan bukan sekedar masalah kognitif semata tetapi masalah gaya hidup yang mengikuti atau mengabaikan perintah Tuhan. Yakobus sendiri menyatakan bahwa iman bukanlah masalah kognitif semata tetapi juga menyangkut buah iman atau perbuatan yang dihasilkan dalam hidup (Yakobus 2:20). Jika kita tidak mengikuti perintah-Nya, maka sebenarnya kita sudah melupakan Tuhan meskipun kita tetap beribadah setiap Minggu.

 

Orang Kristen yang membanggakan kekuatan diri adalah orang yang sudah melupakan Tuhan

Dalam Ulangan 8:17 Allah memberikan peringatan “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini” dilanjutkan dengan ayat 18 “tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu”. Dua ayat ini menyatakan dua hal yang bertolak belakang yaitu ‘membanggakan kekuatan diri’ dan ‘mengingat Tuhan’. Dalam bagian ini ‘mengingat Tuhan’ tidak dikontraskan dengan ‘melupakan Tuhan’ tetapi dengan ‘membanggakan kekuatan diri’. ‘Membanggakan kekuatan diri’ juga tidak dikontraskan dengan ‘membanggakan kuasa Allah’ tetapi dengan ‘mengingat Tuhan’. Kedua ayat ini sebenarnya mau menyatakan bahwa orang yang membanggakan kekuatan diri adalah orang yang sudah melupakan Allah. Jika seseorang tidak memuliakan Allah maka orang tersebut sebenarnya sudah melupakan Allah. Sekali lagi dalam bagian ini ‘melupakan Tuhan’ bukanlah masalah kognitif semata tetapi masalah kerendahan hati. Jika kita sudah mempelajari banyak pengetahuan teologi tetapi tidak merendahkan hati, sebenarnya kita sudah melupakan Tuhan.

 

Penghakiman akan diberikan kepada mereka yang melupakan Tuhan

Dalam Ulangan 8:19-20 Tuhan menyatakan rencana-Nya kepada mereka yang melupakan Tuhan. Ketika kita melihat penghakiman Tuhan dalam kitab 2 Raja-raja, kita akan menyadari bahwa Tuhan serius dengan ucapan-Nya. Tuhan yang panjang sabar dan berbelas kasihan selalu memberikan waktu bagi mereka yang melupakan Tuhan dan menunggu mereka bertobat. Tuhan yang panjang sabar dan berbelas kasihan juga tidak jarang mengutus para nabinya untuk memperingatkan bangsa Israel agar mereka kembali kepada Tuhan. Jika pertobatan tidak ditemukan, maka penghakiman akan segera dijatuhkan. Seorang teolog berkata “the enemy of faith is forgetfulness” (musuh dari iman adalah lupa). Jangan sampai kita melupakan Tuhan dan menghadapi penghakiman-Nya.

 

Mari kita terus mengingat Allah dengan cara merenungkan firman-Nya secara tekun, melakukannya, dan mengingat kebesaran Allah sehingga kita tetap rendah hati di hadapan-Nya.