Merenungkan Awal dan Akhir Hidup Manusia

Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

1 Timotius 6:7

 

Ayat ini sejalan dengan perkataan Ayub “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21). Kedua ayat ini menyinggung tentang awal dan akhir kehidupan manusia. Dalam 1 Timotius 6:6-10 ayat ini disebutkan dalam konteks yang bertemakan ‘kecukupan’. Dalam Kitab Ayub pasal pertama ayat ini merupakan pengakuan Ayub akan kedaulatan Allah yang tidak wajib memberi dan berhak mengambil apapun juga dari hidupnya. Meskipun ditempatkan dalam dua konteks yang berbeda, kedua ayat ini bersama-sama mengundang para pembaca untuk merenungkan awal dan akhir kehidupan manusia.

 

Continue reading “Merenungkan Awal dan Akhir Hidup Manusia”

Meraih Keuntungan Besar yang Kekal

Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (1 Timotius 6:6)

 

Dua kata dalam ayat ini yang menarik perhatian pembaca adalah: keuntungan besar. Manusia waras manakah yang tidak mau menerima keuntungan besar? Manusia pasti mau menerima bahkan mencari secara aktif keuntungan yang besar. Pertanyaan yang sangat populer, yang mungkin kita sendiri pernah tanyakan, adalah ‘bagaimana saya dapat meraih keuntungan besar, dan jika mungkin, dalam waktu yang singkat?’ Dunia menawarkan berbagai macam cara, namun pada intinya dunia mengajarkan bahwa demi mendapatkan keuntungan yang besar, seseorang harus menjadi sangat oportunis, mengambil apapun yang bisa diambil dari orang lain, meminimalisir pengeluaran meskipun itu akan merugikan pihak lain, dan menjadi pribadi yang self-centered. Namun Alkitab memberikan jawaban yang berbeda secara radikal. Ayat ini menyatakan bahwa keuntungan besar diraih melalui ‘ibadah yang disertai rasa cukup’.

 

Continue reading “Meraih Keuntungan Besar yang Kekal”

Jangan Melupakan Tuhan

“Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini” (Ulangan 8:11)

 

Saat perintah ini diucapkan oleh Musa, bangsa Israel masih mengembara di padang gurun. Mereka belum menyeberangi sungai Yordan untuk mengambil tanah Kanaan. Firman Tuhan ini diberikan kepada mereka sebagai peringatan. Sebelum bangsa Israel berdosa dan melupakan Tuhan di tanah perjanjian, Tuhan sudah memperingatkan mereka terlebih dahulu. Sama seperti Allah memberikan peringatan kepada Kain yang sudah marah di dalam hatinya (Kejadian 4:7), demikian pula Allah memberikan peringatan kepada bangsa Israel sebelum mereka merebut tanah Kanaan. Peringatan ini masih berbicara kepada orang Kristen masa kini.

 

Continue reading “Jangan Melupakan Tuhan”

Sukacita dan Penderitaan dalam Pelayanan

“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.”

(2 Korintus 1:3-4)

 

Pelayanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Kristen. Baik yang terbesar maupun yang terkecil, semua yang percaya kepada Tuhan merupakan anggota tubuh Kristus. Setiap anggota tubuh Kristus tidak dipanggil hanya untuk berdiam dan menjadi penonton, tetapi dipanggil untuk melayani seluruh tubuh Kristus. Namun kita harus mengakui bahwa pada faktanya pelayanan tidaklah selalu menjadi kegiatan yang sepenuhnya menyenangkan, bahkan ketika kita melayani di dalam gereja sekalipun. Mereka yang melayani Tuhan tidak pernah terlepas dari tantangan pelayanan. Tantangan tersebut bisa datang dari luar gereja maupun dalam gereja. Setan pun turut ikut campur agar panggilan orang Kristen untuk melayani dapat digagalkan atau setidaknya diminimalisir sehingga orang Kristen tidak bisa melayani Tuhan secara maksimal. Alkitab menyatakan bahwa Rasul Paulus pun mengalami banyak penderitaan dalam pelayanannya, namun ia tidak pernah mundur meskipun ia sempat mengalami keputus-asaan. Apa yang menjadi alasan bagi Paulus untuk tetap bersemangat melayani Tuhan di tengah kesulitan?

 

Continue reading “Sukacita dan Penderitaan dalam Pelayanan”

Memprioritaskan Tuhan Seumur Hidup

“apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!” (Hagai 2:20)

Bangsa Israel telah meninggalkan Tuhan dan mereka pun dibuang oleh Tuhan ke Babel. Namun harapan masih ada karena Tuhan masih menyertai mereka. Pada waktu yang Tuhan sudah tentukan, bangsa Israel dipulangkan kembali ke tanah perjanjian melalui perintah Raja Koresh yang hatinya digerakkan oleh Tuhan. Perintah Tuhan bagi mereka sungguh jelas yaitu mereka harus membangun Bait Suci sebagai pusat ibadah bangsa Israel dan lambang kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Namun sungguh disayangkan kitab Hagai menyatakan bahwa bangsa Israel tidak segera melaksanakan perintah ini. Nabi Hagai diutus kepada bangsa Israel untuk mengingatkan mereka akan perintah Tuhan membangun Bait Suci dan menegur mereka yang lebih mementingkan urusan pribadi mereka ketimbang panggilan mereka.

 

Continue reading “Memprioritaskan Tuhan Seumur Hidup”