Menguatkan Diri di dalam Tuhan

…Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya… (1 Samuel 30:6)

 

Alkitab seringkali memberikan gambaran Allah yang menguatkan individu atau umat-Nya secara kolektif. Di sisi lain, Alkitab juga memberikan gambarkan individu yang menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan. Penggalan ayat 1 Samuel 30:6 ini lebih tepat diterjemahkan “Tetapi Daud menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan, Allahnya” (ESV: But David strengthened himself in the Lord his God). Daud merupakan subyek yang aktif dalam kalimat ini. Setiap anak Tuhan harus bisa seperti Daud dalam hal ini. Umat Kristen bukanlah kumpulan orang pasif yang hanya menantikan Tuhan bekerja di dalam doa. Umat Tuhan haruslah aktif seperti gambaran jemaat yang diberitakan dalam Perjanjian Lama dan lebih jelas lagi dalam Perjanjian Baru. Setiap orang Kristen harus kuat di dalam Tuhan agar bisa efektif dipakai sebagai alat di tangan Tuhan. Daud adalah seorang tokoh teladan yang dapat mengajarkan kita bagaimana menguatkan diri di dalam Tuhan. Bagaimanakah Daud dapat melakukan hal ini?

 

Continue reading “Menguatkan Diri di dalam Tuhan”

Masalah Terbesar Manusia

Ketika Yesus melihat iman  mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Matius 9:2b)

 

Ayu bertanya kepada Tika “Tika, menurutmu kenapa sih dunia hancur seperti sekarang?” Tika menjawab “kurasa gara-gara orang-orang jahat. Seandainya semua berlaku baik, kurasa dunia akan jadi lebih baik.” Ayu menimpali “benar juga kamu, tetapi kenapa ada orang-orang jahat ya?” Tika menjawab “mungkin karena kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan. Kalau manusia dididik dengan baik dan diberikan kecukupan hidup, kurasa manusia akan menjadi baik.” Ayu mengerutkan dahinya “tapi Tika, banyak loh penjahat yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik.” Mendengar itu, Tika berdiam sejenak “hmm.. iya juga ya. Aku jadi bingung.”

 

Continue reading “Masalah Terbesar Manusia”

Apakah Setan juga Beriman kepada Allah?

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (Yakobus 2:19)

 

Ayat ini menyatakan bahwa setan-setan percaya akan keesaan Allah. Kata ‘percaya’ pada ayat ini dalam bahasa Yunani adalah pisteuo. Kata ini mirip kata pistis yang berarti iman. Pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita adalah “apakah setan juga percaya kepada Allah seperti kita?” dan “jika benar demikian, apakah mereka juga diselamatkan seperti kita yang percaya?”

 

Continue reading “Apakah Setan juga Beriman kepada Allah?”

Baik menurut Siapa?

Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Hakim-hakim 21:25)

Suatu kali Adit bertanya kepada Budi “apakah kita boleh berbohong?” Budi menjawab “tidak boleh.” Namun Adit bertanya lagi “apakah kita boleh berbohong kepada teroris agar misi mereka gagal?” Budi mulai merenungkan kembali konsepnya tentang boleh atau tidaknya berbohong. “Untuk kasus itu, boleh” jawab Budi. Adit bertanya lagi “jadi menurutmu bohong itu boleh dalam kasus-kasus tertentu?” Budi menjawab “kurasa demikian.” Adit bertanya lagi “bolehkah kita berbohong demi tujuan yang baik, seperti membohongi teroris tadi?” Budi mulai kebingungan “bingung ah, dulu aku belajar kalau bohong itu pasti salah, tapi sepertinya ada bohong yang baik, tapi aku tidak tahu pastinya yang baik itu seperti apa.”

Carlos menghampiri mereka dan menyapa Adit dan Budi yang sedang berdiskusi. Adit menanyakan hal yang sama kepada Carlos dan kemudian ia menjawab “bagaimanapun juga, bohong itu pasti salah.” Budi protes “jadi kamu mau jujur dan membantu teroris?” Carlos dengan sedikit marah menjawab “enak saja, aku tidak mau menolong teroris.” Budi bertanya “tapi kamu mau jujur kepada teroris?” Carlos menjawab “aku tidak mau membantu teroris, tapi berbohong itu pasti salah. Aku tidak tahu harus bertindak seperti apa dalam kasus demikian.”

 

Continue reading “Baik menurut Siapa?”

Persekutuan yang Menguatkan Hati

Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. (Kisah Para Rasul 28:15)

 

Ada begitu banyak hal yang Allah telah sediakan bagi anak-anak-Nya agar hati mereka dapat dikuatkan. Ayat ini menyatakan kepada para pembaca salah satu cara agar seorang percaya dapat dikuatkan hatinya. Kita akan merenungkan bagaimana seorang Rasul Paulus yang hidupnya dipakai secara luar biasa oleh Allah dapat dikuatkan hatinya.

Continue reading “Persekutuan yang Menguatkan Hati”